Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Paman (Part 2)
Hari ini setelah semua pekerjaan selesai Fram sudah duduk di ruangan VIP sebuah kafe,
Ruangan yang dibuat khusus untuk sebuah pertemuan penting,Ia sedang menunggu kedatangan Santoso dan putranya Rudi.
Kafe itu sendiri memang salah satu kafe milik keluarga Santoso.
Lima belas menit kemudian Santoso datang diikuti Rudi di belakangnya,
setelah penjelasan Rudi semalam Santoso seakan sudah menebak apa
yang direncanakan Fram,terlebih dia sendiri sudah mendengar kabar kematian Ibrahim.
Setelah Santoso dan Rudi masuk Fram sigap berdiri menyambut kawan karibnya,sahabat seperjuangan dulu saat sama-sama mengadu nasib di Ibukota .
"Selamat malam " Seranya berjabat tangan.
Santoso sudah duduk bersandar di sofa kafe.
"Katakan ada apa?" Tanya Santoso to the point.
"Tidak mungkin kau tidak menebak maksudku meminta mu bertemu disini" Rudi yang duduk di samping Aayahnya hanya mengernyitkan alis,mencoba menerka isi pembicaraan mereka.
Setelah memastikan bahwa Haris tidak mengetahui pertemuan ini,mereka pun mulai berbincang serius.
Mulai dari pesan Ibrahim sebelum meninggal kepada anak-anaknya, hingga surat wasiat yang diberikan pada Fram,
Santoso hanya mengangguk tanda mengerti,
raut wajah nya berubah sedih ketika membuka kotak berisikan surat dan sebuah foto.
Kali ini mau tidak mau aku harus terlibat urusan mereka. mau bagaimana lagi ini demi kebaikan semuanya,semoga dugaanku tidak salah .sekarang tinggal bagaimana cara mempertemukan keduanya. Rudi
***
"Bagaimana Rud kau sudah tau apa tugasmu kan" Papa sudah langsung to the point saat Rudi mengangkat panggilan.
" Iya iya pah,akan aku atur semuanya nanti" Rudi sudah paham maksud dari papa nya itu.
Pagi-pagi sekali Rudi sudah mendapat tugas,bahkan sebelum memulai sarapan.
"Kenapa sayang?" Shila bertanya cemas ketika ayah mertuanya menelpon sepagi ini "Apa ada masalah,tidak biasanya Papa nelpon pagi-pagi begini?"
"Gak apa-apa sayang,gak ada masalah,hanya ada tugas kecil dari papa yang harus aku kerjakan"Rudi tidak memberi tahu istrinya pertemuan semalam.
Ini RAHASIA kita bertiga,itu yang papa ucapkan semalam.
"O...memang nya tugas apa? penting banget ya?..." Shila masih bertanya penasaran.
"Ah gak ko sayang,nanti aku jelaskan setelah semuanya selesai ya!" Meraih tangan istrinya "Aku harus berangkat sekarang"
"Sayang siang aku izin ke rumah sakit ya?"
"Hei untuk Apa? kau sakit" Sudah cemas memegang dahi Shila,memastikan suhu tubuhnya.
T**api tidak panas.
"Ah tidak sayang,aku sehat,hanya mau chek up saja,konsultasi soal kandungan"
Jawab Shila sejujurnya.
"Kenapa tidak bilang dari kemarin aku bisa ambil cuti untuk menemani mu kan ?" Keluh Rudi yang melupakan bahwa hari ini jadwal konsultasi dokter .
"Gak apa-apa sayang,aku sendiri aja,gak apa-apa kok beneran" Shila yang paham betul kesibukan suaminya itu tak ingin membebani.
"Bener,gak apa-apa,gak dianter?" Rudi memastikan,ia mengusap lembut puncak kepala istrinya.
"Iya,sudah berangkat gih,nanti kamu telat loh" Shila tersenyum manis.
"Ya sudah,bilang jujur sama aku kalau ada masalah tentang kesehatan mu,mengerti..!" Peringatan Rudi itu sebagai bentuk kekhawatiran seorang suami terhadap istri yang paling di cintainya.
Shila hanya mengangguk sambil kembali memasang senyuman manisnya,Rudi meraih tengkuk Shila dan mencium keningnya.
"Berangkat ya" Pamit Rudi.
"Ya sayang hati-hati" Shila melambaikan tangan sampai mobil Rudi menghilang dari pandangannya.
***
Divya sudah dua minggu bekerja.
Kali ini ada tugas dari dewan direksi,agar ia menemui klien untuk menyerahkan berkas kerjasama di sebuah kafe tidak jauh dari area perkantoran tempatnya bekerja.
Saat Divya sedang berdiri di pinggir jalan menunggu ojol yang di pesannya datang, tiba-tiba sebuah mobil melaju cepat di hadapannya hingga genangan air menyiprat membuat bajunya kotor.
Kebetulan semalam memang hujan cukup deras.
"Hei tuan...berhenti..!!" Teriaknya kesal
sambil mengibas-ngibas bajunya yang basah dan kotor
Mobil pun berhenti beberapa meter di hadapannya.
Seseorang turun dari mobil,
Hah kenapa yang turun pangeran tampan begini sih...
bersambung....