Kematian yang menyedihkan kembali membawanya hidup dalam sosok yang lain. membalaskan dendam yang belum usai kepada orang-orang yang sudah menyakitinya tanpa ampun. Penderitaan yang ditanggung begitu besar, hingga bernapas rasanya menyakitkan.
Namun, itu dulu. Kini ia kembali dengan penampilan yang baru. Kelemahan terbesarnya kini telah musnah. Semua yang dulu menganggapnya sampah akan dia singkirkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hairunnisa Ys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sesakit Itukah?
Saira sudah sampai di rumah kediamannya bersama sang suami. Terlihat di ruang tamu, Aksa menatapnya tajam seperti biasa. Ia seperti seorang pencuri yang masuk ke rumah warga dan berhasil dihakimi massa.
"Ingat juga jalan pulang!" sinisnya.
Alis Saira mengerut sempurna mendengar ucapan suaminya yang terkesan sedang menyindir.
"Maksud Kakak apa?" tanya Saira.
Aksa bangkit dari sofa dan kenghampiri Saira masih dengan tatapan sinis.
"Pria tadi, apa dia mangsamu selanjutnya?"
Saira semakin dibuat bingung dengan pernyataan suaminya yang menurutnya sangat aneh.
"Apa maksud, Kakak."
"Kalau mau jadi wanita murahan, jangan saat kau menyandang status istri. Jadilah janda!"
Setelah mengucapkan hal tersebut, Aksa berlalu keluar sambil membisikkan sesuatu di telinga Saira sampai membuat tubuh wanita itu luruh menyentuh lantai.
"Apa salahku sefatal ini?"
Ia menangis dengan bahu bergetar. Perlahan bangkit menuju kamarnya. Ia menghempaskan tubuhnya di ranjang kecil yang selama ini menampung bobot tubuhnya saat malam. Ia menghabiskan malamnya dengan menangis, mengabaikan rasa lapar yang bahkan tidak ada apa-apanya di banding derita yang ia tanghung selama ini.
Ia ingat beberapa hari yang lalu, ia bertemu dengan keluarganya. Ia berharap bisa bertegur sapa. Namun, ia bagai orang asing yang terdampar di sebuah keluarga. Ia seolah sudah mati dan namanya tidak pernah tercatat sebagai anak di keluarga tersebut.
"Kenapa ya Tuhan, semua orang sangat membenciku. Suamiku, bahkan keluargaku. Apa kesalahanku di masa lalu tidak bisa dimaafkan? Apa sefatal itu Tuhan." isaknya.
Ketika derita, luka dan sakit yang kian lama semakin menganga tidak segera diobati. Maka pikiran negatif sering menyelinap nakal ke benak Saira. Ia ingin menghilang dari dunia yang membuatnya tidak berguna dan terbuang. Ia terlunta dalam kesendirian. Tidak ada ubahnya anak sebatang kara.
Tubuhnya perlahan mulai menghilang sampai ketiak. Ia masuk semakin dalam. Senyumnya mengembang membayangkan kematian yang sebentar lagi akan menyambutnya. Namun, saat tubuhnya sudah sebatas leher. Ia mendengar teriakan seorang pria dari belakang. Zain hampir kehilangan napasnya saat melihat aksi Saira yang menurutnya akan bunuh diri. Ia mulai bertanya ada apa dengan wanita tersebut sampai nekat melakukan hal ini.
"Saira ... Lo ngapain di sana?" teriaknya keras.
Saira berbalik menatap Zain yang sedang menyusulnya.
"Aku hanya sedang mencoba sensasi tenggelam. Apa akan semudah seperti di film-film."
Ia semakin masuk ke dalam dan kini hanya rambutnya yang terlihat. Zain mulai panik dan segera berenang dengan kecepatan tinggi untuk menyelamatkan Saira. Ia tidak akan pernah rela sampai kapan pun jika Saira harus mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini.
Pria itu segera menyelam saat tidak terlihat tubuh Saira. Ia mencoba menggapai tubuh yang mulai masuk makin dalam. Setelah berhasil menggapai ia segera membawa tubuh Saira ke tepian dengan susah payah. Permukaan danau yang ditumbuhi rerumputan membuatnya kesulitan mencapai tepi dengan membawa tubuh Saira.
"Saira ... Saira, bangun Saira." Zain menepuk pipi Saira dengan pelan. Ia mencoba memompa dada Saira sampai gadis itu memuntahkan air. Ia terbatuk dan menarik napas panjang saat kesadarannya sudah kembali.
Zain menghela napas lega saat Saira sudah siuman. Ia hampir menangis melihat Saira yang terlihat sangat putus asa. Bahkan ulu hatinya nyeri saat wanita itu ingin merasakan tenggelam. Sebegitu inginkah dia?
kenapa jadi abu-abu 🤔
cuiiiiiihhh 🖕🖕
apa itu masuk ya Thor🤔
cuuiiiiiiihhhh 🖕🖕🖕🖕🖕