Lin Yan merupakan anak dari ketua sekte Linyu yang tak dianggap di dalam sektenya sendiri setelah kedua orang tuanya meninggal, berbekal kalung leluhur pemberian sang ayah semasa masih hidup, Lin Yan mulai melakukan perjalanan untuk menjadi kuat dengan bantuan kekuatan rahasia yang tersembunyi di dalam kalung leluhur miliknya, bagaimana keseruan cerita ini ikuti terus ya alur ceritanya.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lazuardi aqbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Senjata Senjata Kuno
Lin Yan dan jendral Rugo kemudian berjalan menuju kearah bangunan besar yang berdiri kokoh di hadapannya, setelah memasukinya Lin Yan dan jendral Rugo merasakan aura megah dari puluhan senjata kuno yang melayang di hadapan mereka.
Namun sangat di sayangkan senjata senjata itu di lindungi oleh sebuah gelembung yang sangat kuat, sehingga untuk menghancurkannya begitu sulit.
Lin Yan dan jendral Rugo berupaya keras untuk dapat menghancurkan pelindung yang melindungi senjata-senjata kuno itu, namun usaha Lin Yan dan jenderal Rugo selalu mengalami kegagalan, hingga satu persatu cultivator mulai berdatangan ketempat itu.
"Kakak pertama aku tak ingin mereka mengambil apa yang telah kita temukan, ada baiknya aku segera melenyapkan mereka semua," ucap jendral Rugo dengan aura mengerikan yang seketika itu keluar dari dalam tubuhnya.
Beberapa cultivator yang melihat pancaran energi besar alam saint puncak pada diri jendral Rugo, telah menghentikan langkahnya saat ingin mendekat ke arah senjata senjata kuno, penyebabnya karena mereka semua merasakan adanya energi dari kekuatan alam saint puncak yang yang telah memberikan efek penindasan kepada mereka semua.
Lin Yan yang melihat amarah di wajah pengikutnya kemudian berusaha menenangkannya dengan berkata. "Kita telah mencoba untuk menghancurkan pelindung itu namun sampai saat ini pelindung itu masih belum bisa kita hancurkan, jika kita memakai bantuan dari para cultivator yang datang ke tempat ini maka aku sangat yakin pelindung itu pasti dapat kita hancurkan," ucap Lin Yan.
Amarah jendral Rugo seketika itu juga mereda saat mendengar perkataan tuan mudanya, dan tentu saja rencana Lin Yan begitu masuk akal baginya hingga aura ranah alam saint yang merembes dari tubuh Jendral Rugo pada akhirnya menghilang.
Sesaat Jendra Rugo menatap ke arah Lin Yan dan kemudian berkata. "Maafkan aku karena telah melakukan hal bodoh, baiklah kakak pertama aku akan memanfaatkan kekuatan mereka semua untuk dapat menghancurkan pelindung dari senjata senjata kuno itu," jawab jendral Rugo.
Jendral Rugo kemudian berjalan ke arah para cultivator yang kini bertambah banyak, setelah berada di hadapan mereka jendra Rugo kemudian berkata.
"Aku ingin kita bersama-sama menghancurkan pelindung yang melindungi senjata senjata kuno itu, dan setelah pelindung itu hancur maka kita akan berbagi senjata-senjata kuno yang berada di sana," ucap jendral Rugo sambil mengarahkan telunjuknya ke arah senjata-senjata kuno yang melayang di udara.
Semua cultivator dari berbagai aliran yang kini jumlahnya meningkat puluhan orang, kemudian saling bertatapan satu dengan yang lainnya setelah mendengar perkataan jenderal Rugo.
Tiba tiba salah seorang cultivator yang berada diantara kerumunan para cultivator berkata.
"Di sini akan berlaku siapa yang cepat dialah yang dapat, dan siapa yang kuat dia juga yang akan mendapatkan senjata kuno yang paling hebat diantar senjata senjata kuno itu, kurasa untuk pembagian yang kau maksud nantinya akan terjadi ketidakadilan karena kau pasti akan memilih senjata paling hebat di antara senjata senjata kuno itu, dan kami semua yang berada di sini pasti tak akan menerimanya," ucap salah seorang cultivator mencoba memprovokasi para cultivator lainnya yang berada di tempat itu.
"Kau benar sekali pasti ketidak adilan akan terjadi jika apa yang dikatakan nya harus kita terapkan setelah pelindung itu dihancurkan, ada baiknya kita berlakukan siapa yang tercepat akan mendapatkan senjata senjata itu, dan jika ada yang menginginkan senjata yang telah di dapatkan orang lain maka hal itu bisa berlanjut dengan sebuah pertarungan," timpal cultivator yang lainnya.
Jendral Rugo merasa geram mendengar semua ocehan para cultivator yang begitu menginginkan semua senjata-senjata kuno, dan hal itu membuat amarah jendral Rugo kembali memuncak.
Lin Yan yang melihat amarah di wajah jendral Rugo kemudian memegang pundaknya sambil berbisik.
"Jika mereka menginginkan hal itu maka biarkanlah, saat ini yang terpenting adalah pelindung itu di hancurkan terlebih dahulu, dan setelahnya baru kita melakukan aksi untuk melenyapkan mereka semua," bisik Lin Yan di telinga jenderal Rugo.
Jendral Rugo menganggukkan kepalanya, sedetik kemudian dia pun berkata kepada seluruh cultivator yang ada di tempat itu.
"Baik lah jika memang hal itu yang kalian inginkan, untuk saat ini ada baiknya kita bersama-sama menghancurkan pelindung senjata kuno itu," ucap jendral Rugo sambil berjalan ke arah pelindung senjata-senjata kuno, yang diikuti seluruh cultivator yang ada di tempat itu.
Sedetik kemudian mereka semua telah mengarahkan kekuatan penghancur ke arah pelindung senjata-senjata kuno, berharap pelindung itu hancur dan mereka semua bisa mendapatkan senjata kuno yang mereka inginkan.
Lin Yan yang saat ini ikut dalam penghancuran pelindung senjata kuno, dikejutkan oleh sebuah suara dari dalam kalung leluhur.
"Lin Yan..., semua senjata-senjata kuno itu memang memiliki keampuhan, namun aku tak menginginkan kau melakukan perburuan terhadap senjata-senjata kuno itu, karena aku merasakan adanya kekuatan dari senjata surgawi yang berada di tempat lain," ucap kalung leluhur.
"Maksud guru apakah aku harus meninggalkan tempat ini dan segera menuju ke tempat di mana aura senjata surgawi yang guru maksudkan?" tanya Lin Yan.
"Benar sekali, aku ingin kau mendapatkan senjata itu karena aura yang kurasakan dari senjata itu melebihi kekuatan besar tombak petaka guntur milikmu," jawab kalung leluhur.
Lin Yan sangat terkejut mendengar perkataan gurunya, selama ini tombak petaka guntur bagi Lin Yan adalah senjata hebat yang tiada tara, namun setelah mengetahui ada senjata yang melebihi kehebatan senjata tombak petaka guntur, tentu saja hal itu membuat Lin Yan ingin segera mendapatkan senjata yang dimaksud sang guru.
Tiba tiba Lin Yan teringat jendral Rugo, tak mungkin dia meninggalkan pengikutnya itu berebut senjata kuno dengan para cultivator yang juga menginginkan senjata-senjata kuno yang menjadi incaran mereka, karena hal itu akan membahayakan nyawa jendral Rugo.
Lin Yan kemudian berkata kepada kalung leluhur. "Guru aku akan memanggil jendral Rugo agar meninggalkan tempat ini bersamaku, karena aku tak ingin dia terluka akibat berebut senjata-senjata kuno dengan para cultivator yang berada di tempat ini," ucapnya.
"Ada baiknya jendral Rugo tetap berada di sini agar tak menimbulkan kecurigaan dari seluruh cultivator dengan kepergian nya, saat ini dengan kemampuan yang dimiliki jendral Rugo dia pasti akan mampu untuk menjaga dirinya sendiri," jawab kalung leluhur.
Lin Yan hanya bisa menghembuskan nafas berat, namun setelah itu Lin Yan pada akhirnya mengiyakan perkataan kalung leluhur untuk meninggalkan jendral Rugo.
Lin Yan kemudian melesat pergi menuju ke arah tempat keberadaan senjata surgawi yang dimaksud sang guru, hingga pada akhirnya Lin Yan berada pada sebuah tempat yang penuh dengan bebatuan cadas yang membentuk sebuah bukit.
Dengan arahan kalung leluhur, Lin Yan mulai mendaki bukit yang terbentuk dari bebatuan cadas, hingga pada akhirnya Lin Yan berada di puncak bukit.
Saat ini Lin Yan dapat merasakan aura yang sangat kuat, aura itu membuat Lin Yan kesulitan untuk bernapas hingga pada akhirnya dia pun berkata pada kalung leluhur.
"Aura ini begitu sangat kuat, sehingga aku tak bisa untuk menghalaunya walaupun aku telah mengeluarkan seluruh kemampuanku," ucap Lin Yan dengan penuh kecemasan.
Kalung leluhur yang mendengar keluhan Lin Yan, diapun kemudian berkata.
"Lin Yan hari ini adalah hari keberuntungan mu karena senjata itu ternyata pedang Asura, pedang surgawi yang memiliki kehebatan berkali-kali lipat dari senjata petaka guntur milikmu".
"Saat ini keberadaan pedang Asura berada di luar pagoda 9, tentu saja menandakan jika pemiliknya telah tiada, karena selama ini pedang Asura selalu berada di sini cultivator penguasa," jawab kalung leluhur.
"Maksud guru, cultivator penguasa pagoda 9 sebenarnya telah mati sehingga senjatanya berada di sini untuk mencari tuan baru baginya?" tanya Lin Yan.
"Benar sekali, cultivator penguasa adalah seorang manusia biasa yang tak memiliki keabadian, saat ini usianya ku perkirakan telah ribuan tahun karena sebenarnya cultivator penguasa telah duluan hidup dari tuanku".
"Penjaga pagoda 9 yang memiliki kemampuan hebat sebenarnya merupakan avatar dari cultivator penguasa, dan jika keberadaan cultivator penguasa telah tiada maka dengan sendirinya avatar penjaga pagoda 9 akan ikut menghilang, yang membuat siapapun kini bisa memasuki pagoda 9," jawab kalung leluhur.
"Guru jika memang perkataanmu benar ada baiknya kita segera pergi ke pagoda 9 untuk mencari berbagai macam senjata dan kitab-kitab teknik beladiri hebat di sana, karena aku yakin saat ini seluruh cultivator belum ada yang mengetahui jika penjaga pagoda 9 tak lagi menjaga bangunan itu," ucap Lin Yan.
"Untuk apa kau pergi ke sana karena sebenarnya harta karun puncak dari pagoda 9 adalah pedang Asura itu, jika kau dapat memilikinya dengan sendirinya teknik pedang melegenda milik cultivator penguasa akan menjadi milikmu," jawab kalung leluhur.
Lin Yan yang mendengar perkataan gurunya tentu saja merasa senang, karena dia tak menyangka harta karun puncak pagoda 9 kini berada di hadapannya.
Bersambung