NovelToon NovelToon
Larasati & Pak Bupati

Larasati & Pak Bupati

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan
Popularitas:18.3M
Nilai: 5
Nama Author: Mak Nyak

Ayu Larasati, seorang dokter spesialis kejiwaan yang lebih senang tidur di rumah sakit daripada harus pulang ke rumahnya. Ada sebab nya dia jarang pulang ke rumah. Apalagi jika bukan drama ibunya yang menginginkannya menikah dan segera memberikannya cucu.
Ibunya memaksa ingin menjodohkan dirinya dengan seorang laki-laki.
Duta Wicaksana, seorang bupati yang amat disegani di kota Magelang. Dia amat pintar mengelola kota nya sehingga kota nya bisa menjadi kota maju. Tapi sayangnya belum memiliki pendamping. Dirinya pasrah ketika akan dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang perempuan.
Mereka dipertemukan dalam ta'aruf. Mungkinkah cinta mereka akan bersemi?
Atau mungkinkah bunga cinta itu akan layu sebelum waktunya?
Mari kita simak perjalanan kisah cinta mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mak Nyak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menerima dan Menolak

Semua sudah selesai dalam doa dan dzikirnya. Duta berganti baju kembali. Saat itu dia berpapasan dengan Laras dan mengembalikannya kepada Laras.

"Terima kasih ya dokter" ucap Duta dan berlalu meninggalkan Laras.

Laras menyesap aroma parfum yang melewati hidungnya. Harum nyaaaa.

"Astaghfirullah Laraaaasss, sadar Ras" Dia mengucap istighfar tapi dengan tanpa sadar mencium baju yang tadi dipakai oleh Duta.

"Sstt, ngapain? Ayo udah ditungguin di meja makan" Ais mengagetkan Laras yang sedang menikmati aroma parfum Duta.

"Gak ngapa-ngapain. Ayo" Laras menaruh baju tersebut di mesin cuci.

Dia ikut bergabung dengan yang lainnya. Ais masih menerima telpon dan dengan segera dia kembali ke meja makan.

"Abi, umi, tante, pak bupati, maaf Ais harus kembali ke rumah sakit. Ada pasien yang memerlukan pembedahan segera. Jadi Ais mohon ijin tidak bisa ikut makan" Ais ijin kepada semuanya. Laras melirik mencari kebenaran pada mata Ais. Dan memang tidak ada kebohongan.

"Ras, kakak pinjem mobil kamu ya. Buruan. Mendesak nih"

"Iya-iya, Laras ambilkan dulu kuncinya" Laras kembali ke kamar.

"Umi siapkan bekal dulu buat kamu. Tunggu sebentar" Umi dengan cepat menyiapkan bekal untuk Ais dan memberikannya kepada Ais.

Ais menyalami semuanya kecuali Duta. Dan mengambil kunci mobil dan STNK yang diberikan oleh Laras.

Laras mengantarkannya hingga halaman depan.

"Nanti kabari kakak hasilnya gimana. Kakak ada pasien kecelakaan, dan ada luka di bagian perutnya" Ais sudah berada di dalam mobil.

"Iya, hati-hati"

"Besok mobilnya tak antar balik"

"Gampang, bawa aja dulu"

"Ya sudah, kakak pamit. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Laras segera kembali ke dalam dan bergabung di meja makan.

"Ras, tolong dilayani tamu nya" perintah Abi kepada Laras.

"Iya bi" Laras mengambilkan nasi dan lauk untuk Abi, Umi, mamah Aini, dan juga Duta.

"Segini cukup pak? Mau lauk apa?"

Sekali lagi Duta menahan tawanya saat Laras memanggil nya pak.

"Nak Laras, panggilnya jangan pak dong. Mas kek, abang kek, aa' kek, apalah masa iya dipanggil pak" protes mamah Aini saat mendengar Laras memanggil Duta pak.

"Kan pak bupati bu, kata kak Ais tadi beliau bupati kita, salah ya?" tanya Laras terbodoh.

"Iya betul ini bupati kita, masa iya kamu gak tahu bupati kita siapa sih?" Umi heran dengan Laras.

Laras menggeleng. Membuat semua tertawa. Laras hanya nyengir.

"Ini nasinya mau tambah?" tanya Laras lagi kepada Duta.

"Cukup, segitu saja"

"Lauknya mau apa pak, eh Bang?"

"Pecel lele saja"

Laras mengambilkan lauk sesuai keinginan Duta. Dia kembali ke tempat duduknya. Mereka makan dalam keheningan. Setelah selesai makan mereka kembali ke ruang tamu.

"Kita langsung ke intinya ya jeng, pak" ucap mamah Aini membuka pembicaraan.

"Jadi kedatangan saya dan anak saya kemari adalah untuk melakukan proses ta'aruf terhadap anak bapak dan jeng Saodah. Semoga bisa sampai proses khitbah" tambah mamah Aini menjelaskan maksud kedatangannya.

"Kalau saya sebagai orang tua menyerahkan segala keputusan kepada anak kami. Saya sebagai orang tua sangat senang dengan nak Duta. Dari cara dia memandang anak kami yang curi-curi pandang. Bisa menjadi imam, dan murotal nya itu lho. Merdu sekali. Kalau saya sih yes, tidak tahu anak kami bagaimana" abi menjawab maksud pertemuan ini.

"Gimana nak Duta dan Laras, kamu bersedia menerima proses ta'aruf ini?" tanya umi kepada mereka berdua.

"Saya menerima" ucap Duta.

"Saya menolak" ucap Laras.

"Apa alasan kamu menolak calon sesempurna Duta, Ras?" umi tidak habis pikir dengan Laras.

"Umi, yang bener saja dong. Masa iya, umi mau lihat Laras jadi istri kedua dari bang Duta??" Laras mengungkapkan alasannya membuat semua melongo.

Duta yang saat itu tengah minum sampai terbatuk-batuk.

"Uhuk uhuk uhuk, uhuk uhuk uhuk. Ehem" Duta kaget saat Laras bilang istri kedua. Istri pertama aja belum dapat bagaimana dengan istri kedua? 😂😂

"Apa maksud kamu Laras??" umi mulai geram dengan Laras.

"Umiii, bang Duta itu sudah punya istri, udah punya anak juga. Memang kalian mau anak kalian ini jadi madu buat keluarga orang lain? Laras tahu umi pengen Laras nikah, tapi bukan cara seperti ini dong miiiii, biii"

"Laraasss, Duta ini masih single. Dia belum pernah menikah" ucap Abi membungkam mulut Laras yang ingin beralasan lagi.

Duta seakan tahu arah pembicaraan Laras kemana. Dia hanya tersenyum menyimak perdebatan kecil itu.

"Lalu Kinan?" tanya Laras menatap Duta dan mamah Aini bergantian berharap mendapatkan jawaban dari pertanyaannya.

"Kinan? Ooohh, ibu paham ini. Sepertinya ada kesalahpahaman disini. Begini dokter Laraaaasss, ibu itu memiliki dua putra. Satu bernama Agus wicaksana, suami Yuna ayah dari Kinan. Yang nomor dua, Duta wicaksana, masih perjaka, masih single, belum memiliki anak" mamah Aini menjelaskan secara rinci tentang keluarganya.

Muka Laras menjadi merah. Ternyata praduga nya salah. Dia salah menilai Duta. Laras masih diam.

"Ras?" Abi membuyarkan pikiran Laras yang sedang mencerna bagaimana meminta maaf.

"Laras permisi dulu, maaf semuanya" Laras meninggalkan semua nya dan berjalan ke halaman depan.

"Jadi ini keputusannya gimana bi?" tanya umi kepada abi.

"Mmm, Abi, Umi, Duta boleh berbicara berdua dengan Laras? Sepertinya ada yang perlu Duta luruskan"

"Silahkan nak Duta" umi menjawab permohonan ijin dari Duta.

"Mamah tunggu disini ya" ucap mamah Aini. Duta mengangguk dan berjalan ke halaman depan.

Sementara itu di halaman depan Laras sedang merutuki dirinya sendiri. Merutuki kebodohan yang teramat memalukan bagi dirinya.

"Laras bodoh, bodoh, bodoh. Kenapa gak mikir kesana sih? Gara-gara ketidaktahuan ku tentang profil pak bupati sampai mengira aku akan dijadikan madu untuknya. Dasaar Laras bodooohhh" Laras merutuki dirinya sendiri.

"Ehem"

Laras menoleh ke sumber suara. Wajahnya semakin memerah. Dia celingukan bingung harus berbuat apa.

"Boleh saya ikut duduk disini?" Duta menunjuk kursi taman yang masih kosong di sebelah Laras.

"Hmm? B Boleh, silahkan" Laras terbata-bata sambil menggeser tubuhnya menepi.

Duta duduk disebelah Laras sambil tersenyum. Laras hanya mampu menundukkan kepalanya.

"Kenalan yuk!" ucap Duta memecah kecanggungan yang sedang terjadi diantara mereka.

Laras diam tak mampu menjawab. Mulutnya seperti dibungkam oleh makanan yang banyak sehingga untuk mengunyah pun sulit.

"Nama saya Duta Wicaksana, usia 35 tahun, udah terlalu matang ya. Hehehe, saya seorang bupati di kota kamu. Kamu bisa memanggil saya Duta, atau Wicak, terserah kamu. Tolong jangan panggil saya pak ya. Hehehe"

Laras mendengarkan penuturan perkenalan Duta. "Ehem, nama saya Ayu Larasati seorang dokter spesialis kejiwaan usia 28 tahun, biasa dipanggil Laras"

Duta tersenyum. "Boleh kita berkenalan lebih lanjut?"

Laras menoleh dan beradu pandang dengan Duta.

.

.

.

Mbak Laraaaasss, hahahah. Bodoh jangan dikembang biakin mbaaakk. Hehehe.

Siapa disini yang kayak author? Kenal bupati nya hanya nama saja? Jujur ayo jujur.

Author kalau ditanya siapa bupati nya? Bisa jawab namanya, disuruh nunjuk orangnya geleng-geleng kepala. 🤣🤣🤣

1
Erna M Jen
suka ceritanya
Erna M Jen
semoga jodoh dokter laras sama pak bupati
Erna M Jen
mampir juga
Julia Juliawati
mampir
budak jambi
enak y ngomong nybrama tu.coba dia yg di posisi mm aini apa rela jg dia kl duta yg meninhgal .dasr dak punya otak rama...coba dia alami kecelakaan dan yg meninggal ank ny gama apa bisa shila terima itu kecelakaan
budak jambi
otak dak di pakai kyk gitu la si arjun egois
Len's Sky
seruu..
Acha Askhatalah
Kecewa
Acha Askhatalah
Lumayan
Gina Savitri
Ngakak sih pas adegan ini 😂😂😂
Gina Savitri
Rena malu klo diledek laras punya hubungan sama mantan musuh
😂😂😂
Gina Savitri
Klo di jawa yg keluar terakhir sulung ya, jadi yg cowok sulung..
Gina Savitri
Sulungnya cewek malah cowok bontot
Gina Savitri
Emang kadang orang tua jadi penghancur rumah tangga anak sendiri gara2 omongan 🙄
Gina Savitri
Mau nyogok cuma 30rb 😂😂😂 buat makan 1 keluarga sehari aja kagak cukup apalagi buat beli suara selama 5tahun..wkwkwk
Gina Savitri
cie..cie..mas ari jodohnya dateng sendiri ke rumahnya tanpa harus di cari 😁
Gina Savitri
Mana ada sibuk sampai lupa sama acara 4 bulanan 🙃
Gina Savitri
Nina menghindar karna punya rasa sama dirga kayanya, bnr kata nina gak ada pertemanan antara perempuan dan laki2 pasti salah satunya ada yg suka lebih dulu atau sama2 suka 😁
Gina Savitri
Kirain arjun mantan nya dini 😂 ternyata ada 2 orang berbeda yg ngasih teror
Gina Savitri
Jangan2 arjun mantan pacarnya dini, masa bisa kenal dan tau klo abang duta dulu pacar dini..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!