NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 07 : Akhir Kelas, Menjadi Pusat Perhatian

"A-apa kau bilang?"

Ye Lin segera merubah ucapannya melihat Xiao Lingzhe melototkan mata. Tanpa rasa bersalah, tersenyum ketika perlahan menarik tubuhnya untuk bangkit.

"Tidak, murid tentu tidak keberatan menunjukkannya." Dia menakupkan tangan, setelah berkata segera meninggalkan tempat duduknya berjalan ke arah platform.

Ketika sudah di depan Xiao Lingzhe, mata mereka untuk sesaat saling bertemu, tetapi tidak ada kata yang terucapkan.

"Guru Xiao, boleh pinjam pedangnya?"

Suara Ye Lin menyadarkan Xiao Lingzhe dari lamunan. Dia melempar pedangnya dengan sedikit kekuatan, tetapi siapa sangka Ye Lin mampu menangkapnya tanpa kesulitan.

"Anak ini... Semakin diperhatikan semakin mirip dengan guru. Ini tidak mungkin kebetulan, bukan?" gumam Xiao Lingzhe.

Sementara pria tiga puluh lima tahun itu sibuk dengan pikirannya, Ye Lin telah berdiri di tengah platform sambil membawa pedang. Memegang dengan dua tangan, mengarahkan ke depan sembari tatapan fokus tanpa terpengaruh apapun.

Di momen ini, pedang mulai memancarkan cahaya biru samar. Seperti arus sungai, energi mengalir bebas tanpa hambatan.

Pemandangan tersebut membuat murid lain menatap keheranan.

"Apa yang terjadi? Bukankah Murong Yan tadi tidak sampai seperti ini."

"Apa dia salah memahami tekniknya?"

Ketika beberapa murid berpikir jika Ye Lin tidak melakukannya dengan baik, Xiao Lingzhe terdiam karena tahu betul apa yang sebenarnya terjadi.

Dia tidak bisa berkomentar, lebih tidak bisa berkata-kata saat menyaksikan apa yang dilakukan Ye Lin.

Begitu Ye Lin menebaskan pedang, udara langsung berfluktuasi, membuat siapapun akan merasakan niat membunuh yang kuat.

Mereka seolah dipindahkan dari satu ruangan ke sebuah penjara. Di mana kaki tangan mereka terikat rantai, lalu pedang besar menebas dada mereka hingga terbelah.

Blam!!

Begitu energi menyebar, mereka telah mendapatkan kembali kesadarannya. Masih berada di balai pelatihan, duduk di tempat dan tubuh juga tidak ada yang terluka.

Mereka tahu semua yang dialami hanyalah ilusi. Namun ilusi itu terasa sangat nyata hingga nafas mereka masih memburu dengan ketakutan.

"I-ini ...." Bahkan Xiao Lingzhe hampir tidak bisa berkata-kata.

Kedua alisnya menyatu, bibirnya menekuk, tak melepaskan pandangan dari murid di sampingnya.

"Bagaimana... Bagaimana kau melakukannya?"

Menerima tatapan itu Ye Lin masih sangat tenang. Tanpa terpengaruh, menjelaskan jika hal itu dikuasainya setelah mendapat pencerahan dari pemahaman yang diberikan.

"..."

Xiao Lingzhe tidak mempercayainya, tetapi juga tidak bisa mengatakan jika Ye Lin berbohong. Dia hanya bisa bertanya, "Lalu, seberapa jauh kau memahaminya?"

"Seberapa jauh?"

Detik berikutnya Ye Lin menunjukkan gerakan kedua dan ketiga secara berurutan. Tidak jauh berbeda, lagi-lagi hal ini membuat Xiao Lingzhe tercengang. Bahkan tanpa sadar tangannya mulai berkeringat dan ada harapan yang sangat besar tersirat di matanya.

"Lagi?"

Tentu Ye Lin tahu apa yang dipikirkan Xiao Lingzhe. Namun bukannya menunjukkan gerakan keempat Ye Lin malah menyerahkan kembali pedangnya pada Xiao Lingzhe, membuat pria itu tertegun.

"Kenapa?" tanyanya.

Namun Ye Lin hanya tersenyum.

"Guru, murid hanya memahami sampai gerakan ketiga. Tidak mampu lebih jauh lagi."

"..."

"Benar juga, apa yang kupikirkan? Bagaimana seseorang bisa langsung menguasai banyak gerakan setelah hanya mempelajarinya satu kali." Xiao Lingzhe manggut-manggut sebelum menyuruh Ye Lin kembali ke tempat duduknya.

Ye Lin tersenyum, tentu tak lupa memberi hormat sebelum turun dari platform. Dia berjalan di antara belasan pasang mata yang terus memperhatikannya, ada yang kagum, ada yang termotivasi, ada juga yang tidak senang.

"Dasar, pencari perhatian."

Murong Yan mengepalkan tangan ketika menatap ke tempat Ye Lin. Padahal seharusnya dirinyalah yang menjadi pusat perhatian di kelas Xiao Lingzhe, tetapi karena kemunculan Ye Lin, semua perhatian telah direbut darinya.

Dia sangat marah. Dia sangat benci. Dia tidak bisa menerima jika seorang murid unggulan sepertinya kalah dari seorang murid baru. Terlebih murid baru itu adalah Ye Lin, pengganggu yang sulit disingkirkan.

...

Bersama dengan itu hari semakin gelap. Xiao Lingzhe melanjutkan kelas setelah setiap murid menunjukkan seberapa banyak mereka menguasai teknik pedang pembalik gunung. Dia memberikan materi, lalu di akhir dia memberikan sedikit petuah.

Kelas pun berakhir, dan satu persatu murid meninggalkan balai pelatihan.

Ketika Ye Lin hendak keluar bersama Huang Mei, Xiao Lingzhe terburu-buru mengajar untuk menghentikannya.

"Apa kau ada janji setelah ini? Jika tidak, aku ingin bicara berdua denganmu."

Tak dipungkiri, pemandangan ketika Xiao Lingzhe bicara dengan Ye Lin menarik perhatian murid-murid lain. Sebagai murid baru, sudah dapat perhatian seorang guru jelas suatu yang dapat dibanggakan. Itu berarti kemampuannya telah diakui, dan masa depannya pasti akan cerah.

Murong Yan juga memperhatikan dari batas pintu balai pelatihan. Tangannya mengepal, berbalik dengan acuh tak acuh meninggalkan tempat tersebut.

Dia berusaha tidak memikirkan apa yang sudah terjadi. Berusaha melupakannya, tetapi beberapa murid yang berjalan di sampingnya malah terus menerus memuji kemampuan Ye Lin.

Seolah ingin dirinya mendengar semua pujian itu, mereka mulai berbicara semakin keras.

"Kalian ...." Murong Yan menghalangi mereka dan menunjukkan ekspresi tidak senang.

"Se-Senior, apa ada yang salah?" tanya ketiga murid dengan hati-hati.

Tentu saja tiga murid itu tahu siapa Murong Yan. Selain sebagai salah satu murid unggulan, dia juga Tuan Muda Keluarga Murong yang termasuk dalam tiga keluarga utama. Membuatnya tidak senang jelas bukan hal baik yang dapat dilakukan.

Namun Murong Yan masih diam tanpa mengatakan sesuatu. Tatapannya sangat mengerikan. Tak berkedip, seolah dapat menembakkan cahaya yang dapat membunuh mereka.

"Senior, jika tidak ada, kami pergi dulu."

Sebelum Murong Yan merespon ketiga murid itu memanfaatkan kesempatan menghindar sejauh mungkin. Tidak berani menoleh, hanya berjalan semakin cepat meninggalkan jalanan tersebut.

"..."

Murong Yan menarik nafas panjang. Untuk kesekian kalinya dia hampir tidak bisa mengendalikan diri.

"Murong Yan!"

Saat itu, Murong Yan mau melanjutkan langkahnya kembali ke kediaman. Tapi sebuah suara terdengar bersama kemunculan sosok yang tidak ingin dilihatnya.

"..."

Tangannya terkepal, tetapi Murong Yan tidak membuka mulutnya dan hanya berbalik pergi.

Ye Lin berdecak menatap punggung yang perlahan menjauh. Berkata, "Aku dengar dari Huang Mei jika kau yang membawaku kembali ke akademi."

Langkah Murong Yan terhenti.

"Bahkan jika itu orang lain, aku akan membantunya. Jadi jangan terlalu percaya diri, aku tak butuh kau berterima kasih."

Ye Lin menaikkan alisnya. Berkata, "Sepertinya kau sangat membenciku. Padahal jika diingat aku tidak pernah berbuat salah padamu."

Cih!

Murong Yan membuang mukanya sambil meludah. "Kau memang tak pernah berbuat salah, tapi kau sangat mengganggu. Aku benci penggangu."

Ye Lin tidak memberikan komentar. Dia mengerti dari cerita Huang Mei jika pemilik tubuh asli cukup terobsesi pada Murong Yan. Bagi pemilik tubuh asli, Murong Yan adalah pemuda yang hebat, kuat, tangguh dan cerdas. Pemilik tubuh asli ingin menjadi orang sepertinya, oleh karena itu mulai meniru dan mengikutinya.

Perilaku seperti ini, bahkan Ye Lin sekalipun akan merasa risih dan tidak menyukainya.

Ehem...

Ye Lin menggaruk tengkuknya dengan kikuk. "Pokoknya, aku hanya ingin berterima kasih. Kau menerimanya atau tidak, itu bukan urusanku. Sampai jumpa."

Ada perasaan yang aneh ketika Murong Yan melihat Ye Lin pergi begitu saja. Tidak seperti biasanya, hari ini dia tidak terlalu menempel dan mengganggunya.

"Anak ini, apa yang coba dia rencanakan?!"

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!