Aluna adalah salah satu atlit panahan terbaik saat ini dan selalu mendapatkan juara pertama di setiap kejuaraan, namun nasibnya naas hanya karena menemukan novel milik Orang lain di paper bagnya dan membacanya, lalu berakhir masuk ke dalam novel tersebut Luna kira dia akan menggantikan pemain utama karena memiliki nama yang sama dengannya, namun ketika makin memasuki bab-bab novel selanjutnya, jalan cerita Novel tersebut malah berubah total karena kedatangannya ke dalam novel tersebut Luna yang sejak di dunianya tak pernah memiliki pacar, harus di hadapkan dengan pemain Pria yang hanya bukan satu tapi 4 untuk menjadi Suaminya semua Apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nasib Luna?
Novel hanya karangan fiktif dan fantasi saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YeNitya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
"Tapi Putri" ucap Bertha ragu saat melihat gambar yang di tujukan oleh Luna pada nya
"Buatkan aja Nyonya Bertha, ini model terbaru, jika ini laris dan banyak penggemar nya, maka kamu akan mendapatkan banyak pesanan nanti nya" ucap Luna tersenyum dan Bertha mengangguk pelan, dia yang selama ini di kagumi oleh banyak Orang tentang karya-karya nya masih bisa kalah dengan ide Putri Kerajaan yang hanya berada di dalam Istana saja, Bertha tidak pernah berpikir jika karya yang Putri Luna tunjukkan pada nya saat ini begitu indah dan ini Bertha pastikan akan jadi model terbaru untuk kaum wanita ke depan nya di Negeri ini
"Baik lah Putri Luna, Hamba akan mengerjakan secepat dan sebaik mungkin hingga besok Pagi sudah ada di Kamar Anda" sahut Bertha
"Bagus Bertha, kalau begitu Aku menunggu nya" ucap Luna tersenyum senang karena besok pakaian yang dia ingin kan akan dia pakai nanti untuk melawan yang lain nya, karena Luna sangat penasaran dengan kekuatan ke Empat Pangeran tersebut, jika dia sudah menemukan kelemahan dan kekuatan nya maka ke depan nya dia tak akan dengan mudah di kalah kan oleh ke Empat Pria tersebut
Setelah kepergian Bertha, tiba-tiba saat Luna ingin kembali ke kamar nya, Sang Kakak bersama dengan ke Empat teman nya memasuki ruangan nya
"Adik, apa Kamu sibuk?" tanya Nio yang langsung terdiam di tempat dia berdiri sekarang karena melihat Luna yang hanya menggulung rambut nya hingga terlihat leher mulus nan putih di sana, begitu pun ke empat Pangeran tersebut, mereka juga ikut terdiam menatap kecantikan alami Luna yang saat ini tanpa make up dan juga menatap leher Luna yang dia tampilkan tanpa sengaja tersebut
"Lun, apa-apaan ini, rambut mu kamu buat seperti itu" omel Antonio
"Akh, maaf Kak, tadi Aku buru-buru menemui Nyonya Bertha, jadi nya lupa menghias rambut, ada apa Kak?" tanya Luna yang menatap ke Lima Pria di depan nya dan langsung melepas gulungan rambut nya hingga saat ini rambut tersebut kembali tertata rapi tanpa riasan apa pun
"Begini Lun, Kakak mau tanya sejak kapan kamu bisa bermain pedang dan siapa yang mengajari mu?" tanya Antonio menatap lembut Adik nya
"Eehhm, sejak Kakak pergi ke perbatasan, Aku belajar sedikit demi sedikit pedang saat Pengawal latihan Kak" ucap Luna berbohong
"Oh begitu rupa nya, pantas saja tadi kamu bisa mengalahkan William" ucap Antonio
"Itu tadi hanya kebetulan Nio, karena lawan nya wanita, Aku jadi mengalah" ucap William kesal
"Oh ya, kalau Anda mengalah, kenapa tadi mengangkat tangan ya? Akh, menyesal Aku hanya menodong kan pedang ke leher Anda saja, kenapa tadi tidak ku goreskan aja, agar ada kenang-kenangan nya" ejek Luna sambil menaikkan sebelah alis nya
"Kamu..." ucap William kesal
"Sudah-sudah, sekarang Kita pergi dari sini, Adik ku ingin istirahat sekarang" ucap Antonio menengahi pertengkaran antara William dan Luna saat ini
Setelah kepergian Kelima Orang yang mengunjungi Luna tadi, Luna kembali masuk ke dalam kamar nya
"Vio, nanti makan malam, Aku ingin di kamar saja, beritau Ayah kalau Aku lagi gak ingin keluar jika masih ada tamu Kakak" ucap Luna ketus
"Baik Putri, akan hamba beritahu Yang Mulia Raja nanti" ucap Vio patuh
Setelah kelima Pangeran itu meninggalkan kamar Luna, mereka semua memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing
Sesampai nya di kamar yang di sediakan oleh Kerajaan Middle, Para Pangeran mulai memasuki kamar tersebut yang ternyata letak nya tak terlalu jauh, karena ini termasuk kamar tamu yang di sediakan oleh Kerajaan Middle
Di dalam kamar, Alexander duduk termenung memikirkan kecantikan Luna yang tadi tanpa sengaja menatap wajah Luna tanpa riasan dan leher nya yang sangat putih nan mulus bagaikan porselen yang begitu indah di pandang
"Kenapa Aku kepikiran terus ya, Apa Aku mulai jatuh cinta juga kayak Andreas, tapi kan dia milik Andreas, mana boleh Aku menyukai nya..tapi hati Aku sejak tadi kayak terasa berdebar terus" gumam nya sendiri sambil menatap jendela yang terlihat pemandangan sore yang indah dari kamar nya
Malam Hari nya
Ke empat Pangeran bersama Pangeran Antonio telah masuk dan duduk di meja makan, lalu Raja Aldes yang melihat semua nya telah hadir langsung memulai makan malam tersebut
"Ayah, apa tidak menunggu kehadiran Luna?" tanya Antonio yang tak ingin Adik nya di tinggal makan malam bareng keluarga nya
"Tadi pelayan nya memberi tahu jika Luna malam ini ingin makan di kamar nya saja" ucap Raja Aldes
"Oh begitu, baik lah Ayah, Kita lanjutkan saja makan malam nya" ucap Antonio yang baru mengerti
Setelah selesai makan malam, Kelima Pria tersebut yang selama beberapa jam berkumpul untuk membahas Peperangan melawan musuh mereka yang sama-sama membuat Kelima Kerajaan gelisah karena Musuh dari Quites sangat lah kuat, membuat mereka menemui jalan buntu, hingga akhirnya mereka akan membicarakan nya besok hari karena tak menemukan jalan keluarnya sama sekali
Dominic yang sama sekali belum bisa tidur mulai menghampiri kamar Alexander dan melihat ternyata Alexander belum tidur sama sekali
"Ada apa kamu ke mari Dom?" tanya Alexander saat melihat salah satu sahabat nya masuk ke kamar dia sekarang
"Aku gak bisa tidur dan ku lihat kamu juga sama" ucap Dominic
"Iya, Aku juga sama belum bisa tidur malam ini, ntah lah perasaan ku agak gelisah" ucap Alexander
"Gelisah? Ada apa? Oh bentar-bentar Aku tebak dulu, seperti nya kamu mulai menyukai Luna kan?" tanya Dominic langsung
"Ah gak Dom, Itu kan milik Andreas dan Antonio sudah menyetujui nya" ucap Alexander
"Aku tau kamu terpesona dengan nya sejak siang tadi di kamar nya dan Aku pun juga begitu, Lex, tapi Aku gak berani karena Andreas sudah mengatakan nya lebih dulu ke Antonio" ucap Dominic jujur
"Hah? Kamu juga Dom, ku kira Aku aja, memang sih pesona Putri Luna sangat lah tinggi, dia begitu cantik alami dan pandai bermain pedang" ucap Alexander
"Benar Lex, belum pernah Aku merasakan perasaan ini pada gadis lain, ini rasa nya selalu berdebar ketika dia menatap ku" ucap Dominic
"Hemm, Aku juga, maka nya Aku bingung Dom dengan perasaan ku sendiri, di sisi lain seperti nya Aku menyukai gadis itu,tapi di sisi lain Aku menjaga hati sahabat ku" sahut Alex dengan wajah putus asa
"Kita jalanin aja dulu, Lex jika rasa ini semakin besar maka Aku akan membicarakan ini pada Antonio, ntah nanti siapa yang akan dia pilih atau Putri Luna pilih" ucap Dominic
"Ya Dom, Aku sepakat dengan mu, kita lihat perkembangan perasaan kita pada Luna, Aku juga akan seperti mu" sahut Alexander yang mulai optimis dengan perasaan tadi