NovelToon NovelToon
SNIPER CANTIK MILIK TUAN MAFIA

SNIPER CANTIK MILIK TUAN MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Olivia Xera Hilson, gadis cantik dan berwibawa yang tumbuh dalam bayang-bayang kekuasaan, terpaksa menerima tawaran pernikahan dari Vincent Lucashe Verhaag seorang pria karismatik sekaligus pewaris tunggal keluarga bisnis paling berpengaruh di Amerika.
Namun di balik cincin dan janji suci itu, tersembunyi dua rahasia kelam yang sama-sama mereka lindungi.
Olivia bukan wanita biasa ia menyimpan identitas berbahaya yang dia simpan sendiri, sementara Vincent pun menutupi sisi gelap nya yang sangat berpengaruh di dunia bawah.
Ketika cinta dan tipu daya mulai saling bertabrakan, keduanya harus memutuskan. apakah pernikahan ini akan menjadi awal kebahagiaan, atau perang paling mematikan yang pernah mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Dokter masuk memeriksa Valerie kecil. Olivia langsung berdiri.

“Bagaimana keadaan anak saya, dok?” tanya Olivia gelisah.

Dokter tersenyum lembut. “Semuanya normal, nyonya. Setelah infusnya habis, Baby Valerie boleh pulang. Ini hal yang wajar terjadi pada bayi. Untungnya Baby Valerie cukup kuat.”

Olivia menutup mulutnya, lega. Vincent mengembuskan napas panjang.

“Syukurlah…” ucap Olivia nyaris berbisik.

“Saya sudah menuliskan resep obatnya. Nanti bisa ditebus di apotek,” lanjut dokter.

“Terima kasih, Dok,” jawab Olivia cepat.

Dokter pergi, meninggalkan pasangan itu tenggelam dalam rasa lega.

“Sudah kubilang, Valerie bayi kuat,” ucap Vincent pelan.

“Kamu benar… Anya dan Roger pasti bangga kalau mereka melihatnya,” jawab Olivia sembari memandang bayi kecil itu dengan penuh cinta.

Vincent mengangguk setuju.

* * * *

Di sisi lain kota, Mark sedang menuju restoran untuk makan malam dengan kliennya.

“Tuan, rumah Dani terbakar habis. Mereka tidak menemukan jasad,” lapor asistennya.

Mark tersenyum miring. “Sudah kuduga. Vincent pasti sudah mengamankannya.”

“Asal Tuan yakin saja kalau itu benar ulah Vincent…” ujar asistennya ragu.

“Tentu. Vincent bukan tipe pria yang membiarkan pelaku bebas berkeliaran.”

“Lalu… bagaimana dengan kita, Tuan?” tanya asistennya khawatir.

Mark hanya menyunggingkan senyum kecil. Senyum orang yang memiliki rencana besar dan berbahaya.

* * * *

Di kantor, Eiden menatap layar berita: rumah Dani terbakar.

“Apa Vincent sudah menangkap Dani? Sial… bagaimana dengan aku?” gumamnya panik.

Wajahnya pucat, telapak tangannya basah keringat. Ia tahu keluarga seperti apa Vincent. Jika Dani sudah tertangkap… waktunya sendiri takkan lama.

Erica mendekati meja kerjanya.

“Hei, ada apa denganmu?” tanya Erica, heran melihat wajah Eiden.

“Tidak… tidak apa-apa.” Suaranya bergetar.

“Kau seperti dikejar rentenir,” celetuk Erica asal.

‘Ini jauh lebih parah dari rentenir…’ batin Eiden, hampir muntah saking takutnya.

“Ayo pulang. Sudah jam kerja selesai.”

“Iya… aku pulang sekarang,” katanya sambil bergegas membereskan meja.

Erica berjalan pergi, tapi matanya menyipit curiga.

‘Ada apa dengan dia? Apa dia punya masalah uang?’

Dia menyukai Eiden tapi tidak pernah berani menunjukkannya.

* * * *

Setelah menginap semalam di rumah sakit, mereka akhirnya bisa pulang. Vincent tidak beranjak sedikit pun dari sisi Olivia.

Sesampainya di mansion, Olivia dan suster membawa Valerie ke kamar untuk beristirahat.

Namun sebelum Olivia naik, Vincent menghentikannya.

“Aku ada sedikit urusan. Kalau ada apa-apa, hubungi aku,” ucap Vincent.

“Baik. Terima kasih sudah membantuku menjaga Valerie,” jawab Olivia tulus.

Vincent mengangguk dan pergi bersama Louis. Mobil mereka meluncur ke markas.

“Bagaimana? Sudah buka mulut?” tanya Vincent dingin.

“Belum sama sekali,” jawab Louis.

Vincent mengklik lidahnya. “Ck.”

* * * *

Aura Vincent saat tiba di markas begitu gelap hingga Max berbisik pada Domanic

“Dewa kematian…”

Vincent menuruni tangga menuju ruang bawah tanah. Ketiga sahabatnya mengikutinya.

“Bawa dia ke sini,” perintahnya.

Dua anak buah menyeret Dani yang sudah babak belur, diikat kuat di kursi besi.

Vincent duduk perlahan, mata dingin menatapnya.

“Halo, Tuan Dani,” ucap Vincent dengan nada yang membuat bulu kuduk berdiri.

“Siapa kau?” Dani menggigil.

Vincent tersenyum tipis. “Kau tidak mengenaliku? Biar kukatakan: aku Vincent Lucashe Verhaag.”

Deg.

Warna wajah Dani hilang seketika.

“Mau apa kau? Kenapa kalian menyiksaku?” teriaknya.

“Karena kau sudah bermain-main denganku,” jawab Vincent sambil memutar revolvernya.

“A-aku hanya menjalankan perintah!”

“Siapa yang memberi perintah?”

Dani menggigit bibir, menolak bicara.

Vincent tertawa pendek. “Setia sekali. Apa kau pikir dia akan melindungimu?”

“Dia… dia akan melindungi aku!” jawab Dani dengan suara palsu penuh keberanian.

Vincent mendekatkan wajahnya. “Sungguh naif.”

Dani menjerit, “Lepaskan aku! Kematian kakekmu bukan ulahku!”

Kalimat itu membuat Vincent membeku sepersekian detik.

Lalu dor! dor!

Dua peluru menembus kedua paha Dani.

“Ahhhhh!!!”

“Berani sekali menyebut kakekku…” Vincent menggertakkan gigi.

“Cepat katakan siapa bajingan yang menyuruhmu.”

“Terserah kau cari sampai mati! Aku tidak akan bilang!” Dani tertawa getir.

Vincent berdiri perlahan, mengambil pedang panjang.

Sretttttt…

Ujung pedang menggores lantai.

“Ada pesan terakhir untuk Tuan Mark?”

Dani terbelalak. “K… kau sudah tahu…”

Vincent tersenyum seperti iblis. “Lalu kenapa menyiksamu? Karena aku ingin.”

Dalam sekejap Craaass!

Pedang itu menebas lengan Dani. Darah menyembur, membasahi wajah Vincent.

“Ahhhhh!!!”

“Kau… iblis…”

“Ya,” jawab Vincent ringan. “Aku raja iblis. Dan sebelum kau mati, ingat: aku adalah mafia Black WINGS.”

Dani terisak, seluruh keberaniannya runtuh. “Maafkan aku… aku hanya menjalankan perintah…”

“Dan aku tidak peduli,” ucap Vincent datar.

Pedang diarahkan ke dada Dani—ditekan perlahan.

“Ahkkk…!”

Vincent menarik bilah itu ke bawah.

Perut Dani terbelah, organ dalam tumpah ke lantai.

Dani terhenti. Nafas terakhirnya hilang.

Bau darah memenuhi ruangan.

Vincent menatap hasilnya tanpa satu pun emosi.

Ia menikmati setiap detik.

1
Murni Dewita
gantung thor
Murni Dewita
double up thor
Rizky Handayani Sr.: ok kak, padahal uda double² up ni 🫠
total 1 replies
Murni Dewita
jodoh mu
Murni Dewita
👣👣👣
partini
wah kakek pintar juga yah
partini
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!