Kejadian yang tidak terduga, seorang agen rahasia yang baru menyelesaikan misi nya.
Namun dia dijebak oleh rekannya sendiri yang memang ingin menyingkirkan dirinya. Sehingga dia harus tidur bersama seorang pria asing.
Olivia namanya, sebagai agen rahasia yang selalu sukses dalam menjalankan misinya. Namun hal itu menimbulkan kecemburuan pada rekannya sendiri.
Sehingga Olivia harus melahirkan tiga anak kembar yang super jenius. Dan mereka pun mengasingkan diri di sebuah desa. Delapan tahun kemudian, mereka kembali ke kota.
Bagaimana kisah selanjutnya? Jika penasaran baca yuk!
Cerita ini hanyalah fiksi semata. Tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Seluruh cerita di dalamnya hanya imajinasi penulisnya semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
"Bu, kenapa termenung?" tanya Olivia lalu mendekat dan merangkul Mia.
"Hah." Mia menghela nafas. "Ibu tidak apa-apa," jawab Mia dengan tersenyum lembut.
Olivia pun mencium pipi Mia. Selama delapan tahun tinggal bersama Mia, Olivia merasakan kehangatan kasih sayang dari Mia seperti seorang ibu.
"Jangan terlalu memikirkan mantan suamimu. Orang seperti itu tidak baik untukmu," kata Adelia. Dia berpikir kalau Mia sedang mengingat mantan suaminya.
"Aku dan mas Jeki hanya masa lalu. Aku juga sudah melupakannya," kata Mia. Sekarang dia sudah bahagia dengan keluarganya. Aku juga sudah bahagia dengan kehidupanku yang sekarang. Apalagi sejak kehadiran Olivia dan triple A," tambah Mia.
Matanya menatap ke depan seolah mengingat masa-masa di mana pertama kali Olivia hadir dalam kehidupannya yang hidup seorang diri.
Kebahagiaan Mia terasa semakin lengkap dengan kehadiran triple A yang sudah dianggapnya seperti cucunya sendiri.
"Jangan khawatir, ibu tidak apa-apa. Ibu juga tidak perduli siapa kamu sebenarnya?" ujar Mia.
"Maaf ya Bu. Sebenarnya aku dulunya agen rahasia. Setelah kejadian malam itu, aku kabur tanpa tujuan. Lalu nyasar ke desa dan ditolong oleh ibu," kata Olivia.
Mia mengangguk. Dia tahu itu. Hanya yang tidak dia tahu adalah, Olivia seorang agen rahasia.
Tidak heran kalau Olivia bisa mengajarkan anak-anaknya seni beladiri dan ahli senjata. Ternyata untuk mempersiapkan diri dari musuh-musuhnya. Begitulah pemikiran Mia.
"Apa kalian tidak punya rencana untuk memberikan triple A adik?" tanya Mia mengubah topik pembicaraan.
Olivia dan Dewa saling pandang. Kemudian mereka tersenyum satu sama lain. Dewa mau-mau saja. Sementara Olivia juga tidak menolak kalau Tuhan sudah berkehendak.
"Ah iya benar. Mama juga ingin mendengar suara tangis bayi di rumah ini. Mama request bayi perempuan. Pasti lucu dan menggemaskan," kata Adelia dengan antusias.
Dia sudah membayangkan jika nanti di rumah ini ada suara tangisan bayi perempuan seperti keinginannya.
"Mama ini ada-ada saja. Kalau bisa request, kenapa aku tidak punya adik perempuan?" tanya Dewa.
"Huft. Mau dapatin kamu saja sulit. Boro-boro bikin adik untukmu," sela Robinson.
Ponsel Robinson berdering. Robinson segera melihat nama pemanggil yang ternyata dari penjaga gerbang.
"Halo Tuan. Ada seseorang ingin bertemu dengan nyonya Mia."
"Siapa?"
"Katanya namanya Jeki."
Robinson menoleh ke Mia. Mia mengerti lalu mengangguk sebagai tanda mengizinkan tamunya masuk.
"Hmm. Suruh dia masuk!"
Kemudian Robinson pun menutup teleponnya secara sepihak. Tidak berapa lama terdengar suara deru mesin mobil di depan rumah.
Pelayan segera ke depan untuk membukakan pintu untuk tamunya. Jeki pun di persilakan masuk oleh pelayan.
"Bik Imah, tolong buatkan minuman untuk tamu," pinta Adelia.
"Baik Nyonya." Bik Imah pun segera ke dapur untuk membuat minuman untuk tamu.
"Silakan Pak Jeki," kata Robinson.
Jeki pun duduk di sofa tunggal. Matanya tertuju pada Olivia dan Mia yang masih berangkulan.
"Ada perlu apa Mas datang kemari?" tanya Mia.
"Tidak ada, hanya sekedar berkunjung," jawab Jeki.
Sebenarnya Jeki datang kemari hanya untuk memastikan, apakah perkataan Mia itu benar atau tidak?
Ternyata Mia memang tinggal di sini, jadi Jeki pun percaya kalau Mia dan keluarga Robinson memang punya hubungan.
"Silakan Tuan," kata bik Imah menyajikan minuman dan camilan untuk Jeki.
"Terima kasih," ucap Jeki.
"Silakan diminum Mas," ucap Mia. Jeki pun mengangguk.
Dia berubah canggung kali ini. Entah kenapa? Saat berhadapan dengan Mia, ada rasa bersalah yang mengganjal dalam dirinya.
"Mia, aku datang hanya ingin meminta maaf," kata Jeki. Dia tidak tahu harus ngomong apa dengan mantan istrinya itu.
"Tidak apa-apa Mas. Walaupun dulunya kita saling cinta. Tapi kita tidak ada jodoh. Mas menikah dengan wanita lain, sementara aku menikah dengan pria lain," ucap Mia dengan tersenyum manis.
Mia tidak membuang muka atau apapun saat berhadapan dengan Jeki. Menurutnya, antara dia dan Jeki sudah lama berlalu dan hanya menjadi masa lalu.
"Kami tidak ingin ikut campur, sebaiknya kalian berbicara berdua saja," kata Robinson. Kemudian ia mengajak istrinya ke tempat lain.
Dewa dan Olivia juga berpindah dari situ. Mereka memilih untuk ke kamar saja. Kini tinggal Jeki dan Mia yang duduk berdua di ruang tamu.
"Oh iya Mas, jangan sering-sering menemui aku. Aku tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara kita. Mas tahu sendiri, bukan? Bagaimana sikap Anisa kalau dia tahu Mas Jeki sering menemui ku?"
"Dia tidak akan tahu, kamu jangan khawatir."
"Ya, mungkin saat ini tidak. Tapi besok atau lain kali pasti ketahuan juga. Aku tidak ingin menjadi perusak rumah tangga orang," kata Mia.
Mia pun meminta Jeki untuk segera pulang. Mia tidak ingin Jeki berlama-lama di sini. Dan juga, Mia tidak ingin Jeki sering-sering menemuinya.
"Kamu mengusirku?" tanya Jeki.
"Mas, mengertilah. Antara kita sudah bukan siapa-siapa lagi. Mas sudah punya keluarga sendiri. Aku juga sudah punya keluarga sendiri. Walaupun sekarang suamiku sudah meninggal," jawab Mia.
"Itu benar. Tidak elok kalau kamu terus menemui Mia," sela Adelia.
Jeki pun bangkit dari duduknya. Kemudian ia berpamitan kepada Mia dan Robinson juga Adelia.
"Aku pulang dulu," katanya.
Mia mengangguk lalu mengantar Jeki hingga depan pintu. Mia juga mengatakan untuk tidak menemuinya lagi sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Jeki melambaikan tangannya saat mobilnya mulai bergerak perlahan. Namun Mia tidak membalasnya.
Mia pun masuk ke dalam setelah mobil Jeki pergi. Mia kembali duduk di sofa ruang tamu bersama Adelia dan Robinson.
"Baru saja diomongin sudah datang orangnya," kata Adelia. Mia hanya tersenyum menanggapinya.
"Mungkin dia masih memiliki perasaan kepadamu," kata Robinson.
"Tidak mungkin, dia yang berselingkuh lalu menceraikan ku. Kalau memang iya, aku juga tidak mau kembali lagi dengannya," kata Mia.
Sementara Jeki masih dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Hari sudah sore ketika ini. Saat sampai di rumah, ia tidak mendapati mobil istrinya.
Jeki menghela nafas sebelum keluar dari mobil. Kemudian keluar dari mobil dan berjalan gontai memasuki rumah.
"Papa sudah pulang?" tanya Milea putri Jeki dan Anisa.
"Iya, mamamu ke mana?"
"Loh, bukannya mama ke restoran? Satu jam yang lalu perginya."
"Oh, mungkin papa sudah dalam perjalanan pulang tadi."
Jawaban Jeki masuk akal, sehingga Milea tidak curiga sama sekali. Lagipula, Milea tidak pernah mendengar skandal papanya di luar.
Jeki pun masuk ke kamar untuk mandi. Setelah selesai mandi, Anisa pun datang. Dia langsung ke kamar karena suaminya sudah pulang.
"Papa ke mana saja? Aku ke restoran katanya papa sudah pulang beberapa jam lalu," tanya Anisa.
Jeki yang baru keluar dari kamar mandi pun membuat alasan agar tidak di curigai oleh istrinya.
"Papa ketemu teman. Setelah itu langsung kembali ke rumah dan tidak lagi ke restoran," jawab Jeki.
"Kirain papa selingkuh," kata Anisa.
"Tidak mungkin lah Ma. Mama jangan berpikir yang tidak-tidak," ujar Jeki.
"Mama cuma khawatir saja Pa. Dulu Papa juga selingkuh dari Mia," kata Anisa.
Jeki terdiam. Memang dia yang salah karena tidak bisa menahan godaan. Apalagi Mia di vonis mandul ketika itu.
Sebenarnya Jeki tidak ingin menceraikan Mia. Tapi Mia memilih minta cerai daripada harus dimadu.
lanjut thor semngat💪💪💪
lanjut thor semngat💪💪💪