Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
...🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️🤾♀️...
...happy reading...
...⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️⛹️♀️...
Genia berdiri dengan sikap yang agak ragu, matanya tetap menatap pria yang berdiri di hadapannya, sosok yang baru saja menyelamatkannya dari pacar gilanya yang hampir menimpanya beberapa menit yang lalu.
"Apa kamu punya kartu nama juga?" tanyanya, dengan rasa kagum yang tidak bisa disembunyikan.
Alrazi menggelengkan kepalanya perlahan, matanya yang gelap seperti hitam manik menatap Genia dengan tatapan yang tenang. "Saya tidak punya, Nona," jawabnya dengan suara yang lembut namun tegas.
Genia menghela nafas pelan, merasa sedikit kecewa. Ia benar-benar ingin tetap terhubung dengan pria yang telah menjadi pahlawannya dalam sekejap. "Baiklah, kalau begitu kamu hubungi saja nomorku jika kau membutuhkan sesuatu," katanya sambil tersenyum manis.
"Baik, Nona. Terima kasih," kata Alrazi sambil mengangguk.
Tanpa menunggu lama, Genia pun segera menelpon para pengawalnya yang biasa menjaganya, meminta mereka datang ke villa secepatnya. Setelah selesai berbicara, dia kembali melihat Alrazi.
"Baiklah Nona Genia, saya mau kembali pulang," kata Alrazi berpamitan, sudah mulai berjalan mundur.
"Baiklah, hati-hati di jalan," jawab Genia, meskipun di dalam hatinya ia sama sekali tidak rela melihat sosok pria itu pergi begitu saja.
Ia berdiri diam, memandang Alrazi menjauh hingga bayangannya menghilang di tikungan jalan villa. Hati Genia terasa kosong sedikit, dan ia tidak bisa menghindari perasaan bahwa pertemuan ini bukanlah yang terakhir.
Genia masih berdiri di depan villa, menatap Alrazi yang semakin menjauh. Ia merasa sedikit kesepian, seperti ada sesuatu yang hilang. Ia tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakannya, tapi ia merasa bahwa Alrazi adalah orang yang spesial.
"Nona Genia, apa kamu baik-baik saja?" tanya pengawal yang baru saja datang.
Genia mengangguk, "Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin pulang."
Pengawal itu mengangguk, "Baiklah, Nona. Aku akan mengantar kamu pulang."
Genia berjalan menuju mobil, masih memikirkan tentang Alrazi. Ia tidak bisa melupakan senyum dan mata Alrazi yang tampan. Ia merasa bahwa ia ingin melihat Alrazi lagi, ingin berbicara dengan Alrazi lagi.
"Nona, ada apa dengan Anda, apa Anda terluka ata merasa tidak enak?" tanya pengawal itu melihat mimik wajah Genia yang berubah.
"Ah bukan, aku sedang memikir Tuan Alrazi, yang telah menyelamatkan ku tadi," kata Genia memalingkan wajahnya.
"Nona Genia, apa kamu ingin aku mencari tahu tentang Alrazi?" tanya pengawal yang duduk di sebelahnya.
Genia merasa jantungnya berdebar, "A... aku tidak tahu. Aku hanya ingin tahu kalau Alrazi baik-baik saja."
Pengawal itu mengangguk, "Baiklah, Nona. Aku akan mencari tahu."
Genia tersenyum, merasa sedikit lebih baik. Ia menutup mata, membiarkan dirinya menikmati perjalanan pulang.
Tak lama kemudian, Alrazi memasuki lobi perusahaan teknologi miliknya, perusahaan sebuah ruangan sederhana tapi penuh energi.
Saat melangkah menuju ruang kerja tim pengembang, ia melihat kelima karyawannya sedang bersantai di sudut ruangan: Rizki sedang minum kopi, Lina membuka ponselnya dengan wajah ragu, sedangkan tiga orang lain sedang berbisik dengan tatapan yang cemas. Meskipun sepertinya pekerjaan mereka telah selesai, suasana di ruangan terasa kaku dan tegang.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja