Kesha Kim Elvania adalah anak ketiga dari pasangan Kenzie dan Aisha. dikeluarga KIM Kesha di perlakukan sangat baik layaknya seorang Princess.
Kesha menjalin hubungan dengan seorang Dosen dikampusnya. mereka berencana akan menikah dalam waktu dekat, namun nahasnya disa'at menjelang H-5 pernikahannya calon suami Kesha mengalami kecelaka'an.
Pernikahan dan rumah tangga yang di impikannya bahagia justru sebaliknya menjadi belenggu cinta. Kesha dianggap pembawa sial oleh keluarga suaminya.
______________
"Aku ingin bercerai darimu, aku tidak mau terus-terusan disalahkan oleh kedua orangtuamu yang bukan atas kesalahanku" Pinta Kesha.
"Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikanmu! karena penyebabku seperti ini adalah gara-gara kamu"
"Lucu sekali kamu tidak mau melepaskanku, tapi kamu dan orangtuamu tidak punya hati memperlakukanku tidak baik, jangan sampai Daddyku tahu, jika tahu kamu akan dihabisi olehnya!"
Setelah bercerai akankah Kesha bahagia kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itha Queenza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 - Arti & Makna Sebuah Kata C I N T A
Axel berjalan sambil memapah Kenzie. dulu musuh kini menjadi calon besan kedua lelaki paruh bayu itu memanglah sering berselisih karena kejadian masa lalu.
"Hei kamu sini!" panggil Kenzie kepada anak buah Arxel yang sedang membantu temannya yang terluka.
"Iya Tuan, ada apa?"
"ledakan rumah ini, seolah-olah kebakaran nanti masalah cctv aku yang urus, kau ledakan pakai tabung gas di belakang Mansion inu ada banyak dan pastikan dulu semua anggota kita sudah selamat." perintah Kenzie.
"Baik tuan," ucapnya lalu melenggang pergi.
"Ken, apa gak akan jadi masalah? Ini negara orang." tanya Axel dengan cemas.
"Tenang saja, jika bersamaku semuanya aman, memangnya kamu bodoh otakmu hanya selangkangan saja,"
"Ck.. Kau maling teriak maling, justru kau yang otaknya hanya selangkangan, sudah ah aku malah memapahmu yang segede kingkong jalan sendiri!" kesal Axel sambil mendorong Kenzie sampe terjatuh lalu masuk kedalam mobil.
Kenzie pun terduduk di bawah. "Dasar Botaaak... Sungguh makin tua aku malah di pertemukan dengan sebangsa orang modelan seperti itu, aku jadi merindukan David Morgan si Dewa mesum." gumam Kenzie lalu bangun dengan jalan pelan karena ia merasa energi tubuhnya sudah terkuras.
***
Di rumah sakit. Arxel habis di tangani oleh dokter begitu pun dengan Kesha mereka habis membersihkan diri dan mengganti pakaiannya yang di belikan anak buah Arxel.
Arxel habis melakukan transfusi darah sebanyak dua kempek. keduanya pun sedang berpelukan untuk mencari kenyamanan.
"Kenapa hm? Apa masih ada yang sakit?" tanya Arxel. Kesha hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Aku takut sekali tadi waktu kamu pingsan, sungguh aku tidak bisa berfikir jernih Ar,"
Hati Arxel merasa bahagia atas apa yang di katakan Kesha. "Kenapa takut hm?"
"Ya takut lah, lalu aku sama siapa kalau kamu tidak ada, hidupku tidak ada artinya lagi hanya kamu yang menerimaku dengan tulus selain Daddy dan keluargaku,"
"Jangan bilang gitu, masih banyak lelaki baik di muka bumi ini yang lebih baik dariku, apa lagi melihat Princess cantik dan baik hati sepertimu, semua lelaki akan bertekuk lutut kecuali si Ammar bodoh itu,"
Kesha pun mengeratkan pelukannya. "Aku tidak mau lelaki yang lainnya, aku hanya mau kamu jangan tinggalkan aku lagi,"
"Why?" goda Arxel.
"Because aku sangat mencintaimu, aku takut tadi, sangat takut." ungkap Kesha.
"Terima kasih sayangku, Princessku, sudah mencintaiku dan menerima cintaku, tidak ada kata indah lagi selain aku cinta kamu dan aku sayang kamu, cintaku ini benar adanya dan dari kata cinta ini ada makna yang sangat sakral dengan arti yang tinggi."
"Kaya ijab kabul saja sakral, jelaskan dengan arti yang tinggi?" tanya Kesha.
"Mungkin sebagian orang kata Cinta itu hanya kata ungkapan perasaan saja, tapi tidak bagiku. Lima huruf itu mengandung arti dan tanggung jawab yang besar di dalamnya. Bukan hanya soal mencintai tetapi bagaimana kita bisa membuat pasangan kita nyaman dan bahagia saat bersama kita dan itu harus ada kesetiaan, kejujuran dan pengorbanan, bagiku kata Cinta itu sakral karena setelah kata itu terucap bahagia kamu adalah tanggung jawabku aku tidak berani mengatakan Cinta jika aku belum bisa memberikan makna di dalam kata itu,"
Mata Kesha pun berkaca-kaca yang mendengar ungkapan dari Arxel yang sangat dalam ia teringat kembali dengan masa lalunya. "Lalu apa jika mereka mengatakan cinta tapi di dalamnya tidak ada kesetiaan dan tanggung jawab tetapi hanya ada air mata saja?"
"Itu Bukan cinta sayang, itu hanya nafsu dan rasa penasaran saja, mereka berlindung mengatasnamakan cinta, tapi bagiku arti cinta tidak seperti itu, banyak orang-orang menggunakan kata cinta untuk tujuan yang tidak baik padahal cinta sendiri itu suci dan harus di jaga dengan baik,"
"Ar, kamu belajar dari mana tentang arti cinta ini? sedangkan kamu bilang kamu tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita lain selain aku, lalu ini apa kamu seperti sudah berpengalaman."
"Aku bicara bukan hanya dari pengalaman saja sayang, aku bicara sesuai apa yang aku rasakan dan alami, dan itu benar adanya cintaku padamu tidak main-main aku sudah menaruhmu di dalam hatiku sejak cinta itu datang, jadi apa pun keadaanmu aku akan tetap mencintaimu,"
Kesha menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Arxel. Lelaki yang ia harapkan seperti Daddynya, mencintainya dengan tulus dan besar kini ia sudah menemukannya yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
"Aku menyesal sudah pernah menikah dengan Ammar, seandainya aku tahu perasaanmu sangat besar gak mungkin aku menerima cinta palsu Ammar, ma'afkan aku Ar, ma'af."
"Jangan meminta ma'af dan jangan pernah menyesali atas apa yang sudah terjadi. Dari situ kamu bisa mengambil pelajaran tentang perjalanan hidup dan takdir."
Kesha pun terdiam atas apa yang di katakan Ammar memanglah sangat benar.
"Aku tidak menyangka sama cara pola pikirnya yang begitu dewasa dengan umur yang terbilang masih muda, apa itu pelajaran yang dia ambil tentang sakit hatinya dulu?" batin Kesha.
"Aku mau siapkan makan dulu ya, ini sudah waktu makan malam," ucap Kesha lalu bangun untuk membuka kotak makan yang sudah di sediakan diatas nakas.
Tidak lama kemudian—Kenzie dan Axel sampai di ruangan Arxel. Wajah Axel banyak lebam dan terdapat banyak perban di area wajahnya sedangkan Kenzie masih terlihat biasa saja.
"Dad, apa yang terjadi?" tanya Arxel dengan heran.
"Ck.. Segala nanya itu si Chan lah perbuatannya dia menyerangku tak ada hentinya hampir saja lewat," balas Axel.
Kenzie hanya diam tanpa expresi rahangnya sudah pegal habis berdebat dengan Axel di sepanjang jalan.
"Boy gimana keadaanmu?"
"Aku sudah baikan Dad, bagaimana dengan Chan?"
"Sudah aku atur semuanya, rumahnya di buat seolah-olah kebakaran dari tabung gas, mungkin beritanya akan ramai di station tv." balas Kenzie.
"Daddy... Kita makan dulu ya ini aku sudah siapkan makanannya," sambung Kesha dengan antusias.
"Makasih Little Princess." balas Axel.
Kenzie pun menghampiri Kesha. "Ada yang sakit gak?" tanya Kenzie sambil memeriksa putrinya.
"Hanya lebam di bagian sudut bibirku saja Dad," balas Kesha sambil memeluk Kenzie. Kenzie mencium puncak kepala putrinya.
"Sudah makan ya, ini sudah malam kamu mau tidur di hotel apa disini?"
"Aku disini sama Arxel, kata Dokter Arxel harus di rawat dulu semalam, Daddy makan dulu lalu istirahat." kata Kesha sambil memberikan makanan kepada Kenzie.
"Wajahnya memang perpaduan aku dan istriku, tapi cara dia bicara dan perlakuannya persis Ibunya, rasa rinduku sedikit terobati dengan adanya buah cintaku." batin Kenzie.
"Daddy kenapa diam saja apa Daddy ada yang terluka?" tanya Kesha.
"Tidak ada Princess, Daddy hanya sedang merindukan Mamu mu," balas Kenzie dengan jujur.
Arxel dan Axel pun saling memandang. "Eh suami tua, belum 24 jam kau berpisah, tapi ucapanmu seperti sudah tahunan saja tidak bertemu dengan Aisha mau heran tapi ada orang nya."
"Diam kau botak! Sungguh kau merusak suasana hatiku saja, sedari tadi membuatku kesal."
"Dad, sudah makan jangan emosi terus besok kita beli sesuatu untuk Mamu ya Dad,"
"Iya Princess, sudah kamu makan juga," ucap Kenzie lalu mereka pun makan bersama.
Setelah makan—Kenzie dan Axel pergi ke hotel sedangkan Kesha menemani Arxel.
"Sayang tidur disini saja." kata Arxel sambil menepuk kasur di sebelahnya.
Kesha pun mengangguk lalu menghampiri Arxel. "Aku takut saat tidur mengenai tanganmu yang terluka,"
"Hm... tidak akan sayang,"
Kesha merebahkan kepalanya di dada bidang Arxel. "Ar aku mau bertanya denganmu,"
"Apa hm?"
"Apa kamu juga anggota Mafia?"
Arxel pun terkejut yang mendengar pertanyaan dari Kesha. Karena yang Arxel tahu Kesha tidak menyukai tentang Mafia.
"Ya aku bagian dari itu," balas Arxel dengan pelan.
"Kenapa aku selalu di takdirkan dekat dengan klan Mafia semua, aku berusaha menghindari itu tapi takdir malah mendekatkanku, aku ingin hidup normal dan tenang Ar, tanpa adanya kekerasan dan aku pun tidak mau mempunyai musuh, aku ingin hidup normal seperti yang lainnya tanpa ada pengawal bayangan dan sebagainya." ungkap Kesha dengan nada sendu.
"Aku paham apa yang kamu rasakan dan maksud Princess, Dunia mafia memanglah kejam, tapi kamu adalah putri dan adik seorang Mafia besar tidak mudah untuk lepas dari itu semua. Tapi jika kamu ingin, aku akan berhenti dari klanku, aku akan berusaha mengabulkan semua keinginanmu,"
Kesha pun tersenyum bahagia yang mendengar jawaban dari Arxel yang menurutnya sangat memuaskan.
"Terima kasih untuk semuanya Ar, kamu sudah berkorban banyak untuk-ku, aku tidak akan memintamu untuk keluar dari Klan mu, aku menerimamu apa adanya, jika kamu merasa nyaman lanjutkan saja itu tidak masalah denganku—karena aku sudah terbiasa hidup di lingkungan Mafia,"
"Jangan katakan terimakasih, aku memang berniat seperti itu walau pun tidak langsung lepas kamu juga tahu sendiri kan dunia bawah bagaimana. Sudah tidur ya ini sudah malam," ucap Arxel sambil mencium puncak kepala Kesha.
Kesha pun mengangguk dan memejamkan matanya.
Pov
Hidup sebagai anak Mafia dan adik dari Mafia besar adalah bukan hal yang mudah walaupun organisasi yang di jalankan Abang Keyvan baik tetap saja namanya Ilegal dan sekarang aku punya calon suami seorang Mafia, aku berusaha menghindari itu semua tapi takdir berkata lain.