NovelToon NovelToon
Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Debar Indah Untukmu Tuan Penolongku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:230
Nilai: 5
Nama Author: ewie_srt

zahratunnisa, gadis berparas ayu yang sedang menempuh pendidikan di Dubai sebuah musibah menimpanya, hingga akhirnya terdampar di amerika.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ewie_srt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

enam belas

Segala macam bau bercampur aduk, bau muntahan dan juga pesing yang menguar membuat kepala zahra pusing tak terkira. Sudah seminggu zahra merasakan mual akibat goyangan kapal di atas laut, malam saat mereka diangkat ke atas kapal, zahra hampir saja pingsan. Goncangan yang luar biasa dengan kaki dan tangan yang terikat, membuat zahra hampir mandi dalam muntahannya sendiri.

Zahra menghitung hari-hari yang sudah dilaluinya dan dialaminya selama di dalam kontainer. Zahra melihat setitik cahaya dari kontainer yang berlubang di sudut pintu, dugaannya mungkin saat ini sudah pagi hari.

Pintu kontainer akan dibuka sekali dalam sehari, mereka hanya di beri makan 1 kali satu, dan juga kesempatan buang air besar ataupun kecil.

Zahra teringat ucapan pria gondrong bergigi hitam itu, bahwa kemungkinan mereka sampai tujuan sekitar 20 harian.

Zahra menggaris dinding kontainer dengan ujung kukunya, ia melihat sudah ada 8 garis, berarti mereka sudah 8 hari berada di atas lautan.

Pintu kontainer di buka selebar-lebarnya, 2 orang petugas yang selalu mengantar makanan untuk mereka, terlihat menjinjing makanan seperti membawa makanan untuk hewan. Bagi zahra hal-hal yang ditunggunya bukanlah makanan, tapi cahaya matahari yang masuk.

Gadis itu mengerjabkan matanya beberapa kali untuk membiasakan matanya akan cahaya yang masuk,

Seorang pria berdiri di hadapan zahra, menatap gadis itu dengan mata menjijikkan.

"seandainya bos mengijinkan, seharusnya perempuan ini kita nikmati dulu sebelum dijual" matanya yang jelalatan terlihat mengamati zahra,penuh nafsu.

"kau berselera melihatnya?, apalagi mereka bau seperti b*bi!, menjijikkan!" seru temannya yang melemparkan sebuah stereofoam berisi makanan ke depan zahra, pria itu memencet hidungnya dengan sebelah tangan.

"kau bodoh!, kan bisa kita mandikan, kau lihatlah dalam keadaan seperti itu saja dia masih cantik" ujar pria yang menatap zahra dengan tatapan menjijikkan itu, tubuh pria itu sedikit tambun.

"cihhhh, aku tak menyukai perempuan seperti itu. Kau lihatlah kepalanya saja di tutup, apakah menurutmu dia tidak botak atau lainnya"

"hahahhaha.." tawa pria tambun itu menggema

"sayangnya bos tak memberi ijin, katanya gadis ini barang premium"

pria yang memencet hidungnya itu mengamati zahra sangat teliti, tatapan penuh selidiknya membuat zahra bergidik jijik. Pembicaraan 2 orang pria itu membuat zahra ingin memaki sebenarnya, tapi gadis itu susah payah menahannya, ia berusaha menunjukkan bahwa ia tak bisa bahasa inggris.

pria yang melemparkan makanan zahra tadi memukul dinding kontainer untuk menarik perhatian, ia menunjukkan dengan bahasa isyarat apakah ada yang ingin ke toilet.

Zahra mengangkat kedua tangannya yang terikat, zahra menoleh ke arah para wanita dan anak laki-laki yang semuanya mengangkat tangan.

Zahra memahami, siapapun pasti ingin keluar. Untungnya 2 orang pria itu selalu mengijinkan, walau yah memang mereka harus bergantian.

Zahra selalu mendapat giliran pertama, ikatan di kakinya sudah di buka. Gadis itu melangkah tenang, ia berjalan di depan pria berbadan tambun yang menarik jilbabnya. Kepala zahra tertengadah, ia menahan dengan susah payah supaya jilbabnya tidak terbuka.

Bagi zahra saat ini lebih baik rasanya ia mati daripada auratnya terbuka.

Zahra menjerit keras, suaranya yang melengking membuat pria yang menarik jilbabnya itu panik, matanya jelalatan.

"diamlah kau gadis sialan" bentaknya, pria tambun itu melepaskan jilbab yang di pegangnya dengan kesal.

Zahra membersihkan diri sebisanya, ia mencuci wajahnya yang belepotan. Zahra akui baunya seperti muntahan ratusan orang ditubuhnya, ia mengendus-endus jilbabnya, zahra tak menemukan apapun di pakaian dan jilbabnya, mungkin seluruh pakaiannya menyerap bau yang ada di dalam kontainer.

Zahra tersentak kaget, gedoran di pintu toilet, menyadarkannya.

Di balik pintu, pria bertumbuh gempal itu menatap zahra kesal, tanpa mengucapkan sepatah katapun pria itu mengiringi langkah zahra menuju ke kontainer itu kembali.

Saat mereka tiba, di depan kontainer itu, pria gondrong bertato yang menurut zahra adalah bos mereka berdiri bertolak pinggang,

"setelah mereka selesai makan, tutup kembali pintunya, dan biarkan saja tangan dan kaki mereka, tak perlu di ikat" perintahnya. Dua orang bawahannya itu hanya mengangguk patuh, zahra menarik nafasnya lega, namun ia tak bersuara, melangkah menuju tempatnya biasa.

"sesuai perkiraan, mungkin kita akan sampai dalam 10 hari kedepan" ujarnya kembali sembari meninggalkan kedua bawahannya yang sedang menutup pintu kontainer.

Zahra duduk bersandar, rasa lega menguasainya. Setidaknya saat ini mereka tak lagi seperti hewan yang diikat. Ia hampir tertidur ketika lamat-lamat telinganya mendengar suara gesekan tubuh dengan lantai besi itu, zahra membuka matanya. Ada bayangan yang beringsut menuju ke arahnya, zahra menegakkan tubuhnya.

"maaf, apakah kamu orang Indonesia" suara parau terbata-bata dengan bahasa Inggris yang lumayan fasih.

"iya.." sahut zahra cepat menjawab dalam bahasa Indonesia.

"alhamdulillah, ada teman senegara akhirnya"

"saya juga orang Indonesia..panggil saja saya mbak. Nama saya halimah, saya mantan tkw"

Wanita itu memperkenalkan dirinya, menilik dari suaranya, menurut zahra wanita di sampingnya itu sudah cukup dewasa.

"saya zahra mbak" ujarnya ramah,

"kenapa mbak bisa sampai kesini?"

"hhhhhhhh.." helaan nafas wanita bernama halimah itu terdengar berat.

"sepertinya saya diculik suruhan istri pertama suami saya, saya dinikahi majikan saya dek, baru 6 bulan menikah. Tapi sepertinya madu saya tidak menyukai saya"

"ya Allah, mbak, kenapa nasib kita hampir sama" seru zahra pelan, matanya berusaha mengamati bayangan yang ada di hadapannya.

"saya juga di culik oleh istri kedua pria yang ingin menikahi saya, padahal saya sama sekali tak tertarik menjadi istri ketiga"

"hhhhhhhhh" bersama suara desahan berat keluar dari bibir mereka,

"yang sabar yah dek" wanita itu menepuk lembut pundak zahra,

"semoga saja kita nggak kenapa-kenapa, semoga saja suatu saat kita bisa kembali ke Indonesia segera"

"aamiin.." sahut zahra mengaminkan dengan tulus. Zahra mengaminkan harapan wanita itu dengan setulusnya, karena ia juga masih berharap, bisa keluar dari kontainer itu hidup-hidup.

Zahra masih ingin hidup, ia menginginkan keadilan dari kemungkaran yang diterimanya saat ini.

Bersambung..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!