NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Satu Tempat Tidur

Kai berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk tidak tertawa saat melihat wajah Rea memerah, berusaha mempertahankan ekspresinya seakan ia tidak melihat apa yang terjadi meski pada kenyataannya reaksi Rea terlihat jelas di matanya.

"Aku?" Rea bertanya kaku sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, siapa lagi? Kau istriku sekarang. Bukankah hal lumrah jika kamu membantuku membersihkan diri?" sambut Kai.

"T-Tapi... A-aku..."

"Kamu juga bertanya, apakah kamu akan melarikan diri setelah kamu bertanya?" ucap Kai lagi.

Wajah Rea kian memerah. "Bukan begitu... T-Tapi..."

Rea tergagap. Satu waktu ia ingin membantu, ia juga sadar akan statusnya kini. Namun, membantu di kamar mandi tidak terpikirkan sama sekali sebelumnya dalam benak Rea.

"Aku hanya bercanda," ucap Kai diakhiri kekehan pelan.

Kai mengusap lembut puncak kepala Rea sebelum masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Rea yang masih berdiri terpaku di tempatnya. Satu tangan Rea terangkat untuk menyentuh kepalanya, memikirkan satu pertanyaan yang selalu mengganggu pikirannya tentang, bagaimana Kai melakukan apa yang baru saja pria itu lakukan? Mengapa Kai selalu bisa menjangkau kepalanya tanpa kesulitan?

'Jangan terus memikirkan kekurangan yang dia miliki, Rea!' batinnya mengingatkan dirinya sendiri.

Rea kembali menggelengkan kepala, membawa langkahnya menuju walk in closet yang sebelumnya sudah diberitahukan Kai padanya. Memilih setelan piama lengan pendek untuk ia kenakan sekaligus memilih piama untuk suaminya, lalu duduk menunggu di sisi tempat tidur sembari memainkan ponsel.

Hembusan napas Rea terdengar kasar saat ia memeriksa ponsel yang tidak ia sentuh sejak tiga hari menjelang pernikahan. Bukan karena sibuk, melainkan ia muak dengan panggilan serta pesan yang ia terima dari Alec.

Sama seperti malam ini, puluhan panggilan serta pesan Alec masuk ke dalam ponselnya begitu ia kembali mengaktifkan ponsel. Berbagai kata-kata manis yang Alec kirim dengan inti yang sama. Ajakan bertemu.

[[ "Bisakah kita bertemu malam ini?"

"Aku menunggu di restoran favoritmu,"

"Jawab panggilanku, Sayang!" ]]

'Drrtt... Drrtt...'

Satu panggilan masuk tanpa nama pada layar ponsel membuat Rea kembali menghembuskan napas kasar, segera menolak panggilan itu sekaligus memblokir nomor pemanggil. Jemarinya terus menggulir layar, membuka galeri yang ada di ponselnya untuk menghapus semua foto dirinya bersama pria yang pernah menempati hatinya dan meletakkan ponsel di nakas saat mendengar pintu kamar mandi dibuka.

"Paman, aku sudah menyiapkan pakaian untuk... mu,"

Kalimat yang Rea ucapkan berakhir dengan suara lirih saat netranya menangkap penuh sosok Kai. Untuk kesekian kalinya Rea kembali terpana dengan apa yang kini ada di depan matanya. Kai keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggang pria itu, memperlihatkan dadanya yang terpahat sempurna. Bulir air yang masih membasahi tubuh Kai yang setengah terbuka justru membuat Rea kesulitan untuk berpaling.

Otot perut serta lengan yang Kai miliki hanya mempertegas bahwa betapa Kai merawat tubuhnya sendiri dengan sangat baik.

'Oh my god...' batin Rea sembari menelan salivanya.

"Kamu menyiapkan pakaian untukku? Benarkah?" tanya Kai.

"Ehh... Ah... Ya,"

Rea tersentak, mengusap wajah untuk menyembunyikan perasaan gugup yang tiba-tiba muncul seraya berdiri dengan membawa piama di tangan.

"Ini," ujar Rea sembari meraih tangan Kai agar menerima piama yang ia berikan.

"Terima kasih," ucap Kai.

Rea tersenyum, tetapi tidak melepaskan pandangannya dari Kai. Baru ia sadari, sosok Kai jauh lebih tampan jika dibandingkan dengan Alec meski keduanya memiliki perbedaan usia yang cukup jauh. Akan tetapi, sisi matang Kai yang lebih mendominasi justru membuat usia tidak berpengaruh pada penampilannya.

'Betapa bodohnya... Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?' batin Rea.

"Re..."

"Ehh... Ya... Apa?"

Rea kembali tersentak saat Kai memanggil namanya, menyadarkan dirinya dari lamunan yang ia sendiri tidak tahu dari mana datangnya.

"Kamu ingin mengatakan sesuatu? Kamu terus menatapku," ujar Kai.

"Bagaimana Paman bisa tahu?" Rea balas bertanya.

"Aku bisa merasakannya karena kamu masih berdiri di depanku," jawab Kai.

"Aku hanya ingin melihat Paman dari dekat," ucap Rea jujur.

"Dan apa yang kamu pikirkan?" tanya Kai.

"Paman... Tampan,"

"Lebih tampan dari mantan kekasihmu?" goda Kai tersenyum kecil.

"Dia mana bisa dibandingkan," sahut Rea mencibir.

"Tapi kamu mencintainya, bukan?" pancing Kai.

"Kamu juga rela melakukan apa saja untuknya,"

"Ya. Tapi sekarang tidak lagi," jawab Rea

"Mengapa?"

Rea diam dengan kepala menunduk. Kilasan tentang pria yang ia cinta mengkhianati dirinya bersama sahabatnya sendiri terputar ulang di pelupuk mata. Kilasan tentang orang tuanya yang justru mendukung penuh apa yang Alec rencanakan sebelum ia mendekati Kai kembali berputar bagaikan sebuah film.

"Istirahatlah! Ini sudah malam," ucap Kai lembut.

Wajah Rea terangkat, menatap lekat wajah pria yang berdiri di depannya. Pria yang ia kenal hanya dalam waktu beberapa bulan itu justru bisa sangat memahami hatinya.

"Baiklah," jawab Rea.

Rea membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tak lama kemudian, Kai menyusul membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang sama dengan Rea.

Hening...

Tidak ada apapun yang terjadi di antara mereka. Hanya suara samar dari pendingin ruangan yang mengisi keheningan kamar di mana Rea berbaring bersama seorang pria dalam satu tempat tidur yang sama untuk pertama kalinya.

"Selamat tidur, Paman," ucap Rea sembari memiringkan tubuhnya, mengubah posisi berbaringnya menjadi membelakangi Kai.

Namun, ketenangan itu tak bertahan lama ketika Rea merasakan pergerakan pelan dari sisi tempat tidur mendekat ke arahnya.

"P-Paman..."

"Sshh... Tidurlah! Ini sudah malam," ucap Kai pelan.

Tubuh Rea tersentak kecil, tetapi tidak berani untuk berbalik kala merasakan tangan Kai kini melingkari pinggangnya.

"Uhm... Paman..."

"Apa?" tanya Kai tanpa beban.

"Tangan... Tangan Paman..."

"Aku hanya tidak ingin kamu kedinginan," jawab Kai.

"T-Tapi... Tapi... Aku akan merasa panas jika Paman sedekat ini," ucap Rea terbata.

"Aku tidak akan melakukan apapun selama kamu tidak mengijinkannya," jawab Kai.

"Tapi... Tapi..."

Wajah Rea merah padam, perasaan gugup sangat kuat ia rasakan saat hembusan napas Kai menerpa lembut lehernya.

"B-Bisakah Paman menjauh sedikit?" pinta Rea.

"Mengapa aku harus melakukannya?" sambut Kai mengeratkan tangannya, bahkan tanpa ragu menarik Rea lebih dekat ke arahnya.

"Aku meminta Paman menjauh, bukan menarikku!" protes Rea.

Kedua mata Rea membulat sempurna. Gerakan saat akan berbalik dengan tujuan mendorong Kai menjauh urung ia lakukan saat ia justru merasakan sesuatu yang keras tiba-tiba menyentuh pinggulnya. Tubuhnya membeku.

"P-Paman... Itu... Apa?" Rea tergagap, tidak berani untuk melakukan pergerakan lagi.

"Tidurlah! Jika kamu terus bergerak, jangan salahkan aku jika aku menerkammu malam ini!" ancam Kai.

"Tapi... T-Tapi aku tidak bisa tidur," sahut Rea beralasan.

Kai menghela napas kasar, menggeser tubuhnya untuk menjauh. Mengalah.

"Selamat tidur, Re," ucap Kai seraya memiringkan tubuhnya.

Rea menghela napas lega, tetap tidak berani untuk berbalik dan bertahan pada posisinya sampai ia terlelap.

Namun, tidak begitu dengan Kai. Pria itu bangun dari berbaringnya, memastikan wanita yang baru saja resmi menjadi istrinya terlelap, lalu tersenyum.

Tangannya terulur untuk meraih remote AC, meningkatkan suhu dinginnya, dan kembali berbaring dengan posisi miring menghadap Rea yang memunggunginya setelah menyembunyikan remote yang baru saja ia gunakan. Menunggu.

. . . .

. . . .

To be continued...

1
Cakrawala
apa yg prlu diperiksa? keknya justru kamu deh.
Cakrawala
heh kok cepu
R 💤
Apakah ada tragedi masa lalu, yg membuat Rea hilang ingatan thor
〈⎳ FT. Zira: ada gakk yaaa/Shy//Shy/
total 1 replies
R 💤
Paman Kai nihhh
〈⎳ FT. Zira: sepertinyaaa...
R 💤: sepertinya sihh wkwk
total 3 replies
R 💤
ayo lakukan Re... aku menunggunya
R 💤
ihh, si Kai aktingnya pinter bgttt /Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
R 💤: banyak modus nya hahahaha
total 5 replies
R 💤
Haha, kasinn Alec... makanya jangan kepedean
Zhu Yun💫
Mau meriksa 🐍 nya lagi mode on apa enggak gitu /Proud//Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira: langsung digebukin/Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Membangkangnya sama kalian doang, kalau didepan Paman Kai ya mengangkang... ya kan Re? /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
〈⎳ FT. Zira: kakakaaaaa/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Diandalkan dalam segala hal ya Re, terutama dalam urusan ranjang bergoyang /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: aduhh.. otakuu ternodaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Hati-hati ya Jim, ada yang sedang menatapmu sambil menahan cemburu. /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/ Kai : Pilih potong gaji, potong tangan atau potong ular, Jim!!! /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: yg potong ular sama aja potong masa depan gak sih/Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Mungkin ada sepenggal memori yang terhapus dari ingatan Rea /Slight/
〈⎳ FT. Zira: kenapa tuh kira kira bisa jadi kepenggal?/Blush/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
pengen gua cubit ginjalmu itu paman. pamdai kali kau berakting
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kaciaaaan deh lo lec. dah pulang aja, tidur sana, lanjutin aja mimpimu/Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ati² sesak napas jim🤪🤪
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
msh aja usaha
〈⎳ FT. Zira: katanya kan kalo mau dapetin sesuatu perlu usaha kak/Joyful/
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
idihhhh anak mama. tukang ngadu. dasar mokondo
〈⎳ FT. Zira: dia ternyata manja/Facepalm/
total 1 replies
Zenun
apa yang mau kau periksa?
〈⎳ FT. Zira: apa aja yg bisa buat dijadikan alasan pegang pengang mungkin😅😆
total 1 replies
Zenun
silahkan, pasti segera ditepis sama Kai
〈⎳ FT. Zira: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
diihhh....indak gantle
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!