NovelToon NovelToon
Suami Tampanku.

Suami Tampanku.

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.7k
Nilai: 5
Nama Author: selvi serman

"Menikahlah segera jika ingin menepis dugaan mama kamu, bang!."perkataan sang ayah memenuhi benak dan pikiran Faras. namun, bagaimana ia bisa menikah jika sampai dengan saat ini ia tidak punya kekasih, lebih tepatnya hingga usianya dua puluh enam tahun Faras sama sekali belum pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita manapun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bingkisan dari calon suami.

"Mengapa kau menerima lamaran bang Faras?." tanya Za saat mereka sudah berada di sebuah restoran. Za dan Zi mengajak Inara mengobrol sekalian makan malam bersama. Ya, makan malam, sebab Inara baru saja selesai menemani Faras lembur hingga pukul delapan malam, dan itu membuat Za dan Zi kesal dengan sang kakak. Tetapi, mau protes pun tak ada yang berani, hingga hanya bisa pasrah dan menunggu hingga Inara selesai dengan semua pekerjaannya.

"Pertanyaan kalian ada-ada saja... lagian cewek mana yang akan menolak lamaran dari pria setampan Abang kalian." jawab Inara seraya melebarkan senyum diwajahnya.

"Kami serius Ra. So, jawab dengan jujur!." timpal Zi dengan wajah seriusnya hingga senyum di wajah Inara perlahan surut.

"Entahlah..." jawaban Inara terkesan gamang.

"Pak Rasya sudah banyak melakukan kebaikan di dalam hidupku, bahkan gelar yang aku dapatkan sekarang pun tak lepas dari kebaikan pak Rasya yang telah merekomendasikan namaku ke dalam daftar penerima beasiswa."

Kelanjutan dari jawaban Inara sudah cukup meyakinkan bagi Za dan Zi jika Inara sendiri tahu jika pernikahan Tersebut adalah keinginan dari orang tua mereka, terutama sang ayah.

"Papa melakukan semua itu dengan Ikhlas, Ra, tidak mengharapkan pamrih. Jika memang kamu berat menerimanya, maka tidak perlu merasa tidak enak hati pada papa, Ra!." ujar Za.

Inara kembali mengukir senyum diwajahnya. "Aku menerimanya karena menginginkannya, kalian tidak perlu mencemaskan aku. Lagi pula teman kalian ini kan cantik, mana tau nantinya Abang kalian akan tergila-gila padaku." Ujar Inara yang sengaja ingin mencairkan suasana, meski pada kenyataannya ia sendiri tak yakin dengan ucapannya sendiri.

"Kau ini bisa saja, Ra." pada akhirnya Za dan Zi ikut melebarkan senyum. Dengan harapan apa yang dikatakan Inara bisa jadi kenyataan.

"Tapi ingat, jika sampai Abang bertindak kurang baik sama kamu jangan sungkan untuk berbagi cerita pada kami, biar kami laporkan ke papa!." kata Zi setelah beberapa saat kemudian.

"Siap, Bu dokter..." sahut Inara yang masih setia melebarkan senyum di bibirnya, seolah ingin memperlihatkan jika dirinya baik-baik saja dihadapan kedua sahabatnya itu.

Tepat pukul sembilan malam, ketiga gadis cantik tersebut pun meninggalkan restoran. mereka berpisah di parkiran resto.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam...Kakak lembur ya?." tanya Tina saat Inara sampai rumah pukul setengah sepuluh malam.

"Iya. Terus tadi mampir makan malam dulu sama Za dan Zi." jawab Inara seadanya.

"Cieeee....yang baru pulang makan malam sama calon adik ipar...." goda Tina.

"Apaan sih dek." malas meladeni adiknya itu, Inara memilih berlalu ke kamarnya.

"Oh iya kak, Tina hampir lupa." gadis itu menepuk jidatnya, lalu kemudian beranjak ke kamarnya guna mengambil sesuatu.

Tak lama kemudian gadis itu kembali dengan membawa sebuah bingkisan ditangannya.

"Ada sesuatu buat kakak." ujar Gadis itu seraya menyerahkan bingkisan tersebut kepada Inara.

"Dari siapa??." tanya Inara dengan menatap bingkisan yang kini sudah berpindah tangan padanya.

"Tentu saja dari calon suami kakak, memangnya dari siapa lagi..." jawaban Tina membuat Inara mencebik bibir. "Kurir tadi yang mengantarnya ke sini." sambung Tina.

"Nggak nyangka, ternyata calon kakak iparku romantis juga ya."

Usai mengatakan kalimat menggoda itu, Tina segera beranjak sebelum membangunkan singa yang sedang tidur.

Tanpa menghiraukan kalimat menggoda adiknya, Inara kembali melanjutkan langkah memasuki kamarnya. Setelah menutup pintu, Inara duduk ditepi tempat tidur, sementara pandangannya tertuju pada benda berbentuk kotak di genggamannya.

Untuk menjawab rasa penasarannya, Inara pun segera membuka bingkisan tersebut.

"Gunakan besok malam! Aku akan menjemputmu pukul tujuh, kita akan makan malam bersama di rumah." batin Inara saat membaca tulisan yang ada di kertas ucapan.

"Cantik sekali..." puji Inara setelah mengeluarkan dress tersebut dari dalam kotak. Dress berwarna maroon tersebut terlihat begitu kontras jika dipadukan dengan kulit Inara yang berwarna putih bersih.

Tanpa sadar Inara tersenyum simpul menatap dress di hadapannya itu.

Keesokan harinya, Inara hanya mengisi hari liburnya dengan membantu ibu di dapur. Ia yang jarang sekali berada di rumah karena kesibukannya di kantor lantas tidak menyia-nyiakan kesempatan seperti ini untuk belajar memasak dari ibunya.

"Cieeee..... yang bentar lagi nikah, semangat banget belajar masaknya."

"Bercanda doang, kak, begitu saja marah." sambung Tina saat menyadari pergerakan tangan sang kakak kini sudah mengarahkan spatula ke arahnya. Meskipun kenyataannya, Inara tak bersungguh-sungguh ingin melakukannya.

"Kalian ini selalu saja seperti itu...jika nantinya kalian sudah menjalani kehidupan bersama pasangan masing-masing, kalian pasti akan saling merindukan satu sama lain." ibu sedikit memberi wejangan.

Mendengar itu, Inara sontak memeluk adik perempuannya itu begitu pun dengan Tina yang nampak membalas pelukan sang kakak.

"Kalau kakak sudah menikah nanti jangan lupa sama Tina ya, kak. Sering-seringlah main ke sini! Tina akan selalu berdoa semoga rumah tangga kakak kelak selalu mendapat limpahan berkah dari Tuhan, dan semoga dikaruniai momongan secepatnya." doa tulus dipanjatkan Tina untuk sang kakak dan Inara pun mengaminkannya, meskipun ia sendiri tak yakin Faras ingin memiliki momongan darinya. "Aamiin."

Tidak terasa terangnya sinar mentari telah tergantikan dengan sinar rembulan. kini Inara sudah terlihat cantik dengan balutan dress berwarna maroon, dengan model umbrella, serta panjangnya sebatas betis. Dress yang Terlihat simpel namun elegan tersebut mampu membuat Inara Terlihat cantik dan anggun.

Tak lama berselang, terdengar suara deru mesin mobil yang berhenti dihalaman depan rumah.

"Itu pasti calon suami kakak yang datang." Tutur Tina yang sejak tadi tak bosan menatap wajah cantik sang kakak. Seperti dugaan Tina, tak lama kemudian ibu datang guna menyampaikan kedatangan Faras.

"Di depan sudah ada nak Faras, Nara." beritahu ibu. "Keluarlah... tidak enak membuat nak Faras menunggu lama!." lanjut ibu.

"Baik, mah."

Inara pun segera menemui Faras yang kini tengah menunggunya di depan dengan ditemani ayahnya.

Suara derap high heels yang beradu dilantai mengalihkan perhatian Faras ke sumber suara.

Deg.

Faras menatap dari ujung high heels yang dikenakan Inara hingga pandangannya menangkap wajah cantik wanita yang kini berstatus sebagai calon istrinya tersebut. Tidak dapat dipungkiri Inara terlihat jauh lebih cantik dengan penampilannya malam ini, terlihat begitu elegan dan juga menarik. Tak heran jika banyak pria yang mengagumi sosoknya, termasuk sahabat baiknya, Davin.

"Apa ada yang aneh dengan penampilanku, sampai tuan Faras terus menatapku seperti itu?." batin Inara. Inara pun ikut memandangi penampilannya untuk memastikan. "Atau jangan-jangan make up ku yang menor sampai-sampai tuan Faras terus menatapku?." lagi, batin Inara saat memastikan tidak ada yang aneh dengan penampilannya.

"Cantiknya kamu, Nara... bukankah begitu, nak Faras." ujar ayah seraya menatap pada Faras, seolah meminta komentar dari pria itu.

Faras pun mengangguk pelan dan itu mampu membuat jantung Inara seperti ingin melompat keluar.

1
Syiffa Fadhilah
kurang update atau apa sih hidup kalian sampai ngak tau kalo faras dah menikah. padahal resepsinya besar dan mewah loh kemaren
zheny pudji
udah GK pacar² yg ada udah punya bini
Felycia R. Fernandez
seringan apa kamu Inara,bisa diangkat kek anak kecil gtu😅
Felycia R. Fernandez
bener banget...
dan Inara gampang ke makan omongan orang...
Felycia R. Fernandez
Inara masih kepikiran tentang kamu yang menolaknya dulu,blom lagi kalian menikah karena perjodohan...
mana kepikiran Inara klo kamu juga mencintai nya...
zheny pudji
begitulah cew faras kira² apa apa hrus butuh pengakuan tindakan
Dwi ratna
cie...cie...udh syang²an ini, tinggal blng i love u aja ras
Dwi ratna
semangat mb Yuni, kasih wejangan s Inara mb, biar jd org jgn netingan Mulu gitu😤
Zahrotul Kamelia
lagi thor
Felycia R. Fernandez
anak nya Okta dan Riri nih..
Dwi ratna
belajar terbuka dong, suami istri tu jgn keseringan ngebatin sakitttt jatuhnya...😅😅😅
Arin
Tapi memang biasa jomblo lebih mahir dalam teori lo Inara..... Cuma tinggal prakteknya yang belum tuh adik ipar mu. Belum ada yang halalin
zheny pudji
suka bnget m karakter mereka, klop bnget
Felycia R. Fernandez
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Yuni jadi tersangka pil kontrasepsi...
Felycia R. Fernandez
kamu pintar ,tapi kenapa masalah ini jadi bodoh Inara...
kamu tau Amanda hanya iri padamu...
malah dengerin kata kata Amanda 🤦‍♀️
zheny pudji
hari ini kamu selamat Inara
tp tdk untuk lain kali
P_Org
tor update dong😁
🧟‍♂️🧟‍♂️
hah? pasti ada drma kabur2 ini nanti karena menikah sja bgtuu, selalu ada drama nyaa
Dwi ratna
ngmng innara jgn dpendem trz gk bakal tau suamimu klo km lgi gundah gulana
zheny pudji
namanya pengantin baru Davin, masa gt saja hrus djlasin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!