Milea arabella, biasa akrab di sapa dengan nama Lea adalah gadis yatim piatu setelah kematian kedua orang tua nya akibat kecelakaan tunggal beberapa tahun yg lalu sepulang dari luar kota, saat itu milea yg baru lulus SMA begitu syok mendengar kenyataan itu, apalagi dirinya harus menghidupi ketiga adik-adiknya.
Akan kah kebahagiaan menghampiri Milea dan ketiga adik-adiknya.?
ikuti terus kisah milea di cerita ini.
Happy reading 😘.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon astiana Cantika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 7 Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian
Satu jam kemudian Lea pun tiba di rumah kontrakan nya, tak terasa sudah hampir setengah hari Lea pergi, kini jam pun sudah menunjukkan pukul 17.10 sore.
Kedatangan Lea pun tak sengaja di lihat oleh Zero.
"Kakak sudah pulang.?" Ucap Zero.
" Ya, ini baru sampai." Ucap Lea masuk ke dalam rumah nya yg di ikuti oleh Zero.
"Kakak beneran mengurus surat pindah sekolah kami.?" Ucap Zero penasaran.
" Iya sudah, besok pagi surat kepindahan kalian akan di antar, setelah itu baru kita langsung pergi ke kampung nenek dan kakek." Ucap Lea pada Zero.
"Cepat sekali kak.?" Ucap Zero heran.
" Apa sih yg gak bisa buat kakak." Ucap Lea tersenyum.
"Oh iya ya, kakak kan serba bisa hehe." Ucap Zero cengengesan.
"Kamu ini ada-ada saja." Ucap Lea menggelengkan kepala nya.
"Oh iya, Felix dan Sasa mana.?" Ucap Lea celingukan.
"Sasa ada di kamar kak, kalau bang Felix sedang menimba air untuk kita mandi." Ucap Zero.
Lea pun berjalan ke arah dapur nya, dari dapur terlihat lah Felix sedang menimba air untuk mandi dan juga air WC, karena kontrakan mereka tidak memiliki mesin air, jadi mereka hanya bisa menimba air dari sumur belakang rumah yg hanya berapa langkah saja dari kamar mandi.
"Timba secukupnya saja Felix, karena besok kita akan meninggalkan rumah ini." Ucap Lea pada Felix.
Felix pun menghentikan kegiatan nya, dengan bercucuran keringat Felix pun menghampiri kakak nya.
"Jangan terlalu capek Felix, udah biarin aja, segitu cukup untuk kita semua sampai besok." Ucap Lea mengelap keringat Felix dengan kain yg berada di tangan nya.
"Hehe aku lupa kak, memang nya, besok kita ke rumah nenek jam berapa.?" Tanya Felix menatap wajah cantik kakak nya.
"Setelah surat kepindahan kalian sampai ke sini." Ucap Lea.
"Baiklah kak." Ucap Felix.
"Sana mandi, habis itu beli makanan, karena kakak gak akan masak, lagipula besok udah mau kita tinggalkan, kebetulan juga bahan-bahan makanan semua nya pada abis." Ucap Lea.
"Oke kak, aku mandi dulu." Ucap Felix yg langsung ngacir ke kamar nya mengambil handuk.
Lea pun berjalan menuju ke kamar nya dan juga adik nya Sasa, kontrakan Lea hanya memiliki 2 kamar jadi mereka berempat harus berbagi kamar.
"Adek, apa masih pusing kepala nya.?" Ucap Lea yg saat ini duduk di kasur lantai milik nya dan juga adik nya.
"Udah tidak lagi pusing kak, tadi adek sudah minum obat yg dari apotek." Ucap Sasa tersenyum.
"Sukurlah kalau gitu, besok kita kerumah nenek dan kakek, permohonan pindah sekolah adek udah kakak urus dan kepala sekolah sudah menyanggupi nya." Ucap Lea mengusap kepala adik nya yg ternyata Suhu tubuh nya sudah normal.
"Benarkah kak, hore aku akan pindah sekolah jadi aku tidak akan di buli lagi oleh teman-teman, ups." Ucap Sasa menutup mulut nya keceplosan.
"Apa temen-temen adek suka membuli adek.?" Ucap Lea menatap sendu adik bungsu nya.
Dengan menundukkan kepala nya Sasa pun mengangguk.
"Kenapa mereka membuli adek.?" Ucap Lea.
"Karena mereka bilang, adek bawa virus miskin jadi gak boleh dekat-dekat mereka." Ucap Sasa dengan suara pelan.
Lea pun memeluk adik bungsu nya dengan mata yg berkaca-kaca, selama ini dirinya memang tidak tau apa yg terjadi pada adik-adiknya, karena dirinya hanya tau bekerja dan bekerja agar adik-adiknya dapat sekolah dan makan dengan kenyang, bahkan bermacam kerja sampingan pun pernah Lea kerjakan hanya demi agar Dirinya dapat mendapatkan tambahan untuk membayar SPP adik nya serta untuk kebutuhan mendesak sewaktu-waktu dirinya atau adiknya sakit.
"Adek tenang saja, mulai hari ini tidak akan ada lagi yg berani membuli adek , Kakak jamin itu, percaya sama Kakak ya." Ucap Lea mengecup kening adik bungsu nya.
"Beneran kak, apakah di sekolah baru nanti adek bakal dapat teman baru juga.?" Ucap Sasa pada Lea.
Dan Lea pun mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum simpul.
"Adek hari ini gak usah mandi dulu ya, besok saja baru mandi, hari ini tubuh nya di lap-lap dikit aja, nanti adek masuk angin kalau mandi, apalagi adek baru sembuh." Ucap Lea.
"Oke kak." Ucap Sasa tersenyum.
"Kakak keluar dulu ya, mau kasi uang buat Felix beli makan kita, adek mau makan apa.?" Ucap Lea .
"Mau ayam goreng tepung lagi boleh kak.?" Ucap Sasa.
"Boleh sayang, kakak temui Felix dulu." Ucap Lea.
Lalu Lea pun keluar dari kamar nya dan kebetulan Felix pun sudah selesai mandi.
"Felix, ini uang nya, kamu pergi lah beli makan untuk kita." Ucap Lea menyerahkan uang 200rb pada Felix.
"Aku ikut bang." Ucap Zero tiba-tiba nongol di hadapan mereka.
"Ayo, kak kami pergi dulu." Ucap Felix.
"Jangan lupa pesanan adek, ayam goreng tepung." Ucap Lea.
Felix dan Zero mengangguk.
Kedua adik nya pun pergi keluar rumah untuk membeli makanan.
Lea pun menuju kamar mandi untuk membersihkan diri nya sebelum gelap.
.
Beberapa saat kemudian.
Lea sudah selesai dengan mandi nya dan berpakaian daster rumahan, tak lama dari itu Zero dan Felix pun datang sambil menenteng kresek berisi makanan yg di beli nya.
Keempat bersaudara itu pun makan dengan lahap nya, di sela-sela acara makan nya Felix pun bertanya.
"Kak, apa kakak sudah gajian,? Perasaan dari kemarin kita makan enak terus biasanya hanya makan seadanya." Ucap Felix penasaran.
"Felix, apa kamu pernah mendengar pepatah, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian." Ucap Lea.
"Iya kak." Ucap Felix.
"Nah itulah yg terjadi pada kita saat ini, bertahun-tahun kakak kerja banting tulang cari uang, apapun pekerjaan itu kakak lakukan dan hasil nya kakak tabung untuk masa depan kita, hingga saat ini tabungan kakak sudah cukup banyak untuk hidup berkecukupan." Ucap Lea setengah berbohong pada adik nya, dirinya memang bekerja mati-matian, tapi itu takkan cukup untuk membuat dirinya dapat menyimpan uang hasil kerja nya.
"Sekarang aku mengerti, jadi kita harus bersakit-sakit dahulu untuk mencapai suatu tujuan, dan pada akhirnya kita akan menikmati hasil itu sendiri." Ucap Felix.
"Pintar sekali adikku." Ucap Lea tertawa kecil.
"Ayo habiskan lah makanan kalian, setelah itu kita istirahat, karena besok adalah hari yg melelahkan untuk kita." Ucap Lea.
Adik-adiknya pun mengangguk lalu menghabiskan makanan mereka hingga tandas tak bersisa, dan setelah itu mereka pun beristirahat di kamar mereka setelah seharian tidak istirahat sama sekali.
Bersambung.
