Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
Pagi-pagi Bima sudah menjemput Klarissa menggunakan mobil pribadi dengan supirnya, Bima menelpon Klarissa "Hallo sayang... Aku ada didepan rumahmu!" Tutur Bima
"Hallo... Aku masih tidur sayang, ini jam berapa?" Tanya Klarissa dengan suara serak
Bima mengubah panggilan telponnya menjadi video call, Bima tersenyum melihat Klarissa masih memejamkan matanya "Hi...Bangunlah, aku sudah menunggumu didepan rumahmu!" Tutur Bima
Klarissa membuka matanya "Bentar sayang, Ck... Pagi-pagi kok sudah keren begitu!" Ujar Klarissa melihat Bima memakai topi
Klarissa tersenyum "Sana mandi dulu!" Tutur Bima
"Iya tunggu sebentar!" Ujar Klarissa
"Iya sana!" Jawab Bima
Klarissa bergegas membersihkan tubuhnya, setelahnya Klarissa keluar dari kamarnya membawa tas besar untuk camping "Bun... Klarissa pergi camping dulu!" Klarissa berpamitan pada bik narti
"Iya hati-hati, ayo sarapan dulu non!" Ujar bik narti
Klarissa menggelengkan kepalanya "Bima sudah menungguku didepan bun, Klarissa pergi dulu!" Tutur Klarissa mencium tangan bik narti bahkan memeluk tubuh bik narti lalu berlari keluar rumahnya menemui Bima
"Sayang... Lama ya nungguin aku?" Tanya Klarissa
Bima tersenyum "Nggak kok, ayo masuk!" Tutur Bima
Klarissa pun masuk kedalam mobil Bima, bima memegang tangan Klarissa, Klarissa menyenderkan kepalanya dibahu Bima memejamkan matanya "Masih ngantuk?" Tanya Bima
"Enggak sayang, tapi kenapa kalau didekat kamu bawaannya aku mau tidur terus, nyaman banget didekatmu!" Tutur Klarissa
Bima tersenyum "Kalau kamu nggak bisa tidur bilang saja ntar kamu bisa tidur di punggungku, dibahuku atau dimanapun yang kamu mau!" Terang Bima
Klarissa mengangguk masih memejamkan matanya menyenderkan kepalanya dibahu bima "Mau makan bubur nggak?" Tanya Bima
"Mau... Lapar!" Gumam Klarissa
"Kita makan bubur dulu pak!" Ujar Bima
Supir pun berhenti ditempat yang menjual bubur "Sayang pedes nggak?" Tanya Bima
"Jangan sayang, kalau pagi perutku suka sakit kalau makan yang pedas!" Jawab Klarissa
"Ya sudah, tunggu sebentar aku mau pesan dulu!" Ujar Bima
Klarissa duduk di meja yang kosong, tak lama Bima datang membawa dua mangkok bubur ayam lengkap dengan kerupuknya "Makanlah mumpung anget!" Ujar Bima
Klarissa tersenyum mengaduk buburnya "Kok di aduk begitu sayang?" Tanya Bima
"Iya biar semua rasanya jadi satu sayang, kalau makan diatasnya saja yang bawah akan terasa hambar!" Tutur Klarissa
Bima makan buburnya tanpa diaduk "Pertama spesial sayang tapi untuk selanjutnya hanya melanjutkan saja!" Ujar Bima
Klarissa tersenyum menghabiskan buburnya "Habis!" Gumam Klarissa
Bima menatap Klarissa "Cepat amat!" Ujar Bima
"Lapar soalnya!" Klarissa mau ngambil air tiba-tiba mangkok buburnya kesenggol jadi pecah
Prannggg....
Klarissa memegang dadanya "Sayang kamu nggak apa-apa?" Tanya bima
"Sayang... Aku mau pulang perasaanku nggak enak!" Tutur Klarissa
"Ada apa sayang?" Tanya bima
Klarissa menarik tangan bima "Ayo cepet anterin aku sayang, aku merasa ada sesuatu dirumah!" Jawab Klarissa panik
"Iya sebentar aku mau bayar dulu!" Tutur bima
Klarissa masih memegang dadanya yang merasa sesak, bima mengantarkan Klarissa kembali ke rumahnya "Aku kedalam dulu ya sayang, ntar kalau tidak ada apa-apa kita akan pergi ke camping!" Tutur Klarissa
Bima mengangguk "Aku tunggu disini ya, nanti telpon kalau ada apa-apa!" Ujar bima
Klarissa mengangguk dan berlari masuk kedalam rumahnya, Tak lama bima mendapatkan telpon dari papanya
"Bima...Kamu ada dimana?" Tanya David
"Ada apa pa?" Tanya Bima
"Evelyn menelpon papa katanya sekarang ada acara camping, sana berangkat evelyn sudah menunggumu!" Tutur David
"Aku masih nunggu Klarissa pa!" Jawab Bima
"Klarissa sudah dikeluarkan dari sekolah, dia tidak bisa mengikuti acara camping!" Terang David
"Haaa... Dikeluarkan?" Bima terkejut
"Iya sana berangkat, evelyn sudah menunggumu, ingat Bima jangan macam-macam papa evelyn tidak akan main-main membawa kasus Klarissa kepolisi, sana berangkat sebelum evelyn menghubungi papanya!" Tutur David
"Iya pa!" Jawab Bima
Bima pun menitipkan tas Klarissa pada satpam lalu Bima pergi dari rumah Klarissa "Maafkan aku sayang... Ini demi kamu sayang!" Gumam Bima lalu menyuruh sopirnya kesekolahannya
Saat Klarissa masuk kedalam rumahnya langkah Klarissa terhenti melihat bik narti tergeletak dilantai "Bunda....!" Teriak Klarissa
Bik narti memejamkan matanya "Tolong!" Teriak Klarissa kencang
Semua keluarganya bergegas menghampiri Klarissa "Astafirullah bik narti kamu kenapa bisa begini... Ayo pa kita bawa kerumah sakit!" Ujar Jesika panik
Klarissa menangis memegang tangan bik narti yang tak bergerak, sesampainya dirumah sakit dokter menangani bik narti tak lama dokter keluar dengan wajah sendu "Maaf Pak... Bu... Pasien sudah wafat, pasien telat dibawa!" Terang dokter
Klarissa menangis histeris "Hiks... Hiks... Bunda jangan tinggalin Klarissa... Hiks... Hiks...!" Tangis Klarissa
Jesika juga menangis karena bik narti sudah dianggap seperti keluarganya sendiri, Klarissa masuk kedalam ruangan yang didalamnya ada bik narti "Bun... Bangun... Jangan tinggalin Klarissa!" Tutur Klarissa
Jesika memegang Klarissa"Klarissa... Ikhlaskan bik narti nak!" Ujar Jesika
Klarissa masih menangis histeris, bayangannya teringat sejak kecil bik narti yang mengurusnya bahkan saat di marahi kedua orang tuanya bik narti orang yang membela Klarissa "Hiks... Hiks... Bunda!" Tangis Klarissa
Tiba-tiba mata Klarissa menggelap hingga Klarissa pingsan, Harry menggendong Klarissa lalu membawanya pulang kerumahnya. Setelah Klarissa sadar dia tidur dikamarnya "Apa aku bermimpi kalau bunda meninggal, kenapa terasa nyata!" Gumam Klarissa
Klarissa keluar dari kamarnya, rumahnya sepi tidak ada seorangpun. Klarissa kedapur tidak ada orang, Klarissa berkeliling dirumahnya tidak ada orang, lalu Klarissa keluar rumahnya hanya ada pak satpam yang memakai baju hitam, Klarissa bergegas menghampiri satpam tersebut "Pak... Orang rumah kemana semua, kok sepi?" Tanya Klarissa
Pak satpam menggaruk kepalanya yang tak gatal "Anu non... Yang lain lagi ke___!" Tutur pak satpam takut Klarissa pingsan lagi
Klarissa "Kemana pak... Yang jelas dong!" Desak
"Ke pemakaman non!" Jawab pak satpam
"Pemakaman... Jangan bilang bunda meninggal!" Ujar Klarissa
"Bukan nyonya yang meninggal non tapi bik narti!" Tutur pak satpam
Tiba-tiba air mata Klarissa mengalir deras "Jadi aku bukan bermimpi pak... Tapi ini kenyataan... Hiks... Hiks... Ke pemakaman mana pak?" Tanya Klarissa
"Di pemakaman umum raya non!" Jawab pak satpam
Klarissa berlari dengan air mata yang mengalir deras "Hiks... Hiks... Hiks... Bunda... Kenapa bunda tinggalin Klarissa sendiri bunda... Sebentar lagi bima akan meninggalkan Klarissa... Klarissa akan sendiri bunda!" Tangis Klarissa
Tak lama Klarissa sampai ditempat
pemakaman dengan air mata yang mengalir pemakaman dengan air mata yang mengalir deras, semua menatap Klarissa "Klarissa... Kamu sudah sadar!" Ujar Jesika
Klarissa berlutut di pemakaman bik narti "Hiks... Hiks... Bunda kenapa bunda tinggalin Klarissa... Hiks... Hiks...!" Tangis Klarissa
Harry berjongkok "Klarissa... Ikhlaskan bik narti, bik narti sudah tenang disana!" Ujar Harry
Klarissa diam "Kenapa tiba-tiba bunda meninggal?" Tanya Klarissa
"Kata dokter bik narti mengalami serangan jantung!" Jawab Harry
Kirana ikut berjongkok "Klarissa... Kita pulang yuk, Kirana janji akan menemanimu!" Tutur Kirana
Klarissa diam masih dengan meneteskan air matanya kenangan bersama bik narti berputar-putar hingga Klarissa pingsan kembali, semua orang panik hingga Harry yang menggendong Klarissa "Klarissa...!" Teriak Aldy panik
Sesampainya dirumahnya Harry merebahkan Klarissa dikursi ruang tamu, semua orang panik kecuali Kirana yang nampak tak senang semua keluarganya perhatian pada Klarissa.
Beberapa menit kemudian Klarissa membuka matanya "Klarissa... Kamu sudah sadar dek?" Tanya Aldy
Klarissa diam mengedarkan pandangannya "Kemana bunda?" Tanya Klarissa meneteskan air matanya Jesika memeluk Klarissa "Ini mama sayang... Mama mohon Klarissa ikhlaskan bik narti, biarkan dia tenang sayang!" Ujar Jesika
Klarissa meneteskan air matanya dadanya nyeri mendengar nama bik narti, lalu Klarissa beranjak melangkahkan kakinya ke kamarnya lalu menguncinya, Klarissa menutup mulutnya meneteskan air matanya "Hiks... Hiks...!" Tangis Klarissa
Sedangkan diluar keluarganya sangat khawatir dengan keadaan Klarissa, Aldy ikut berlari mengikuti Klarissa"Klarissa... Dek... Buka pintunya... Ini kak Aldy!" Tutur Aldy
"Aku mau sendiri... Jangan ganggu aku!" Teriak Klarissa
Biarkan dia tenang sayang!" Ujar Jesika
Harry mengikuti Aldy lalu memegang bahu Aldy "Biarkan Klarissa sendiri dulu... Dia perlu waktu sendiri!" Ujar Harry
"Aldy khawatir Klarissa melakukan hal-hal yang aneh pa!" Tutur Aldy
"Tidak akan Klarissa hanya perlu waktu sendiri, ayo!" Harry merangkul Aldy membawanya kebawah bergabung dengan keluarga yang lain.