Sequel Dihamili Tuan Impoten!
Keysa Bintang hidup berdua dengan neneknya yang sakit-sakitan. Sedari kecil dia bekerja banting tulang demi membiayai pengobatan sang nenek.
Tak sampai disitu, hidup Keysa semakin rumit ketika seorang pemilik hotel tempat ia bekerja memperkosanya hingga hamil. Hidup Keysa benar-benar hancur saat itu juga, bahkan pria yang menghamilinya dengan teganya tak ingin mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya sedang hamil anak anda, tuan Erlangga Dirgantara!" --- Keysa Bintang.
"Tidak mungkin, bagaimana bisa pria mandul dan impoten seperti diriku bisa menghamili mu. Aku berani bersumpah kalau anak yang kamu kandung bukan anakku!. Jadi untuk apa aku bertanggungjawab!" --- Erlangga Dirgantara.
"AKU BERSUMPAH KAU MANDUL DAN IMPOTEN SELAMANYA!" ucap Keysa dengan suara meninggi lalu melenggang pergi.
Yuk simak kisahnya hanya dicerita Anak Kembar Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 AKTI
"Cepat ambil jaket kalian, kita akan ke rumah pak RT." ucap Keysa kepada anak-anaknya.
"Untuk apa kita ke rumah pak RT, mama?" tanya Zidan sambil menutup buku pelajarannya.
"Ada hal yang serius nak, nanti mama kasi tahu." ucap Keysa sambil berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan anak-anaknya.
"Baik mama." ucap Zidan dan Zara dengan kompaknya lalu mereka melangkah ke kamar untuk mengambil baju hangatnya. Dimana si kembar sudah mengenakan baju tidur motif kartun favoritnya.
Keysa sendiri juga bergegas mengambil baju hangatnya berbahan rajut di kamar, mengingat cuaca di luar sangatlah dingin sehabis hujan.
Untungnya lorong sekitar rumah mereka listrik tidak padam, sementara di area sekolah dan sekitarnya listrik padam akibat adanya pohon tumbang mengakibatkan beberapa aliran listrik terputus hingga listrik dipadamkan.
"Mama, kami sudah siap." ucap Zidan dan Zara bersamaan sembari menunggu ibunya di ruang tamu.
"Iya sayang. Ayo cepat, kita harus pergi ke rumah pak RT." ucap Keysa tersenyum sambil mengulurkan tangannya, sontak saja si kembar langsung meraih tangan ibunya.
Mereka pun berjalan bersama-sama sambil bergandengan tangan menuju rumah pak RT hanya berjalan kaki, mengingat jarak rumah Pak RT sangatlah dekat.
Mendengar keributan di depan rumah pak RT, membuat para tetangga berhamburan keluar rumah untuk menyaksikan langsung situasi diluar.
Namun sayangnya, rombongan orang tadi keburu masuk ke dalam rumah pak RT dan keributan sudah tak terdengar lagi. Para tetangga yang tidak sempat melihat wajah mereka memilih masuk ke dalam rumah. Apalagi cuaca di luar sangat dingin.
Sementara ibu-ibu tetangga yang begitu kepo memilih ke rumah pak RT untuk mencari tahu informasi yang sedang hangat-hangatnya untuk dijadikan bahan gosip esok hari. Walaupun sebagian dari mereka hanya berdiri di teras rumah pak RT untuk menguping.
"Ada apa ini?" ucap Pak RT sambil memperbaiki peci hitam di kepalanya. Pria paruh baya itu terkejut melihat kedatangan warga yang bertugas ronda malam membawa sepasang kekasih ke rumahnya. Namun dia mengenal pria yang dibawa oleh warganya.
"Mereka harus dinikahkan." ucap pak satpam yang bertugas ronda malam.
"Apa yang sudah mereka lakukan?" tanya pak RT dengan seriusnya sambil menatap kearah pria berambut gondrong yang dikenalnya bernama Evan.
Salah satu bapak-bapak maju ke depan, lalu menceritakan awal mula mereka menangkap basah sepasang kekasih tersebut di sekolah TK Mentari.
Pak RT hanya mampu manggut-manggut mendengar cerita Pak Yono selaku satpam di kantor Desa.
"Jadi bagaimana mas Evan? Apa yang dikatakan Pak Yono benar atau salah?" tanya Pak RT kepada Evan dan wanita cantik yang duduk di sebelah Evan secara bergantian.
"Tidak pak, bapak-bapak yang bertugas ronda malam hanya salah paham. Saya bersumpah, saya sama sekali tidak berbuat apa-apa kepada wanita ini. Justru saya tidak mengenal wanita ini." ucap Evan dengan jujurnya meyakinkan pak RT.
"Benar pak RT. Pria gondrong ini tidak berbuat mesum kepada saya. Jadi tolong jangan nikahkan kami." ucap Erina buka suara sekaligus membela diri agar tidak dinikahkan secara paksa.
"Bohong, kami melihat mas Evan berpelukan sama wanita cantik ini." ucap salah satu bapak-bapak yang juga ikut ronda malam dan menjadi saksi melihat mereka berpelukan.
Erina dan Evan langsung bungkam mendengar ucapan bapak berkumis tersebut. Erina sungguh menyesal sudah memeluk pria berambut gondrong itu tanpa permisi. Seharusnya dia menahan diri saat dilanda rasa panik dan ketakutan, bukan malah mencari perlindungan dari pria berambut gondrong itu.
"Saya tidak sengaja memeluknya karena takut setan." ucap Erina membela diri, namun ucapannya tersebut malah menjadi boomerang baginya.
"Nah kan, baru ngaku si neng geulis." ucap bapak-bapak dengan kompaknya.
"Betul, jangan bawa-bawa setan neng. Intinya neng geulis sudah berpelukan alias berduaan dengan mas Evan, berarti orang ketiganya adalah setan." ucap Bu Rini yang merupakan ratu gosip di lorong pak RT.
Semua orang ikut bersuara membenarkan ucapan Bu Rini, tak ada satupun orang yang mau membela Evan dan Erina.
"Tidak... tidak, pokoknya saya tidak salah. Itu hanya sebuah kebetulan. Saya tidak mau menikah dengan pria urakan ini!" ucap Erina dengan ketusnya sambil melirik tajam pria berambut gondrong duduk di sampingnya.
"Sudahlah neng geulis, waktu sudah tidak bisa di putar lagi, neng geulis sudah tertangkap basah berduaan dengan mas Evan. Keputusan ada di tangan pak RT." ucap Pak Yono menimpali ucapannya.
Erina mengepalkan tangannya sambil mengumpat dalam hati.
Sial!. Pokoknya aku tidak mau menikah dengan pria urakan ini. Batin Erina dengan kesalnya.
Sementara pak RT dan pak satpam tampak berbicara serius, sekaligus melakukan musyawarah bersama dengan bapak-bapak dan ibu-ibu tetangga sebelum memutuskannya.
Namun tiba-tiba saja pintu rumah pak RT terbuka lebar, hingga muncullah Keysa bersama anak kembarnya berdiri di ambang pintu, lalu mereka bergegas masuk.
"Maaf bapak-bapak, apa yang sudah terjadi? kenapa bapak-bapak membawa mbak Erina ke rumah pak RT?" tanya Keysa yang baru saja masuk ke rumah pak RT bersama anak kembarnya. Zidan dan Zara yang sedang bersamanya langsung berteriak memanggil kedua orang yang sedang di sidang di depan pak RT.
"Paman baik!" ucap Zidan tersenyum.
"Kakak cantik." ucap Zara yang juga memanggil kakak cantiknya lalu menghampirinya.
Lalu Zidan dan Zara menghampiri keduanya dan langsung berhambur memeluknya. Erina tersenyum tipis memeluk tubuh mungil Zara bahkan sebelah tangannya mengelus punggung mungilnya.
Sedangkan Zidan malah memeluk tubuh Evan, seolah keduanya baru saja bertemu setelah sekian lama. Zidan melepaskan pelukannya, refleks Evan mengelus puncak kepala anak laki-laki itu.
Kemudian Zidan beralih memeluk kakak cantiknya. Erina tersenyum lebar memeluk keduanya, dia persis seorang ibu yang memiliki dua anak.
Evan sampai tertegun melihat senyuman Erina, namun buru-buru dia mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Oh jadi neng geulis bernama mbak Erina." sahut Bu Rini selaku tetangga Keysa.
"Iya Bu." ucap Keysa dengan anggukan kepala.
"Loh bukannya wanita ini ya yang dicari-cari oleh pria tampan tadi di kantor Desa." ucap Bu Rini memberitahu dan baru mengingat nama wanita yang sedang dicari oleh pria tampan dari kota.
Pria tampan? Siapa yang mereka maksud? Apa jangan-jangan pria tampan itu kak Erlan. Batin Erina mendengar ucapan dari wanita gemuk tersebut. Dia pun memilih diam dan berpura-pura tidak mendengarnya.
"Siapa yang mencari mbak Erina, Bu?" tanya Keysa.
"Saya juga kurang tahu neng Keysa, yang jelas pria tampan itu berasal dari kota." jawab Bu Rini dan Keysa hanya mampu mengangguk menanggapi ucapannya.
Kemudian Bu Rini mulai menceritakan hal tentang Erina dan Evan yang digrebek oleh bapak-bapak yang sedang melakukan ronda malam.
Keysa tampak syok mendengar ucapan dari Bu Rini, sedang Erina hanya mampu menunduk dan merasa malu dengan apa yang dialaminya. Dia sungguh menyesal mendatangi sekolah yayasannya.
"Saya sudah mendengar penjelasan dari bapak-bapak dan mas Evan sendiri. Keputusannya adalah mas Evan dan neng geulis harus dinikahkan sekarang juga, semua demi kebaikan bersama dan demi ketertiban masyarakat akan aturan desa Pesisir." jelas Pak RT dengan keputusan akhirnya.
"Apa!" Evan dan Erina terkejut mendengar ucapan pak RT, namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Walaupun mereka berusaha mengelak dan bersumpah tetap saja semua orang tak ada yang mempercayainya.
"Jadi paman baik dan kakak cantik akan menikah" ucap Zidan dan Zara bersamaan sambil menatap wajah mereka secara bergantian. Dengan malas Erina mengangguk menanggapi ucapan si kembar.
"Holeee, selamat kakak cantik." ucap Zara dengan gembiranya dan Erina hanya mampu menghela nafas. Sementara Evan hanya diam membisu dengan tatapan sulit diartikan.
"Sekarang kita tunggu persiapan kedua belah pihak, sekaligus menunggu pak penghulu datang untuk menikahkan kalian. Jangan lupa wali nikah untuk pihak perempuannya." ucap Pak RT mengingatkannya.
Erina tampak bungkam sambil memijit keningnya yang mendadak pening mendengar ucapan pak RT.
Erina ketinggalan good news....