NovelToon NovelToon
Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Airin - Selalu Kamu Bayang Rinduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pengganti / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: Chiknuggies

Original Story by : Chiknuggies (Hak cipta dilindungi undang-undang)

Aku pernah menemukan cinta sejati, hanya saja . . . Arta, (pria yang aku kenal saat itu) memutuskan untuk menjalin kasih dengan wanita lain.

Beberapa hari yang lalu dia kembali kepadaku, datang bersama kenangan yang aku tahu bahwa, itu adalah kenangan pahit.

Sungguh lucu memang, mengetahui Arta dengan sadarnya, mempermainkan hatiku naik dan turun. Dia datang ketika aku berjuang keras untuk melupakannya.
Bak layangan yang asyik dikendalikan, membuat aku saat ini tenggelam dalam dilema.

Hati ini. . . sulit menterjemahkan Arta sebagai, kerinduan atau tanda bahaya.

°°°°°°

Airin, wanita dengan senyuman yang menyembunyikan luka. Setiap cinta yang ia beri, berakhir dengan pengkhianatan.

Dalam kesendirian, ia mencari kekuatan untuk bangkit, berharap suatu hari menemukan cinta yang setia. Namun, di setiap malam yang sunyi, kenangan pahit kembali menghantui. Hatinya yang rapuh terus berjuang melawan bayang masalalu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiknuggies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Aku menunggu jawaban dari Sandi mengenai apa yang akan dia ceritakan, hanya saja segera setelah ia mencoba bangkit, tubuh Sandi tiba-tiba saja terjatuh lemas bagaikan sebuah Rag doll.

"Eh-eh. Lu kenapa San?"

*Bruk!*

Ia terjatuh, nafasnya tersengal tidak beraturan dan mengeluarkan bau menyengat, aroma yang sepertinya aku kenal.

"Sandi goblok! Lu minum kan?! (Bentakku yang langsung menampar-nampar pipinya agar tersadar.) San ayo dong bangun, jangan bikin gw khawatir, gw takut."

Dari mencium aroma mulut Sandi yang mirip seperti aseton, dapat ku simpulkan bahwa yang di minum Sandi adalah minuman keras.

Di lain sisi, Sandi tengah meracau tidak karuan, mengatakan hal tidak terarah langsung kepadaku. "S-sorry, rin. Gw pulang sekarang." Jelasnya yang mencoba untuk kembali bangkit dengan menggunakan pundakku sebagai pijakan tangan nya.

Alhasil usahanya kembali sia-sia, dan hanya membuat tubuhnya kembali tersungkur di lantai. Aku yang bingung harus berbuat apa, mengambil bantal lalu menyandarkan kepalanya yang sedari tadi tanpa alas, berharap efek dari minuman kerasnya segera habis termakan waktu.

Ini kah sisi lain dari seorang Sandi? Sesosok pria misterius yang tidak pernah kulihat keluar dari dapur resto, pria yang jarang berbicara dan terlihat dingin setiap saat, kini tengah tergeletak tidak berdaya akibat mabuk berat di kosanku.

"Sandi gw nggak nyangka banget ya lu ternyata orang yang kayak gini." Keluhku, menghela nafas sembari duduk tepat di sebelah kepalanya.

Tetapi meski hatiku sebal dan merasa tertipu dengan sifat aslinya, jiwa keibuan dari setiap wanita selalu hadir bila melihat pria yang sedang tidak berdaya seperti sekarang ini tengha berada di sebelahnya.

Dengan sigap aku menyalakan AC dan menyelimuti tubuhnya. "Iya juga ya San, semua orang pasti punya masalah dengan kadarnya masing-masing. Kalo dipikir-pikir, dunia itu nggak adil ya." Aku berbicara kepada Sandi yang sudah hilang kesadaran, tersenyum, sembari mengelus kepalanya.

Selalu ada pemicu yang membuat perubahan besar di setiap jiwa. Mungkin sang pekerja keras ini pun sudah sampai pada batasnya, dan memilih untuk beristirahat sebentar, seperti yang sedang kulihat sekarang.

Sandi mendesah, melindur "Mhhh~." Mencoba menggonta-ganti posisi tidur.

"Kenapa san?" Tanyaku memastikan keadaannya.

"Rokoknya ada di tas gw bang, isep aja." Ungkapnya yang meracau ntah kemana.

Aku hanya bisa cekikikkan dan menikmati saat-saat yang sudah lama tidak ku dapatkan, berelegi seperti saat dahulu, seperti ketika aku bersama Arta. Meski Arta tidak pernah kulihat mabuk, aku sering mengurusinya yang tidak jarang kewalahan atas banyak hal.

Walapun sekarang bukan dia yang ada di sebelahlu, tetapi nuansa ini sama indahnya. Perasaan yang hanya bisa di pahami oleh wanita.

Suara hela nafas dari jiwa yang kelelahan akibat terlalu jauh berlari dari masalahnya ini, menarik minatku untuk sementara memberinya tempat bersandar, beristirahat.

Aku tidak tahu mengenai sudah sampai dimana ia sekarang, yang pasti, khayalnya sudah melambung tinggi melampaui bumi. Gemercik hujanpun turun, terlihat titik-titik air yang mengerubungi jendela kamarku, terbawa angin yang berhembus merdu.

Membelai lembut kepala Sandi, sembari menikmati alunan hujan yang turun bergantian di atas genting, membuatku terhanyut oleh waktu yang telah lewat tengah malam ini.

Aku mencoba untuk memberikan posisi tidur yang tepat, aku mengajaknya untuk pindah dari lantai ke atas ranjangku.

"San... Bobonya di atas aja yuk. (Ajakku yang ia tolak.) Nanti sakit badannya, kalo tidur di sini."

"Mrrrhh!" Ia mengerang, menolak ajakkan dariku.

Kulihat ia berusaha membuka matanya, ia memegang kepalanya dengan satu kepalan penuh. "Rin?! Kok lu bisa ada di sini?" Sandi menanyaiku dengan suara yang tertahan, akibat dari menahan sakit kepala.

"Ini rumah gw SANDI." jelasku jengkel, mengeraskan suara ketika menyebut namanya.

Ia menatap ke sekeliling, menyadari tubuhnya berada di lantai sudah terbalut selimut, dan aku yang duduk di samping kepalanya. Ia panik dan perlahan menarik tubuhnya.

"Udah istirahat aja dulu San." Cegahku, menahan tubuhnya agar tetap di posisi.

"Nggak Rin, gw nggak apa-apa." Masih mencoba untuk bangkit

"Nggak apa-apa dari mananya!? Mulut lu noh, bau apotik." Keluhku yang menahan nafas dengan kedua tangan akibat mencium aroma alkohol.

"...."

"Yaudah, lu nginep aja San, kosan gw bebas kok." Ujarku menawarkan.

Ia menjatuhkan kembali kepalanya dan menghela nafas panjang, menyiratkan syukur yang ia terima atas tawaranku.

"Tapi, nanti pacar lu Rin?"

"Gw udah putus San, udah lu tenang-tenang aja di sini."

Raut wajah menyesal yang dalam ia tunjukkan kepadaku akibat menanyakan perihal barusan, dan mulai menceritakan berbagai hal yang ia lakukan setelah pulang dari resto tadi.

°°°°°

Semalaman kami habiskan berdua saling berbagi cerita bersama, aku tidak mengetahui bahwa Sandi bisa seceria ini.

Rupanya alkohol, dapat membuat seseorang cukup membanting stir perasaannya dengan mudah. Dan ku akui mungkin alkohol cukup jitu, karena dapat membuat Sandi yang pendiam menjadi seramai ini

Aku mengetahui banyak hal tentangnya malam ini, dari latar belakang keluarganya hingga masalah yang membuatnya sampai hati untuk menenggak minuman itu.

Dari cerita yang kukumpulkan keping demi keping, ia sedang dalam dilema mengenai hubungan bersama pacarnya. Meski dengan alasan yang cukup klise, namun bagiku memang perjalanan cinta tidak selalu mudah.

Umur suatu hubungan, tidak selalu menjadi patokan untuk bertahan dari cobaan yang menderu, perasaan kiranya lebih rapuh dari apa yang ku bayangkan. Bila dibandingkan dengan waktu yang bergulir menentang hati, ego menjadi pilihan yang menggiurkan untuk berpaling.

Kudengarkan lirih sendu suara pria yang dingin ini, mengencangkan dada, tatkala kisah meluncur keluar, dilengkapi dengan amunisi panjang yang nyiur melambai.

Hubungan mereka kandas akibat Sandi yang di nilai terlalu dingin, membuat Sandi tidak sebanding dengan dia, pria baru yang lebih matang.

Kata janji mengenai seribu mimpi, yang mungkin terwujud esok atau lusa, kalah melawan orang yang lebih terbuka kepada perasaan nya.

Ya, tak dapat aku pungkiri, bahwa semua wanita mencintai apa yang dia dengarkan dari mulut seorang pria. Tak ayal bila kami lebih memilih buaya yang handal dalam merayu, ketimbang pria baik hati yang tidak banyak berbicara.

Pandangan Sandi semakin semu, pada saat percakapan kami sampai pada titik lemah nya ia dalam merangkai kata, demi memuaskan hati pasangannya yang haus akan kasih sayang.

Meski ia cukup ramai bila dalam kondisi mabuk, tetap saja Sandi yang ku kenal sangat tertutup dan pendiam, membuat sedikitnya aku dapat mengerti kondisi mereka berdua.

"Tapi San, menurut gw lu baik kok."

Tentu saja ia orang baik.

Aku mengetahui bahwa selama ini dia selalu berpura-pura mendapatkan orderan fiktif, demi membuatkanku makanan sebelum pulang kerja setiap harinya. Menggerutu yang ia lakukan ketika memberikan makan kepadaku pun, selalu menjadi sebuah peran yang tidak sanggup ia sempurnakan.

Kepada Ruel, yang sering mondar-mandir ke dapur untuk mengantar makanan pun tidak luput dari kebaikannya. Ruel memiliki kebiasaan untuk mencicipi masakan yang sedang Sandi buat.

Dengan mengimbangi kebiasaan tersebut, Sandi sengaja menyiapkan 1 piring kecil khusus untuk Ruel, agar dia dapat mencicipi setiap makanan yang Sandi masak.

Meski dalam diam, kasihmu selalu dapat kami rasakan di tempat kerja kok San.

"Saat lu tau pacar lu selingkuh, apa yang lu lakuin?" Tanyaku, mulai kritis kepada Sandi.

".... Gw . . . Awalnya gw liat ada notifikasi masuk dari hpnya, saat itu kita lagi jalan bareng. Gw nggak bisa ngomong apa-apaan Rin pas tau itu semua, gw cuma bisa anterin dia pulang dari pusat kota ke rumah sambil nangis nggak udah-udah."

"Lu nangis, dari pusat kota sampe ke rumah!? Itu satu jam perjalanan San! Terus apa yang cewek lu lakuin pas lu kayak gitu?" Tanyaku tersulut emosi.

"Dia ... Cuma minta maaf, berulang-ulang kali." Jawabnya dengan tatapan kosong.

Aku menarik nafas dengan dada yang sesak, ketika mendengar penjelasan dari Sandi. Dengan berat hati, aku membandingkan kondisi Sandi juga pacarnya. Sandi yang sangat tulus mencintai pacarnya di khianati oleh orang ketiga, dan aku sangat paham dengan perasaan itu. Sedangkan si wanita, yang haus akan kasih sayang kini memilih mengkhianati orang yang tulus mencintainya. Kedua alasan itu membuatku bingung dengan siapa yang harus dibela.

Akupun mengerti arti dari mengkhianati orang yang tulus, tentu rasa bersalah akan membekas dalam waktu yang tidak sebentar.

1
Misssyah
semangat ya.
Misssyah: sama sama /Smile/
Chiknuggies: makasih kakak/Joyful/
total 2 replies
Van
thor.. mana fanserv nya torr😭
Chiknuggies: Hai Van, kamu tau lokasinya. /Shhh/
total 1 replies
Van
keren binggow
Chiknuggies: Terimakasih /Shy/
total 1 replies
Van
berat banget jadi ruel;(
Chiknuggies: /Cry/
total 1 replies
Van
kacau banget bikin emosi naik turun!!
Chiknuggies: Hai, pembaca setia /Applaud/
gimana rasanya satu tahun bersama saya./Smile/
total 1 replies
Van
awwww poor airin/Sob//Sob/
Chiknuggies: Turut berdukacita /Facepalm/
total 1 replies
Sara la pulga
Aduh, terharu banget!
Necesito dormir(눈‸눈)
Gemes banget deh ceritanya!
Tuxedo Mask
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!