Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.
Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.
Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hujan
Keesokan harinya, Yu-Seok kembali datang untuk menemui Lily. Namun, Yu-Seok harus terus menerima penolakan dari keluarga Park. Lily mencoba meredam amarah kedua orang tua angkatnya itu.
"Ma, pa". Ucap Lily "Mungkin saja Tuan Yu-Seok merindukan anaknya. Tolong beri Ju-Anh waktu untuk bertemu ayahnya. Karena semalam, Ju-Anh terbangun malam hari karena mencari ayahnya". ,
“Kalau dia benar-benar merindukan anaknya,” gumam Tuan Park dengan nada berat. "kenapa dulu dia tidak menerima Ju-Anh sebagai anaknya?".
Yu-Seok berbicara dengan suaranya pelan namun penuh penyesalan, “Aku tahu aku belum bisa menjadi ayah yang baik bagi Ju-Anh. Maka dari itu, beri aku kesempatan untuk merawat Ju-Anh."
Lily menoleh ke arah Yu-Seok, lalu memandang Tuan dan Nyonya Park. "Ma... Pa... Tolong beri Tuan Yu-Seok kesempatan untuk mengurus anaknya sendiri." Pinta Lily "Bukankah sudah dua tahun lamanya, beliau berusaha menebus kesalahannya?"
Keheningan mengacaukan ruangan. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar jelas. "Baiklah". Ucap nyonya Park membuat raut wajah Yu-Seok tersenyum
"Tapi hanya Ju-Anh yang kamu bawa". Sambung Tuan Park menjatuhkan kebahagian Yu-Seok.
"Tapi, pa.". Yu-Seok tersenggal "Ju-Anh akan sangat membutuhkan Lily".
Tuan Park mengerutkan keningnya. "Kamu bisa mencari pengganti Lily untuk Ju-Anh! Aku tidak akan membiarkan Lily bersamamu". Tegas Tuan Park.
Lily hanya terdiam. Ia tahu posisi dirinya sebagai apa. Mereka semua yang ada dihadapannya bukan siapa-siapa baginya.
"Ma, pa. Saya mohon". Ucap Yu-Seok.
Nyonya Park menatap curiga pada Yu-Seok. "Jangan bilang kalau kamu menyukai Lily!".
Yu-Seok mengangguk pelan. "Ya, aku menyukainya". Ucapnya dengan penuh keberanian.
"Lily, apa kamu menyukainya?". Tanya Tuan Park.
Lily terdiam bergelut dengan dirinya sendiri. Ia tidak mengerti apa yang Yu-Seok rencanakan. Lily tak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi. "Kalau aku berbohong menyukai tuan Yu-Seok, aku tidak akan tahu apa yang akan tuan Yu-Seok lakukan padaku. Aku takut dia memecat dan membalas dendam atas kejadian hari ini".
"Lily!". Panggil Tuan Park karena Lily terus diam.
"Aku tidak pernah berani berharap sampai kesana. Aku hanya berniat bekerja dan menjaga Ju-Anh". Jawab Lily penuh kejujuran.
Hati Yu-Seok serasa dibanting kelantai dengan keras. Ia sangat kecewa dengan penuturan Lily, ternyata selama ini perasaannya bertepuk sebelah tangan.
"Bukankah kamu mendengarnya?". Ucap Tuan Park. "Aku akan menjodohkan Lily dengan orang lain"
Yu-Seok membulatkan kedua matanya. Ia langsung tersungkur, berlutut dihadapan Lily dan keluarga Park.
"Aku mohon, beri aku kesempatan". Ucap Yu-Seok bergetar. "Aku menyesali apa yang telah aku lakukan pada mendiang ibu Ju-Anh. Dan aku tidak mau kehilangan lagi untuk yang kesekian kalinya".
"Apa yang kamu lakukan Yu-Seok". Nyonya Park menaikkan suaranya.
"Tuan, tolong jangan seperti ini". Ucap Lily ikut menyamakan posisi dengan Yu-Seok.
"Aku akan terus berlutut sampai kalian mendengarkan permintaan maaf dan penyesalanku. Beri aku kesempatan untuk hidup bersama orang yang aku cintai". Yu-Seok tak bisa menahan air matanya.
"Katakan dengan jujur, Yu-Seok!". Titah Tuan Park. "Apa kau pernah menyukai mendiang anakku?".
Yu-Seok mengangguk cepat. "Aku menyukainya setelah kehadiran Ju-Anh dirumah kami. Dia membuatku mencintainya, lalu meninggalkanku begitu saja untuk selamanya". Jawab Yu-Seok dengan suara bergetar.
Semua orang yang mendengar isakan tangis Yu-Seok dengan tangan yang terus memohon, meminta agar diampuni terasa teriris hatinya. Namun mereka memasang wajah yang teguh pada pendirian masing-masing.
"Pergi dari sini". Tegas Tuan Park.
"Aku mohon". Ucap Yu-Seok. "Beri aku kesempatan".
"Pergi atau kau akan berhubungan dengan polisi!". Teriak nyonya Park.
Dengan tertatih-tatih, Yu-Seok terbangun. "Aku akan menunggu kata maafmu". Ucapnya Lirih .
Yu-Seok berjalan keluar meninggalkan semua orang. Langkahnya yang gontai diantar dengam tatapan nanar Lily.
"Lily, temani Ju-Anh tidur". Ucap nyonya Park menyadarkan Lily. Lily bergegas pergi ke arah kamar tempat Ju-Anh tertidur.
Tak berselang lama, hujan turun dengan derasnya mengguyur kota. Lily duduk diam di sofa kamar Ju-Anh, menatap keluar jendela. Suara gemuruh hujan menggelegar di telinganya, sementara air hujan meneteskan irama di atap rumah.
Tatapan Lily tetap terarah ke luar, memandang hujan yang turun dengan derasnya. Ia merasa sedih dan kesepian, seperti hujan yang terus-menerus tanpa henti. Ingatan manis dan sedih menghantamnya. Ia merasa kehilangan dan tidak berdaya.
Tiba-tiba, suara hujan semakin keras dan kencang. Lily menutup matanya, membiarkan air mata mengalir. Ia merasa bahwa hujan itu seperti air mata yang tidak pernah berhenti mengalir.
Mata Lily menangkap sesosok yang berdiri di tengah hujan, menatap ke arah rumahnya. Ia tidak percaya apa yang dilihatnya. Sosok itu terlihat familiar, tapi Lily tidak bisa melihat dengan jelas siapa itu.
Maya memicingkan matanya, berusaha melihat lebih jelas. Sosok itu tidak bergerak, hanya menatap ke arah rumahnya dengan mata yang tajam. Lily berjalan ke arah jendela, membukanya sedikit untuk melihat lebih jelas. Sosok itu masih berdiri di sana, tidak bergerak.
"Tuan Yu-Seok". Lirih Lily.
"Apa yang dia lakukan disana?". Lily bergegas pergi dari kamar mengambil payung disudut ruangan.
"Diluar hujan, kamu mau kemana?". Tanya Nyonya Park.
Lily hanya melirik nyonya Park tanpa mengatakan apapun. Lily bergerak cepat keluar rumah, membuka pintu dan melangkah ke teras. Hujan deras masih mengguyur, tapi Lily tidak peduli. Ia berjalan cepat ke arah Yu-Seok yang masih berdiri di tengah hujan.
"Tuan Yu-Seok?" Lily memanggil, suaranya sedikit bergetar.
Yu-Seok tidak menjawab. Ia hanya menatap Lily dengan mata yang tajam dan intens. Lily merasa seperti dilihat oleh Yu-Seok sampai ke hati.
Lily mengambil langkah lebih dekat, hatinya berdegup kencang. "Apa yang kamu lakukan di sini?". Lily bertanya, suaranya masih bergetar.
Yu-Seok masih tidak menjawab. Ia hanya terus menatap Lily yang merasa seperti waktu berhenti.
Tiba-tiba, Yu-Seok mengambil langkah ke arah Lily. Lily merasa seperti jantungnya akan keluar dari dadanya. Dengan pakaian yang basah kuyup, Yu-Seok memeluknya tanpa permisi.
"Tuan lepaskan!". Lily menjadi kesal.
Yu-Seok semakin erat memeluk Lily seperti orang yang baru bertemu setelah sekian lama berpisah. "Tuan, lepaskan!". Lily menyatakannya lebih keras.
"Aku mencintaimu, Lily". Ucap Yu-Seok ditelinga Lily.
Lily mendorong keras dada Yu-Seok. "Tuan,pulanglah". Ucap Lily.
Yu-Seok menatap Lily lekat. "Aku akan tetap disini sampai keluarga Park memaafkanku dan kembali mengizinkan kamu dan Ju-Anh tinggal bersamaku". Ucapnya keras ditengah gemuruh hujan.
"Tuan, dengarkan aku!". Ucap Lily "Sebaiknya Anda pulang. Aku akan berbicara lagi dengan mereka".
"Tidak!". Bantah Yu-Seok cepat.
"Yu-Seok!". Teriak Lily yang frustrasi. "Ini hanya akan membuatmu sakit!. Aku mohon pergilah!".
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.