mengisahkan tentang petualangan Rakha di negara orang,bertemu dengan arwah perempuan yang sedang hamil dan mencoba untuk membantunya.
langsung baca aja yuk😊😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimshu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 22
Singgasana yang awalnya kosong itu tiba-tiba ada yang mendudukinya setelah Rakha melihat ada petir yang menyambar. Di atas singgasana tersebut duduk seorang pria yang mirip dengan gambaran dewa Zeus namun masih terlihat perbedaannya.
Entah kenapa Rakha tiba-tiba menekuk salah satu kakinya dan menunduk sebentar untuk menghormati pria tersebut. Tapi Rakha tidak sampai sujud,karena prinsip Rakha yang patut di sembah hanyalah Allah semata.
"Hormat saya yang mulia"ujar Rakha sambil menunduk untuk menghormati orang tersebut
"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu juga anakku" ujar pria tersebut
Rakha tettu saja bingung dengan maksud dari pria berwibawa tersebut. Dewa Tinia yang mengerti akan kebingungan Rakha pun menjelaskan siapa dirinya.
"Aku adalah Dewa Tinia,Dewa utama Etruria,kamu bisa memanggilku dengan sebutan ayah besar saja"ujar Dewa Tinia agar Rakha tidak bingung
"Apakah boleh seperti itu?yang mulia adalah seorang Dewa,tidak pantas rasanya kalau saya memanggil yang mulia dengan sebutan ayah besar?"tanya Rakha dengan ragu
"Tentu saja boleh,sebab akulah yang menyuruhmu untuk memanggilku seperti itu"ujar Dewa Tinia
"Baiklah jika yang mulia yang memintanya maka hamba tidak akan ragu lagi"jawab Rakha
"Apa kau akan pergi besok anakku?"tanya Dewa Tinia, Rakha terkejut mendengar pertanyaan dari Dewa Tinia,bagaimana beliau bisa tahu akan hal itu? itulah yang menjadi pertanyaan Rakha
"Benar ayah besar,hamba akan pergi besok"jawab Rakha
"Kemarilah nak"pinta Dewa Tinia
Rakha yang di panggil langsung berjalan menaiki tangga menuju singgasana Dewa Tinia. Sesampainya di sana Rakha hanya menunduk saja,entah bagaimana kejadiannya tiba-tiba ada Juan juga di sana.
"Rakha,Juan aku tahu kalian bukan orang sini asli,tapi kalian masih memiliki ikatan dengan kami yang berada di sini,untuk lebih jelasnya kalian adalah keturunan kesekian dari kami,dan dari banyaknya keturunan kamu hanya kalian yang di berikan kekuatan istimewa,kalian memang dua jiwa tapi kalian satu raga,menunduklah aku akan memberi kalian berkatku untuk perjalanan kalian besok"ujar Dewa Tinia
Rakha dan Juan yang awalnya bingung hanya menurut saja sambil di dalam hati selalu membaca doa kepada Allah. Rakha dan Juan menunduk sesuai perintah Dewa Tinia,dan saat mereka menunduk, Dewa Tinia meletakkan telapak tangannya di atas kepala mereka untuk memberikan berkatnya.
Dari dalam telapak tangan Dewa Tinia muncul s buah cahaya putih yang masuk kedalam jiwa keduanya. Rakha dan Juan merasa hangat saat cahaya tersebut memasuki jiwa mereka berdua.
"Itu adalah sedikit kekuatan yang aku berikan kepada kalian,pergunakanlah dengan sangat baik nantinya, senjata kalian hanya akan bisa melawan mereka yang berwujud,sedangkan yang tidak berwujud akan sulit untuk kalian kalahkan jika kalian tidak memiliki kekuatan,kekuatan itu juga bisa melindungi kalian saat kalian berhubungan dengan orang-orang terdekat kalian,kekuatan tersebut juga bisa menyembunyikan isi hati kalian"ujar Dewa Tinia setelah memberikan Rakha dan Juan kekuatan
"Terimakasih ayah besar untuk kekuatan yang anda berikan"jawab Rakha dan Juan
"Ya sama-sama, sekarang kembalilah ke tempat kalian seharusnya berada,nanti tidak hanya aku yang akan memberikan kalian kekuatan,tapi masih ada yang lainnya juga"yang mana ucapan dari Dewa Tinia membuat Rakha dan Juan terkejut.
Itu artinya masih ada lagi yang akan membantu mereka untuk bekal perjalanan ke Siena. Sebenarnya apa yang sedang terjadi?kenapa kisah mereka jadi berubah menjadi fantasi seperti ini?tidak pernah ada dalam benak mereka akan mengalami hal yang seperti ini.
Apakah ini hal yang baik?atau bahkan akan membawa mereka kepada keburukan?ini akan menjadi berkah atau musibah?itulah yang ada di dalam pikiran mereka sekarang ini.
"Tenanglah nak,kami tidak akan merebut kalian dari Tuhan kalian,kami hanya memberikan berkah kami kepada kalian untuk melakukan kebaikan kedepannya dalam menghadapi para santanis yang sedang berebut pedang milik Galgano Guidotti"ujar Dewa Tinia yang mengerti keresahan mereka
Rakha dan Juan tersentak mendengar ucapan Dewa Tinia karena mengetahui keresahan mereka. Namun mereka berusaha untuk tidak menampakkan keterkejutan mereka di hadapan Dewa Tinia.
"Pulanglah nak,sudah waktunya kalian menghadap pencipta kalian,ini sudah sore di alam kalian" setelah mengucapkan hal tersebut Dewa Tinia menjentikkan jarinya dan membawa mereka kembali ke alam mereka dimana Rakha tadi tengah tertidur di atas ranjang.
Tapi kali ini yang bangun bukan Rakha melainkan Juan,Juan membuka matanya dan dia sekarang berada di dalam kamarnya lagi,bukan berada di istana milik Dewa Tinia. Juan bangun dengan mata merah khas Juan,ya mata Juan berwarna merah tidak seperti milik Rakha yang memiliki mata hitam.
Juan bangkit dari berbaring ya dan dusuk di sisi ranjang untuk mengumpulkan nyawa yang di rasa masih berantakan. Saat ruan melihat ke depan,betapa terkejutnya dia saat melihat seorang wanita cantik dengan baju kunonya khas di abad 10-11.
Wanita cantik tersebut tersenyum ke arah Juan dan berjalan mendekatinya. Saat beliau sudah berada di depan Juan,beliau langsung tetsenyum dengan sangat cantik.
"Hai nak,apa kabar?"tanya wanita cantik tersebut
"Alhamdulillah saya baik"jawab Juan dengan masih linglung
"Perkenalkan namaku Catha,aku adalah Dewi bulan atau matahari"ujar wanita cantik tersebut sambil tersenyum kepada Juan
"Ada gerangan apakah Dewi yang agung menemui hamba yang hanya manusia biasa ini?"tanya Juan dengan sopan namun masih tetap dengan muka datarnya
"Jangan terlalu formal nak,panggil saja aku ibu Catha"ujar Dewi Catha
"Baiklah ibu Catha,apa yang ingin ibu lakukan di sini?"tanya Juan penasaran
"Ibu hanya akan memberkatimu dengan keselamatan jika nanti terjadi sesuatu padamu,aku juga akan menyertai keberangkatanmu besok,adakah yang bisa aku gunakan untuk bisa menjadi mediaku berdiam diri?"ujar Dewi Catha
"Akan saya Carikan nanti ibu,apakah saya bisa melaksanakan kewajiban saya kepada Tuhan saat ini? mohon maaf bukan bermaksud tidak sopan,karena saya tidak terbiasa menunda kewajiban saya terhadap Tuhan"jawab Juan dengan sopan
"Silahkan nak,biar ibu tunggu kamu di sini sambil melihat-lihat kamarmu" Dewi Catha memberikan Juan izin untuk melaksanakan shalat terlebih dulu.
_________________
Dewa Tinia dan Dewi Catha adalah dewa dan dewi dalam cerita mitologi Etruria sebelum Romawi.
Mohon koreksinya kalau ada kata yang salah atau typo
Selamat membaca 🥰🥰🥰
Jangan lupa dukungannya ya 😊😊😊