Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 MENGAMUK
Deg...
Jantung Arjuna berdegup kencang saat menyadari Luna
dibawa oleh seseorang.
"Si-sialannn!!"
Arjuna langsung bergegas membuka laptop yang baru ia
beli tadi. Dengan skill peretasan yang ia miliki, ia mencoba
mencoba melacak keberadaan Luna lewat ponselnya.
'Siapa yang menculik Luna? Jangan-jangan para rentenir
tempo hari?' batin Arjuna .
Beberapa saat sebelumnya.
Luna yang ada di kamar kontrakan mendengar suara
ketukan pintu. la menduga itu adalah Arjuna , dan tanpa curiga
ia membuka pintu.
Ckrekk...
"Halo gadis kecil, akhirnya kami menemukanmu.." ucap
seorang pria yang bersama teman-temannya.
"Ka-kalian.." Luna terkejut dan hendak menutup pintu,
namun pria itu menahan pintu.
Luna yang kalah tenaga pun ketakutan dan masuk ke
dalam kamar.
“Pe-pergi kalian? Pergi kalo gak mau dihajar!" ancam
Luna.
Para preman itu tertawa terbahak-bahak.
"Siapa yang akan menyelamatkanmu? Apa bocah ingusan
kemarin? Kulihat dia tak ada disini," ejek satu preman.
Ya. Para preman itu adalah rekan-rekan preman yang
dihajar oleh Arjuna kemarin alias anak buah bos rentenir.
Luna begitu ketakutan.
"Da-Arjuna , kamu dimana?" tangis Luna.
Para preman itu membekap Luna dan membiusnya
hingga tak sadarkan diri.
"Bro, sebelum kita bawa pergi, gimana kalo kita incip
sedikit gadis ini?" ucap salah satu preman.
"Bodoh, kau ingin mati? Kita diperintahkan bos besar
untuk membawanya tanpa lecet sedikitpun. Jangan sampai
bos membunuh kita!" marah 1 temannya.
Mereka pun membawa Luna yang tak sadarkan diri ke
mobil.
"Foto dia, lalu kirimkan ke nomor bocah yang menghajar
rekan kita. Bos begitu marah dan ingin membunuh bocah itu,"
ucap 1 preman.
Mereka pun memfoto dan mengirimkannya pada Arjuna ,
namun mereka tak menyebut tempat mereka akan membawa
Luna.
*********
Arjuna berhasil melacak lokasi Luna.
'Sekitar 30 km dari sini dan terus bergerak. Itu artinya
mereka membawa Luna ke luar kota,' batin Arjuna .
Dengan membawa laptopnya, ia mencegat taksi.
"Pak cepat jalan, mungkin agakjauh. Aku akan membayar
berapapun yang kau mau," pinta Arjuna .
Arjuna mengeluarkan uang 1.000 dollar dari penyimpanan
sistem. "Cepatt!! Ini uangnya," teriak Arjuna .
Sopir taksi sedikit ragu namun ia akhirnya menuruti
kemauan Arjuna .
Sepanjang perjalanan, Arjuna terus melacak keberadaan
Luna.
Setelah 1 jam, lokasi Luna terhenti di Kota Rivington, kota
sebelah Starhaven.
Arjuna mencari informasi mengenai lokasi itu.
"Sialan, ini adalah kediaman keluarga Ortiz," kesal Arjuna .
Keluarga Ortiz adalah salah satu keluarga kaya yang
cukup berkuasa di kota Rivington. Mereka mempunyai bisnis
gelap di beberapa kota, termasuk perdagangan manusia dan
pinjaman ilegal.
Arjuna begitu marah karena paman Luna berurusan
dengan orang yang menakutkan.
"Hahaha... wajahmu begitu lucu saat marah, bocah," ejek
Erebos yang dari tadi mengikuti Arjuna .
Arjuna terdiam.
"Ini kesempatanmu untuk menyelesaikan misi. Aku yakin
para penculik itu pantas untuk dibunuh," ucap Erebos.
la begitu senang karena Arjuna pasti akan mau
membunuh mereka, dan itu akan meningkatkan kekuatannya
juga.
'Berisik, diam kau Pikachu!' kesal Arjuna .
"Jangan panggil aku Pikachu, bocah tengik!!" protes
Erebos.
****:
:********
Arjuna sampai di depan kediaman keluarga Ortiz.
Sebelum masuk, ia meretas CCTV kediaman itu agar
identitasnya tak ketahuan. la juga memakai masker hitam
untuk menyembunyikan wajahnya.
Setelah mematikan CCTV, Arjuna yang tak sabar pun
mendobrak gerbang mansion itu.
"Siapa kau bocah?" para penjaga yang berjumlah belasan
itu mencegat Arjuna .
"Aku tak berurusan dengan kalian. Dimana gadis yang
kalian culik!?" teriak Arjuna marah.
2 orang penjaga itu maju dan berniat mengusir Arjuna ,
namun Arjuna dengan cepat memukul mereka hingga terbang
10 meter.
Duaghh... duaghh...
Kedua penjaga itu langsung pingsan seketika.
"Berani sekali kau bocah? Apa kau tak tahu siapa pemilik
mansion ini??" marah salah satu penjaga.
Arjuna yang marah pun mengeluarkan aura Bumi tingkat 1
nya. Semua penjaga pun tak ketakutan melihat sosok yang
sepertinya bukan bocah biasa itu.
"Aku tak punya waktu untuk berurusan dengan kalian.
Minggir!!" perintah Arjuna .
Namun para penjaga yang lebih takut dengan bos besar
mereka itu pun tetap mengeroyok Arjuna .
Arjuna tanpa ampun menghajar 1 persatu dari mereka.
Dengan kecepatannya, ia bisa menghindari pukulan demi
pukulan.
Dorr...
Sebuah tembakan peluru dilesatkan ke arah Arjuna .
Arjuna yang tak menyangka hal itu berusaha menghindar.
Jress...
Peluru itu hanya menyerempet lengan Arjuna , lalu Arjuna
langsung melesat ke arah penembak pistol itu.
Duagghh...
Arjuna menghadiahinya dengan tendangan menyamping
hingga orang itu pingsan seketika.
"Bocah, ini bukan waktunya kau bermain-main dengan
ikan-ikan teri ini," Erebos mengingatkan.
'Benar, aku harus cepat-cepat menemukan Luna, batin
Arjuna .
Dengan cepat Arjuna meratakan orang-orang itu lalu pergi
memasuki mansion.
la tak peduli dengan banyaknya penjaga saat di dalam. la
dengan cepat melumpuhkan mereka dan mencari keberadaan
Luna. Entah berapa puluh orang yang telah ia hajar, namun
hingga kini ia masih berputar-putar mengelilingi mansion
yang sangat besar itu.
'Brengsek, rumah ini begitu besar. Dimana kau, Luna?"
batin Arjuna frustasi.
Arjuna sampai ke ruangan kerja bos besar.
la bertemu dengan seorang pria tua yang seorang ahli
beladiri.
"Siapa kau pak tua? Minggir!!" teriak Arjuna .
'Dia kuat, batin Arjuna menilai pria itu.
"Nak, kau sudah membuat keributan di rumah ini. Jangan
harap kau bisa pulang dalam keadaan hidup," kata pria tua itu.
Arjuna dengan tak sabar menyerang pria itu, namun
pukulan Arjuna dengan mudah ditangkap pria itu.
Grepp...
"Jangan pikir kau bisa mengalahkanku dengan
kemampuanmu itu," ucap pria itu sambil menghadiahi Arjuna
tendangan.
Duaghh..
"Uhukk..." Arjuna mengeluarkan seteguk darah.
"Kau meremehkanku bocah? Jangan mentang-mentang
kau punya sedikit kemampuan merasa bisa mengalahkanku,
yang sudah berada di level Bumi tingkat 3 ini," sombong pria
itu.
"Siapa kau pak tua?" tanya Arjuna .
"Aku adalah Derek Wilson, kepala keamanan keluarga
Ortiz," ucap pria itu.
"Aku tak peduli siapa kau, tapi minggirlah. Aku tak punya
urusan denganmu," pinta Arjuna .
Derek terbahak. Merasa lucu dengan bocah yang naif ini.
"Kau punya bakat yang menakjubkan, bocah. Namun
sayang kini kau akan mati disini karena berani berurusan
dengan keluarga Ortiz," ucap Derek.
"Sialan," kesal Arjuna .
la hendak menyerang pria itu, namun ia mendengar suara
orang datang dengan tertawa.
"Hahaha.. berani juga kau bocah datang ke tempat ini,"
ucap pria itu yang tak lain adalah Samuel Ortiz, kepala
keluarga Ortiz.
Deg...
Jantung Arjuna berdegup kencang saat melihat pria itu
menyeret Luna yang dalam keadaan telanj'ng bulat dan
penuh luka-luka, terutama di bagian inti.
Pria itu melemparkan Luna ke lantai.
"LUNAAAA!" teriak Arjuna .
Arjuna melesat menuju ke arah Luna yang tergeletak. la
segera menutupi tubuh Luna yang tak mengenakan apapun.
Hatinya begitu hancur melihat kondisi Luna yang begitu
menyedihkan. Jantungnya terasa diremas saat menyadari
bahwa Luna telah dinodai dan disiksa dengan kejam.
"Hahaha, sayang sekali kau terlambat bocah, kami sudah
puas memakai gadis itu," ucap pria muda yang merupakan
putra Samuel Ortiz.
"Terima kasih bocah, kau meninggalkan gadis itu
sendiran sehingga kami bisa menikmatinya," ejek putra Ortiz
satunya.
Arjuna mencoba membangunkan Luna.
"Luna, bangun Lunaa," ucap Arjuna dengan menangis.
Akhirnya Luna membuka matanya.
"Da- Arjuna . . ." lirih Luna.
"Maafkan aku Luna, gara-gara aku meninggalkanmu
sendirian..." sesal Arjuna dengan tangisannya.
"Tidak, itu bukan salahmu Arjuna . A-akulah yang yang
harus meminta maaf... " ucap Luna dengan tangis.
"Aku sudah kotor, Arjuna ," ucap Luna.
"Me-mereka sudah..." belum sampai Luna melanjutkan
Arjuna memotongnya.
*Jangan pikirkan itu Luna, aku akan menyelamatkanmu,"
ucap Arjuna .
Tidak, aku sudah tak pantas untukmu Arjuna . Aku sudah
kotor. Aku tak sanggup menatap wajahmu," ujar Luna dengan
tangisannya.
Arjuna begitu terpukul melihat Luna yang merasa begitu
hancur.
"Arjuna , aku mohon bunuh aku," pinta Arjuna .
Deg...
"A-apa maksudmu, Luna? Kau ingin aku membunuhmu?"
protes Arjuna .
Luna mengangguk lemah.
"Aku mohon, aku merasa sudah tak ada harganya sebagai
wanita. Aku tak pantas bersamamu, kamu berhak mempunyai
wanita yang baik, bukan wanita yang kotor sepertiku," ujar
Luna dengan tangisan nya.
"Tidak, aku akan menerimamu apapun kondisimu Luna,"
ujar Arjuna .
Luna menggeleng.
"Aku ingin bertemu dengan orang tuaku, Arjuna . Aku
sungguh merindukan mereka. Biarkan aku menemui mereka,
kumohon," Luna memohon dengan menangis tersedu-sedu.
Deg...
Hati Arjuna begitu hancur melihat Luna yang kehilangan
semangat hidup.
"Aku sangat bahagia bertemu denganmu, Arjuna . Aku
menyesal tak bertemu denganmu lebih cepat," tangis Luna.
"Jika aku terlahir kembali, aku berharap terlahir menjadi
wanita yang ditakdirkan untukmu," ucap Luna.
"Aku mencintaimu, Luna. Kumohon tetaplah hidup," ucap
tangis Arjuna .
Luna tersenyum. la begitu bahagia mendengar kata cinta
dari Arjuna . Meski terlambat, ia bahagia mendengar kata-kata
yang ia ingin dengar.
"Aku juga mencintaimu, Arjuna . Terima kasih, dan
maafkan aku." Ucap Luan dengan mata terpejam.
Sementara itu Samuel Ortiz, putra-putranya
menertawakan drama yang ada di depan mereka ini.
"Apa yang mereka lakukan? Apa mereka sedang syuting
film?"
"Jijik banget sumpah, ayah bunuh saja dia," pinta putra
Samuel pada ayahnya.
"Benar. Derek, habisi dia!" perintah Samuel.
Derek mengangguk
Arjuna tak punya pilihan lain. la ingin mengabulkan
permintaan Luna, meski hal itu akan membuatnya hancur.
"Maafkan aku, Luna. Selamat tinggal," ucap Arjuna .
Arjuna mengeluarkan dagger putih, lalu ia menusuk
jantung Luna.
Jlebb...
Luna dengan tersenyum. "Selamat tin ggal, pria yang
sangat kucintai."
Luna menutup matanya dan akhirnya meninggal tanpa
merasakan sakit, bahkan wajahnya terlihat bahagia.
"LUNAAA...!!I" Teriak Arjuna dengan tangisannya.
Ding...
"Misi membunuh l orang berhasil diselesaikan."
"Selamat tuan rumah mendapatkan hadiah 1. 000. 000
dollar, 10. 000 poin sistem, dan pedang Dark Sword."
"Selamat anda naik tiga level."
Level kekuatan tuan rumah saat ini, Langit tingkat 1.
Wushh..
Seketika aura hitam muncul di tubuh Arjuna yang
mengalami peningkatan level.
Kini levelnya ada di atas Derek.
'A-apa ini? Kenapa bocah itu terlihat semakin kuat?' Derek
begitu terkejut melihat peningkatan kekuatan Arjuna .
'Dan lagi, aura hitam apa itu? Apa dia manusia? Derek
menjadi ketakutan.
Arjuna meletakkan tubuh Luna, lalu ia berbalik.
"Haha.. bocah. Tak kusangka orang pertama yang kau
bunuh adalah kekasihmu sendiri," tawa Erebos puas.
"Tapi bagus bocah, aku salut padamu," puji Erebos.
Arjuna tak menghiraukan perkataan Erebos.
la melihat Samuel dan orang-orang disana dengan
tatapan dingin.
Puluhan anak buah Samuel yang lain menyusul ke
ruangan itu.
"Cepat bunuh bocah itu," perintah Samuel.
Dengan tatapan membunuh, Arjuna mengeluarkan semua
aura kekuatannya hingga membuat semua orang tak bisa
bernafas.
"Kalian..." ucap Arjuna sambil mengeluarkan Dark Sword
hadiah dari sistem.
Pedang itu berwarna hitam panjang berkilauan dengan
ornamen unik.
Dengan kecepatan di luar nalar, ia melesat menuju ke
arah Derek.
Derek begitu merinding melihat sosok Arjuna yang
melesat ke arahnya. la tak berdaya melawan Arjuna yang
dengan cepat menebas lehernya hingga putus.
Jresss...
Samuel dan para anak buahnya begitu syok melihat
Arjuna dengan mudah membunuh Derek.
"A-apa itu barusan?" ucap mereka.
Lalu dengan tanpa ampun Arjuna melesat ke arah mereka,
dan membunuh satu persatu dengan kejam.
Arjuna menebas dan memotong tubuh orang-orang itu
sampai tak berbentuk, hingga tersisa Samuel.
"To-tolong ampuni aku," mohon Samuel dengan takut.
Bahkan ia terlihat ngompol di celana.
Arjuna dengan wajah gelapnya tak peduli. la menusuk
selangkangan Samuel dengan kejam.
“Aaarghhhh!!" teriak Samuel.
Arjuna menyiksa Samuel tanpa ampun. la memotong
anggota tubuh pria itu satu persatu, dimulai kaki kanan, lalu
kaki kiri, hingga kedua tangan Samuel.
Samuel sudah tampak menyedihkan, lalu Arjuna
mengangkat pedangnya.
la mengayunkan pedangnya dengan cepat.
Jresshh...
Tebasan itu membelah tubuh Samuel hingga terbagi 2.