🥇 1st Winner [EVENT KONFLIK RUMAH TANGGA]
Calista Zalfa Olina, kaget saat melihat Elvan Rafisqy Fathaan, kekasihnya sedang bercinta di apartemen dengan wanita lain.
Merasa dikhianati, Calista mengadu pada Ghali Daniyal Bramantio, ayah dari Elvan tentang pengkhianatan anaknya.
Om Tio, ayah dari Elvan mendengarkan semua curhatan Calista tentang anaknya dengan penuh perhatian. Melihat perhatian Om Tio, Calista menjadi simpati.
Sejak pertemuan pertama itu, Om Tio sering menghubungi Calista hanya sekedar curhat sambil mengajak makan siang atau makan malam.
Berawal dari sana pernikahan Om Tio dan istrinya yang memang sedang di ujung tanduk membuat Om Tio menaruh hati kepada Calista yang berakhir pada sebuah perselingkuhan.
Om Tio dan Calista akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri.
Apakah rumah tangga mereka akan berjalan mulus? Apa yang terjadi jika istrinya om Tio mengetahui pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga Belas. SDCM
Calista membuka matanya. Kram diperutnya sudah sedikit berkurang. Calista bangun dan keluar dari kamar.
Gadis itu kaget saat melihat ada Om Tio yang berbaring di sofa ruang tamu. Calista mendekatinya.
"Om, bangun. Ini udah jam sepuluh. Apa Om nggak kerja?" Calista mengguncang tubuh Tio pelan, untuk membangunkan pria itu.
Tio membuka matanya perlahan, dan kaget saat menyadari wajahnya Calista yang begitu dekat dengan wajahnya.
Calista yang membungkuk saat membangunkan Tio membuat jarak wajahnya dan wajah Tio sangat dekat.
Mata Calista dan Tio bertemu. Mereka saling menatap tanpa kedip. Tidak ada kata yang keluar dari mulut keduanya. Tio menarik napas untuk menetralkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat.
"Apakah wajahmu bisa dijauhkan sedikit," ucap Tio terbata.
Calista tersadar dari lamunannya. Wajahnya tampak memerah menahan malu. Gadis itu berdiri tegak akhirnya.
Setelah Calista berdiri, Tio segera bangun dan duduk bersandar di sofa.
Calista menepuk jidatnya membuat Tio jadi heran dengan tingkah gadis itu.
Apa yang kamu lakukan Calista? Kenapa wajah kami bisa berdekatan kayak tadi? Kenapa aku nggak menyadari semua.
"Hhhhhmmmmm," Dehaman Tio membuat Calista tersadar.
"Kenapa jidatnya dipukul terus? Emang nggak sakit?" tanya Tio.
"Apa Om Tio nggak kerja?" Tanpa menjawab pertanyaan Tio, Calista balik bertanya.
"Om udah minta sekretaris di kantor untuk mengganti posisi Om jika ada yang ingin bertemu." ucap Tio.
"Apakah perutmu masih teras kram?
"Sedikit. Terima kasih, Om karena udah membantu tadi."
"Apakah setiap datang bulan kamu seperti ini."
"Ya ...." Calista menjawab singkat.
"Biasanya siapa yang membantu kamu?"
"Nggak ada, aku melakukan semuanya sendiri. Aku hanya tidur untuk mereda rasa sakit. Setelah itu minum air rebusan jahe."
"Berapa hari biasanya sakit itu kamu rasakan?"
"Dua hari pertama saat datang bulan," ucap Calista.
"Om, aku pamit ke supermarket sebentar. Nggak apa Om aku tinggal sendiri"
"Apa yang ingin kamu beli di supermarket?"
"Aku mau beli ...." Calista menjeda ucapannya.
"Mau beli apa?" tanya Om Tio nggak sabar.
"Itu ... itu," Calista tampak malu untuk mengatakannya.
"Itu apa, Calista? Dari tadi kamu belum menjawab pertanyaan, Om."
"Aku mau beli pembalut," gumam Calista dengan suara pelan.
"Astaga Calista, kenapa nggak menjawab dari tadi. Susah banget ngomongnya," ucap Tio sambil tersenyum.
"Aku malu, Om."
"Biar Om yang beli. Di lantai dasar ada mini market. Kamu istirahat aja. Ada air jahe di atas meja mini bar. Kamu bisa memanaskan sekejap sebelum di minum."
"Nggak usah, Om. Biar aku aja yang beli."
Calista berjalan menuju pintu. Namun, langkahnya terhenti. Kembali gadis itu merasakan kram diperutnya. Calista meringis menahan sakit sambil memegang perutnya.
Tio yang melihat itu menghampirinya dan menuntunnya kembali ke sofa.
"Makanya jangan ngeyel. Duduklah. Om ambil air jahe dulu."
Tio berjalan ke dapur dan memanaskan air jahe, setelah itu memberikan pada Calista. Tio pamit menuju mini market di lantai dasar.
Setengah jam kemudian, Om Tio kembali dengan dua kantong kresek. Dengan senyum cengengesan Tio meletakan kresek di meja.
"Ini pembalutnya," ucap Tio memberikan."
Calista membuka keresek dan kaget melihat keduanya berisi pembalut dengan berbagai ukuran.
"Kenapa beli sebanyak ini, Om?" tanya Calista heran.
"Om lupa tanya, kamu biasa pakai ukuran apa? Sayap apa nggak, dari pada bolak balik mending beli semua ukuran."
Calista menepuk jidatnya mendengar jawaban Om Tio.
...****************...
Bersambung
ya wajar donk klo diceraiin sma suaminya.
udh nikah kuliah tetap jalan,KB dulu sampai selesai kuliah baru hamil.