NovelToon NovelToon
ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU

ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Mafia / Duda / CEO / Roman-Angst Mafia / Pengasuh
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yhunie Arthi

Liliana Larossa tidak sengaja menemukan anak laki-laki yang berdiri di bawah hujan di depan restoran ayahnya. Karena kasihan Liliana menjaga anak tersebut dan membawanya pulang.

Namun siapa sangka kalau anak laki-laki bernama Lucas tersebut merupakan anak bos tempatnya bekerja, sang pemilik perusahaan paling terkenal dan termasyur di San Francisco bernama Rion Lorenzo. Dan sayangnya, Lucas begitu menyukai Liliana dan tidak mau dipisahkan dari gadis tersebut. Hingga Rion harus mau tidak mau meminta Liliana tinggal di rumah Rion dan mengasuh Lucas dengan bayaran Liliana dapat tetap bekerja dari rumah sebagai IT perusahaan Lorenzo.

Tapi bagaimana jika Liliana tanpa sengaja menemukan fakta siapa sebenarnya Rion Lorenzo, yang merupakan ketua dari organisasi bawah tanah, Mafia? Dan harus mengalami banyak kejadian dan teror saat ia mulai menginjakan kakinya di rumah Rion?

Ikuti kisah Liliana dalam mengasuh Lucas sekaligus menghadapi sang ketua Mafia dalam teror yang akan mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yhunie Arthi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18. PERINTAH

Tangan Rion menggenggam smartphone-nya dengan kuat saat ia melihat pesan masuk dari Lili. Ia mengira kalau gadis itu akan mengirimkan foto sang gadis dengan Lucas yang sedang menikmati hari berbelanja. Tak menyangka kalau justru pesan yang masuk membuat pria itu mengeram penuh amarah.

Segera Rion menelepon Dante yang kini sedang berada di lantai bawah untuk memberikan laporan perusahaan pada bagian accounting.

"Ada apa? Sebentar lagi aku selesai," jawab Dante yang terdengar sekali sedang sibuk bicara dengan karyawan lain.

"Ke ruanganku sekarang, ada hal penting yang harus kau lakukan. Ada penguntit," ucap Rion tanpa basa-basi.

Rion mendapati Dante mematikan panggilan, yang artinya kalau pria itu pastilah sedang berlari menuju ruang kerja Rion.

Dan benar saja, hanya dalam kurang dari dua menit pria berambut perunggu itu datang dengan napas tersengal. Menduga kalau ia berlari menaiki tangga darurat dibandingkan lift. Sepertinya karena kemungkinan lift sedang berada di lantai atas dan baginya terlalu lama jika menunggu.

"Kau bilang ada penguntit?" tanya Dante, berjalan langsung ke depan meja Rion.

Rion menunjukan layar ponselnya, memerlihatkan foto yang Lili kirimkan dan mengatakan kalau ada penguntit yang mengikuti mereka hingga ke restoran sang ayah Lili berada.

"Kita ke sana, dan pastikan kau menangkap orang ini. Kau tahu apa yang harus kau lakukan," titah Rion, kemudian berdiri dan berjalan meninggalkan ruangan kerjanya.

"Bak," jawab Dante dengan raut wajah serius lalu menelepon orang-orang yang akan turun membantu Dante dalam menangkap penguntit tersebut.

Sedangkan Rion telah melakukan panggilan dengan ponselnya untuk menghubungi Lili, mengatakan kalau pria itu akan segera datang ke sana untuk melihat situasi. Memutuskan untuk berpisah mobil dengan Dante agar tangan kanan Rion itu dapat melakukan penangkapan dari balik bayangan.

Begitu Rion mendekati area restoran milik ayah Lili, mata pria itu melihat ke tempat dimana Lili memotretkan keberadaan sang penguntit. Dan benar saja, pria dalam foto itu masih ada di sana.

Rion mengambil ponselnya dan kembali menelepon Dante.

"Ya?" jawab Dante hanya dalam deringan pertama. Seakan tahu kalau Rion akan menelepon.

"Penguntit itu ada di seberang restoran, sepuluh meter di bawah pohon. Sepertinya amatir, pastikan jangan sampai lepas," kata Rion dengan nada dan wajah yang amat serius.

"Baik," jawab Dante, kemudian terdengar suaranya memerintah orang lain untuk melakukan apa yang harus di lakukan, sebelum panggilan ia akhiri.

Begitu sampai di depan restoran, pria itu langsung bergegas masuk setelah dalam sekian detik ia memerhatikan penguntit tersebut dari sudut mata. Gerakan profesional yang jika orang lihat, Rion tidak melihat ke arah penguntit itu sama sekali.

"Dad?!" Suara riang Lucas terdengar begitu nyaring tepat ketika Rion memasuki restoran tersebut.

Wajah serius pria berambut legam itu kini berubah menjadi mimik lembut. Senyum telah merekah ketika melihat anak laki-lakinya berlari ke arah Rion dan memeluk kaki pria itu. Jelas sekali kalau bocah kecil itu tampak bersenang-senang hari ini. Lihatlah bagaimana senyum lebar dan mata berbinar itu tergambar jelas di wajah Lucas. Dan membayangkan ada seorang penguntit yang akan menghancurkan kebahagiaan Lucas hari ini membuat Rion murka.

Saat bicara dengan Robert, Rion bisa melihat wajah tidak tenang Lili. Beberapa kali berjalan ke arah dinding kaca besar di pintu masuk untuk melihat keberadaan sang penguntit. Jelas hal itu membuat Rion semakin murka dalam hati karena berani membuat Lili penuh kekhawatiran seperti itu.

"Kalian bereskan bersama Dante, biar Lili dan Lucas aku yang urus," perintah Rion kepada Flinz dan Nate dengan suara pelan. "Dan beritahu Dante suruh menurunkan orang untuk menjaga Robert," sambungnya.

"Yes, Sir," jawab keduanya bersamaan dengan suara sedikit lantang. Namun tidak mencurigakan sama sekali.

Setelah melihat dua bodyguard itu melenggang pergi ke luar, Rion mendatangi Lili yang berdiri masih memerhatikan penguntit itu.

"Hei, kau aman, aku janji. Dia tidak akan bisa melakukan apa pun padamu. Dante dan yang lain sudah bergerak dan akan segera menangkapnya," ucap Rion berusaha menenangkan Lili.

Lili melihat ke arah Rion. Jelas sekali kilat khawatir terlihat di netra sang gadis.

"Tenanglah. Tidak akan terjadi apa pun. Kau bersikap bijaksana dengan segera memberitahuku soal penguntit itu," kata Rion lagi, masih berusaha untuk menenangkan sang gadis.

"Aku hanya kebetulan melihatnya di parkiran supermarket tadi, dan terkejut tiba-tiba pria itu ada di sana. Aku mengkhawatirkan Lucas sejak tahu kalau kami diikuti. Membayangkan Lucas seperti saat aku pertama kali bertemu dengannya, membuatku takut kalau aku lengah sedikit saja hal buruk terjadi pada Luca," ucap Lili jujur.

Lihatlah bagaimana Lili justru lebih mengkhawatirkan Lucas dibandingkan dirinya sendiri. Berpikir padahal Lili tidak punya ikatan darah dengan Lucas, tapi kenapa gadis itu segitunya memerlakukan Lucas seakan bocah itu keluar dari rahimnya sendiri.

Ponsel Rion bergetar. Ia mendapatkan pesan masuk dari Dante yang mengatakan kalau pria tersebut telah siap di posisinya bersama dengan yang lain untuk menangkap penguntit itu tanpa menimbulkan banyak perhatian orang sekitar.

"Look, Princess," suruh Rion melihat ke arah penguntit tadi.

Mata Lili membulat, terkejut ketika ia mendapati Dante dan beberapa orang dengan pakaian hitam-hitam menyergap penguntit itu dari belakang dengan begitu mudah. Sepertinya memberikan obat tidur, karena penguntit itu langsung limbung ke tanah begitu salah satu orang yang datang bersama Dante di sana membekap mulut si penguntit tersebut.

Lili menatap Rion tak percaya. Kekhawatiran Lili seolah menguap begitu saja saat ia melihat Rion mengatasi penguntit itu seolah bukan apa-apa dan tanpa menarik perhatian orang sekitar.

"Keamananmu dan Lucas adalah prioritas untukku saat ini. Akan kulakukan apa pun demi menjaga kalian berdua, karena itu selalu langsung beritahu aku apa pun yang menurutmu tidak beres walau itu sepele," kata Rion dengan senyum penuh kebanggaan kalau ia dapat menyelesaikan masalah tanpa harus bersusah payah turun tangan langsung.

"Dad, lihat apa yang kubuat!" seru Lucas tiba-tiba yang berlari kecil ke arah Rion dan Lili dengan sepiring kue di tangan.

"Hati-hati, kau bisa menjatuhkannya nanti," tegur Robert lembut ketika melihat betapa antusiasnya Lucas untuk menunjukan makanan di tangannya.

Baik Rion dan Lili mengubah ekspresi wajah mereka menjadi penuh senyum. Tentu tak ingin terlihat penuh kekhawatiran baik di depan Lucas maupun Robert. Biarlah hanya Rion dan Lili yang tahu tentang segala hal yang terjadi saat ini.

"Kau membuatnya?" tanya Lili memegang piring kecil berisi cake dengan hiasan cream putih yang berantakan beserta beberapa potong strawberi.

"Ya!" jawab Lucas penuh semangat dan netra yang mengharapkan pujian dari Lili.

"Dia yang menghiasnya," kata Robert seraya mengelus kepala Lucas.

"Kau hebat sekali bisa membuat kue secantik ini," puji Lili dengan senyum merekah dengan indah, berjongkok untuk menyejajarkan dirinya dengan sang bocah.

Air muka penuh kebanggaan terpasang jelas di wajah Lucas saat mendengar pujian dari Lili. Membuat Rion, Robert, dan Lili tidak bisa menahan tawa melihat tingkah menggemaskan sang bocah.

Suasana benar-benar terlihat begitu menyenangkan dan hangat dengan tingkah Lucas. Seakan membuat Rion dan Lili lupa tentang penguntit yang mengganggu pikiran mereka berdua. Sampai Lili menyadari perubahan wajah Rion yang penuh amarah ketika ia melihat smartphone milknya. Membaca pesan yang membuat seorang Rion kehilangan ketenangannya.

Pesan dimana ada foto Lili di dalamnya bersamaan dengan sebuah ancaman seolah sang pengirim pesan meremehkan kemampuan dari seorang Rion Lorenzo.

1
Mawar Berdury
mantap mantap sangat bagus alur ceritanya Thor👍👍👍👍
Mawar Berdury
ada,,sjh km Rion
Mawar Berdury
mampir Thor jlan cerita nya bagus
Yhunie Arthi: terima kasih udah baca dan suka sama ceritanya kak 🥰
total 1 replies
Mawar Berdury
aduhhh maksa deh
Mawar Berdury
aduhhh knp di pecat sih ap slahnya coba.../Smug//Smug/
Mawar Berdury
semoga sjh mereka berjodoh ..ngk ad slahnya kan🤭🤭🤭
Mawar Berdury
duuhhhh salah paham kan jadinya
Aerik_chan
1 iklan buatmu kak...semangat
Aerik_chan
little nggak tuh
Mawar Berdury: suka banget
total 1 replies
Aerik_chan
1 bunga mendarat dengan sempurna untukmu
Aerik_chan
li lu bisa tidur ditatap cogan?
Aerik_chan
ayo temui lilipad
Aerik_chan
woy salah paham pak Rion!!!
Aerik_chan
1 iklan untukmu kak
Aerik_chan
tuan kecil, dicariin papah. pulang yok
Aerik_chan
kak yuk saling support
Aerik_chan
anakmu selamat kok bang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!