NovelToon NovelToon
Since The Beginning In You

Since The Beginning In You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:621
Nilai: 5
Nama Author: Xi Xin

Felyn Rosalie sangat jatuh cinta pada karya sastra, hampir setiap hari dia akan mampir ke toko buku untuk membeli novel dari penulis favoritnya. Awalnya hari-harinya biasa saja, sampai pada suatu hari Felyn berjumpa dengan seorang pria di toko buku itu. Mereka jadi dekat, namun ternyata itu bukanlah suatu pertemuan yang kebetulan. Selama SMA, Felyn tidak pernah tahu siapa saja teman di dalam kelasnya, karena hanya fokus pada novel yang ia baca. Memasuki ajaran baru kelas 11, Felyn baru menyadari ada teman sekelasnya yang dingin dan cuek seperti Morgan. Kesalahpahaman terus terjadi, tapi itu yang membuat mereka semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xi Xin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dia?

Keesokan harinya di sekolah ....

Jam pelajaran olahraga, semua anak dari kelas XI IPS 3 sedang berada di lapangan untuk berolahraga.

Tampak anak laki-laki sibuk bermain futsal, mereka sangat antusias sekali dan saling beradu kecepatan bermain sesama tim. Sedangkan anak perempuan berpecah-pecah. Sebagian membentuk geng nya sendiri dan ngerumpiin hal yang tidak berguna. Sebagiannya lagi, bermain voli atau olahraga yang lain.

Hari ini guru mereka sedang rapat bersama kepala sekolah, makanya tidak terlihat ada seorang guru yang mengawasi kegiatan mereka. Biasanya, mereka tidak akan olahraga random seperti itu, melainkan akan mengikuti materi yang dipelajari.

Semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing, tak terkecuali dengan Felyn dan Nadin. Hanya mereka berdua yang duduk dengan tenang, tidak seperti teman mereka yang lainnya.

Nadin yang duduk disamping Felyn sambil meminum susu kotak pun merasa bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. "Emm, Felyn. Kita mau diam gini aja? Gak ikut main?" tanya Nadin sambil memperhatikan anak laki-laki yang sedang bermain futsal.

"Oper! Ke sini, woi!"

"Awas, nanti menang mereka!"

"Gol, Gol!!"

"Ke Morgan aja sana opernya!"

"Gak bisa, nanti gol!"

"Sini lah, oper sini! Cepat, cuy!"

Seperti biasa, dalam keadaan apapun Felyn akan sibuk dengan novel yang sedang ia baca. Bahkan, ia tidak peduli seberisik apa suara anak-anak yang sedang bermain di lapangan.

"Fel, Felyn! Jawab dong." Nadin kesal karena Felyn tidak menjawab pertanyaannya tadi.

Felyn pun tersadar. "Oh, iya. Aku lupa, sumpah! Aku mau jawab tapi kebablasan lanjut baca."

"Aih, kan Felyn selalu gitu mah."

"Abis, suara di sini bising banget. Ganggu orang lagi baca novel aja."

Anak-anak perempuan yang satu geng tadi mendengar apa yang sedang dibicarakan oleh Felyn dan Nadin, mereka pun merencanakan sesuatu untuk mengganggu ketenangan Felyn.

"Eh, itu si Felyn pasti lagi baca buku lagi."

"Wkwk, iya. Dasar kutu buku!"

"Itu lagi si Nadin, nempel banget sama si Felyn."

"Iya, risih cuy liat mereka berdua kayak gitu."

"Guys, kerjain yok? Lagi gabut, cuy!"

"Ayok, gini aja...."

Saat Felyn dan Nadin tengah berbincang, tiba-tiba saja sebuah bola voli datang dan langsung mengenai kepala Felyn hingga ia tersungkur.

"Felyn!!" teriak Nadin yang terkejut.

Karena suara teriakan Nadin, semua anak laki-laki yang tadinya bermain futsal pun langsung bergegas menghampiri lokasi kejadian. 

"Wih, kenapa tuh si Felyn?"

"Gak tahu, samperin yok!"

Anak-anak perempuan yang tadi merencanakan hal tersebut datang dan pura-pura tidak bersalah.

"Upss, sorry banget nih Felyn! Gue gak sengaja."

"Iya, lagian ngapain duduk di situ? Sambil baca buku lagi, udah tahu orang lagi olahraga."

"Cup, cup. Kasihan, Felyn. Gpp, kan"

Nadin dan anak perempuan yang lain membantu Felyn bangun. "Aduhh, kepalaku!" Felyn merintih kesakitan.

"Woi, itu tadi keras banget loh! Apalagi bola voli, keras."

"Iya, kalau Felyn kenapa-kenapa gimana? Mau tanggung jawab lo?!"

"Huuu, dasar geng gak guna! Bisanya rusakin ketenangan orang aja."

"Emang kenapa kalau Felyn baca buku di sini?"

"Iya, kan dia udah duduk di tempat penonton. Berarti lo yang salah!"

"Main kok arahin bola ke tempat penonton, sengaja lo emang!"

"Iya, gak mungkin gak!"

Sementara anak-anak perempuan yang melakukan itu tidak mau mengakui kesalahan, anak-anak yang lain membela Felyn dan memojokkan anak-anak perempuan itu.

"Iri bilang bos! Jangan nyakitin orang kayak gitu."

"Halah, paling nyari perhatian lagi tu anak."

"Iya, cuma kena bola dikit aja kok."

"Woi, jangan membela yang salah dong!"

.......

Perdebatan antara mereka pun berlanjut dan semakin ramai, membuat telinga terasa panas dan dada terasa sesak sekali.

Felyn yang tadinya ingin menjelaskan dan berusaha menghentikan perdebatan pun, tidak bisa berbuat apapun lagi. Ia dan Nadin hanya bisa memperhatikan teman-teman mereka saling menyalahkan satu sama lain.

"Guys, udah! Felyn, udah gpp kok kenapa jadi ribut gini?!" tegur Nadin.

"Astaga, aku cuma kena bola aja kayak gini ributnya." ucap Felyn sambil memegangi kepala bagian kirinya yang masih terasa sakit.

Sementara dengan Wira, kegiatannya tidak banyak karena dia hanya tinggal sementara di apartemen dan sebentar lagi ia akan kembali ke Australia.

Saat ini ia sedang duduk di sofa sambil menonton tv. Terlihat raut wajahnya sangat bosan, berkali-kali ia mengecek notifikasi di ponselnya, tetapi tidak ada siapapun yang menghubunginya.

Ada yang lagi berharap dichat seseorang, nih hihiihi...

"Ah, gabut banget! Gak ada yang bisa di ajak keluar," keluh Wira.

"Itu anak kenapa lagi, gak basa-basi ngechat gitu?"

Selagi ia ingat tentang Felyn, ia jadi ingat dengan kejadian kemarin saat ia akan pulang dari toko buku. Wira kembali memikirkan tentang orang yang ia jumpai itu dan mengaitkannya dengan Felyn.

Kejadian kemarin .....

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Apa kamu selama ini mengawasiku?" Wira tampak serius bertanya.

"Tenang saja Kak, aku tidak akan mengganggu Kakak, kok." Orang tersebut melangkah maju, seraya menepuk bahu kiri Wira.

"Lalu? Kalau bukan aku, siapa yang akan kamu...." Wira menghentikan ucapannya, karena ia mencurigai sesuatu dan ia yakin apa yang ada di pikirannya adalah jawaban benar.

Orang tersebut tersenyum, "Kakak bisa menebaknya kan? Aku janji akan memperlakukannya dengan baik."

Wira sontak terdiam, "Kenapa harus dia? Belum cukup menghancurkan satu orang yang dia sayangi?" tanya Wira sambil menahan amarahnya.

Orang itu tersenyum licik. "Seharusnya Kakak sudah tahu. Bahwa kami tidak akan berhenti sebelum benar-benar menghancurkannya."

Ia mendekat dan berbicara di telinga Wira. "Dimulai olehmu, diakhiri olehku!"

"Pikirlah, seharusnya Kakak tidak perlu di sini lagi!" Orang tersebut pergi setelah mengatakan ucapan yang menusuk untuk Wira.

BERSAMBUNG ......

1
SISIN [Snow Fuyu]
Kisah cinta remaja yang tidak biasa
SISIN [Snow Fuyu]
Yuk mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!