Kami Yang Kau Buang

Kami Yang Kau Buang

Ter Usir Dari Rumah

Hujan deras dan petir seakan merasakan bagaimana tersiksanya seorang Ibu beserta anaknya. Orang yang harusnya menjadi pelindung mereka berdua malah mengusir mereka seperti hewan yang tak ada harganya.

"Pergi dari rumahku sekarang juga!!". Usirnya dengan angkuh.

"Tapi mas, diluar hujan deras dan banyak kilat serta petir, kasihan anak kita mas, dia masih bayi". Ucapnya dengan memelas karena dia tidak tega kepada anak-anaknya.

Dia memohon kepada suaminya agar mau memberikan kesempatan kepadanya, minimal sampai hujan reda tapi keinginan itu tak bersambut, malah membuat sang suami semakin murka.

"Tidak usah banyak drama kamu, kau hanya perempuan matre yang ingin menjadi orang kaya, dasar orang miskin". Hardiknya dengan kasar.

"Aku tidak melakukan itu mas, kasihanilah kami!!". Ucap sang Istri memeluk kaki lelaki yang telah menikahinya 8 tahun lalu itu.

Keluarga suaminya yang berada dibelakang mereka memandang dirinya dengan tatapan penuh kemenangan karena berhasil mengusirnya dengan mudah.

"Buktinya ada, apa lagi yang kau mau jelaskan??". Bentaknya mendorong dengan kuat perempuan yang memeluk kakinya itu.

Kedua anak mereka memandang benci kepada sang ayah yang telah menyakiti fisik ibu dan adik mereka. padahal ibu mereka selalu mengabdi pada keluarga sang ayah tapi tak pernah diperlakukan dengan baik.

"Pergi sekarang!!, perempuan tidak berguna yang hanya bisa melahirkan anak perempuan saja!!". Usirnya lagi mendorong ibu dan anak-anaknya dengan kasar dan tanpa belas kasian.

Sang istri memandangnya dengan tatapan terluka dan terhina serta penuh kebencian. Cinta yang dia rasakan kini lenyap seketika merasakan ketidakadilan yang dia terima selama ini.

"Aku bersumpah, kalian akan menerima balasan dari apa yang kalian lakukan pada kami selama ini!!". Ucapnya dengan penuh linangan airmata dan kemarahan.

Dia tidak melakukan hal yang dituduhkan oleh keluarga suaminya yaitu meracuni sang mertua karena dia sangat menyayangi mertua lelakinya, yang sudah dianggapnya sebagai ayahnya itu, apalagi mertuanya juga sangat menyayanginya, dia juga tidak berselingkuh seperti yang dituduhkan".

" Tidak usah banyak bicara, pergi saja dari sini!!, bawah anak mu yang tidak berguna itu ". Usir sang mertua dengan angkuh dan sombong.

Dia sangat senang karena rencananya berhasil untuk menyingkirkan sang menantu kesayangan suaminya itu. Dia tidak mau jika warisan suaminya jatuh ke tangan sang menantu miskin itu.

Maya menatap mereka semua dengan penuh kebencian dan dendam begitupun dengan kedua anaknya.

" Tuhan itu tidak tidur, dia akan membalas apa yang kalian lakukan, dan ingat kelak kalian akan menyesali segalanya terutama kau lelaki sialan. Sungguh demi Tuhan aku menyesal pernah menikah denganmu". Ucap Maya menampar keras wajah suaminya kemudian membawa ketiga anaknya pergi dari rumah itu.

Rasya yang melihat istri dan ketiga anaknya pergi hanya diam terpaku, di sudut hati terdalamnya dia terluka dan merasakan sesak, tapi dia selalu berusaha menepisnya agar tak terlihat lemah. Dia memegang pipinya yang terasa perih karena tamparan keras itu.

"Dasar perempuan miskin, kurang ajar!! ". Umpat sang Ibu mertua yang tak Terima melihat anaknya ditampar.

" Sudahlah bu, biarkan saja, kan mereka sudah pergi". Ucap Rasya menenangkan sang ibu.

" Baguslah, orang miskin dan tak ada gunanya seperti mereka akhirnya pergi dari rumah kita". Sungutnya dengan jengkel.

Ada setitik air mata yang keluar dari pelupuk matanya, tiba-tiba dia mengkhawatirkan mereka karena keadaan di luar rumah yang tengah hujan deras apalagi anak mereka yang bungsu baru berusia sebulan.

Dia masuk kedalam rumah bersama ibu dan kedua saudara perempuannya yang menatap nanar sang kakak ipar kesayangan mereka apalagi pergi dengan membawa keponakan mereka.

Sedangkan Maya dan kedua anaknya sedang berlari mencari tempat teduh agar mereka tidak terlalu kehujanan.

"Ya Allah, kemana kami akan pergi??, Kami tak mengenal siapapun disini. Kumohon kasihanilah kami, berilah pertolongan kepada kami". Ucapnya meneteskan air matanya karena melihat ketiga anaknya mulai menggigil terutama sang bayi.

Kedua anaknya seakan mengerti apa yang dirasakan sang ibu, mereka memeluk adik dan ibu mereka dengan sayang.

"Kita akan mendapatkan jalan keluar bun, tadi aku dan adik membawa celengan kami. Gunakan itu untuk membayar tempat tinggal!! ". Ucap Sasya sang anak sulung sambil menyerahkan kedua celengan itu kepada ibunya. Yang berada dalam tasnya dan sang adik.

" Ya Allah nak, terima kasih. Nanti kalau bunda ada rejeki pasti bunda ganti". Ucapnya dengan tangis Haru.

" Tidak perlu Bunda, gunakan saja untuk keperluan kita dan ini perhiasan ade dan kakak. Jual lah bunda dan gunakan uangnya!! ". Sasya membuka semua perhiasan yang melekat pada tubuh mereka.

Beruntung keluarga ayahnya tidak menyadari jika kedua anak itu memakai perhiasan cukup mahal dan tidak menyadari jika mereka membawanya.

Hujan pun mulai reda, Maya bergegas membawa anak-anak nya untuk menjual perhiasan itu dan celengan mereka disimpan kembali

" Terima kasih Ya allah, kau berikan hamba anak-anak yang sangat baik. Berikanlah kami kehidupan yang layak setelah ini". Doanya dalam hati

Ketiganya bergegas ke sebuah toko menggunakan jasa ojek karena Maya masih memiliki uang dikantong bajunya.

Setelah menjual perhiasan itu, Maya beserta anaknya mencari tempat tinggal yang murah untuk mereka tempati dan bersyukur mereka mendapatkan rumah murah dengan halaman yang cukup bagus untuk dijadikan tempat jualan.

Maya masuk kerumah dan tidak lupa membeli makanan untuk mereka makan karena esok hari dia akan pergi ke pasar untuk berbelanja keperluan jualan sedangkan anak tertuanya akan dia daftarkan ke sekolah karena memang tahun ini dia akan mendaftar sekolah SD.

"Bagaimana nak, kalian suka rumahnya??". Tanya Maya kepada anaknya yang telah selesai makan.

" Suka bunda, ini lebih baik dari rumah ayah yang besar tapi penuh dengan penderitaan!! ". Si anak Sulung memandang sedih ibunya ketika melihat raut wajahnya ibunya yang menahan tangis.

" Iya bunda, Sonya juga suka disini, rumahnya bagus walau tak besar kayak rumah ayah!! ". ucapnya dengan wajah yang sangat polos.

Maya memeluk kedua anaknya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang, andai suaminya bisa mencintai anaknya, mereka tidak akan bernasib seperti ini.

" Nak, ketika kalian dewasa nanti jadilah perempuan hebat dan bermartabat, tidak harus kaya tapi memiliki harga diri dan prinsip. Serta pekerjaan untuk diri kalian sendiri!!". Nasehatnya kepada sang anak

Kedua anak itu mengangguk didalam pelukan ibunya, mereka sungguh menyayangi dan mencintai ibunya itu.

"Sekarang kita tidur karena kita akan mendaftar sekolah untuk kakak Sasya, Kak Rara dan TK untuk Kak Sonya karena sudah waktunya kak Sasya, Rara dan Sonya sekolah!! ".

" Aku tidak usah sekolah bunda, nanti uangnya tidak cukup!! ".

" Cukup kok sayang jangan khawatir, bunda akan berusaha semampu bunda untuk menyekolahkan kalian bagaimanapun caranya. Kalian tidak perlu Khawatir".

"Baiklah bunda, kami akan belajar sungguh-sungguh agar kelak menjadi orang hebat dan bisa membahagiakan bunda!! ". Ucap Sasya mencium pipi sang bunda kemudian tidur.

Keesokan harinya seperti yang dikatakan bunda, mereka pun pergi mendaftar sekolah negeri. Dan ternyata sekolah ini adalah sekolah negeri ter favorite di kota ini. Maya sengaja memasukkan Sasya dan Rara ke sekolah ini, walau sekolah bergengsi tapi biaya sekolahnya gratis hanya membeli pakaian saja. Sedangkan sang adik juga bersekolah disamping sekolah sang kakak.

Maya bernafas lega karena urusannya sangat dipermudah oleh Allah. Dia sempat khawatir dengan kehidupan mereka setelah dirinya keluar dari rumah besar keluarga Erlangga.

Setelah mengurus segala keperluan sang anak, Maya mengajak ketiganya untuk pergi ke pasar tradisional membeli perlengkapan sekolah mereka termasuk dengan Sonya. Sedangkan si bungsu yang masih bayi dia titipkan pada tetangga.

Dia akan memulai hidup barunya bersama ketiga anaknya dan anak angkatnya tanpa suaminya

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Assalamualaikum ijin mampir ya thor

2025-01-26

0

Larasati

Larasati

anak kandung nya 3 yg 1 nya anak angkat, berarti yg anak angkat syasa

2025-02-17

0

SJR

SJR

Assalamu'alaikum, Thor, mampir yuk saling suportnya 🙏

2025-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!