The Emir Dan Istri Taruhan

"Tuanku Emir, apa maksud anda dengan aset?" tanya Ahmed ke Kaysan.

"Kamu akan tahu sendiri nanti," jawab Kaysan cuek. "Sekarang suruh Sabila tetap terus mengawal Yasmin."

Ahmed memilih diam karena tahu, Kaysan tidak akan berbuat seperti itu kalau tidak ada alasan di balik semuanya. Tapi pengawal Kaysan itu merasa bingung sebab baru kali ini Kaysan repot-repot soal gadis. Dulu saat masih sekolah dengan banyak gadis yang naksir, Kaysan termasuk cuek. Kenapa sekarang jadi macam menemukan mainan baru?

***

Doha, Qatar, istana Khalid hari Jum'at

"Kalian benar tidak ada yang mau ikut ke Ar Rayyan?" tanya Kalila ke keponakannya, Diana Blair Zidane dan putrinya Aghnia Khalid Becker.

"Nggak Tante. Aku sama mas Emir sudah ada jadwal acara besok. Padahal aku paling malas pakai gamis," gerutu Diana yang putri chief FBI Omar Zidane dan Nadya Blair. Diana sudah menikah dengan Rauf Khalid dan memiliki dua anak kembar Rasyad dan Rasyid.

"Aku sudah janji mendampingi Mark acara Boeing, mommy," timpal Aghnia. "Memang acara apaan sih mom?"

"Kerabat jauh kita, putri Hasha hendak menikah dengan Emir Farouq dari Kuwait. Mommy dan Daddy diundang begitu juga dengan Oom As'ad, hanya saja Oom As'ad ada acara juga. Makanya mommy ajak kalian biar nggak gabut !" jawab Kalila.

"Lha kan ada Daddy, mom."

Kalila mengangguk. "Ya sudah, sibuk basa basi saja deh !"

Aghnia dan Diana cekikikan karena tahu Kalila paling malas ke keluarga ibu mertuanya.

***

"Kita ke Ar Rayyan Bu ?" tanya Fatima yang melihat Yasmin mengepak traveling bag nya.

"Iya Fatima. Tahu sendiri kan putri Hasha bagaimana? Kita berangkat sore ini kan sampai sana pas Maghrib. Istirahat di hotel sebentar yang sudah disiapkan putri Hasha, lalu kita menyiapkan untuk acara besok pagi supaya tidak kebingungan."

Perjalanan dari Doha ke Ar Rayyan adalah sekitar 52 menit menggunaka mobil dan Yasmin sudah memperhitungkan bahwa dengan menata semua perlengkapan, maka besok tidak bakalan bingung untuk mendandani sang putri.

"Baik Bu. Kita menginap disana semalam kan Bu?"

"Ya Fatima."

Fatima pun mengangguk. "Bu, bagaimana jika membawa Sabila juga? Dia jago nyetir Bu jadi kita tidak capek."

"Boleh deh." Yasmin memang baru mendapatkan sopir baru yang wanita. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu membutuhkan sopir tapi tidak kehadiran Sabila membantu dirinya jika harus kemana-mana tanpa ribet memikirkan kondisi jalan raya. Dia juga kebayang usai acara pasti lelah dan akan malas menyetir.

"Baik Bu. Biar aku bilang Sabila."

Yasmin mengangguk. Kehadiran Sabila seminggu ini membuat mobilitas Yasmin terbantu karena ada yang membantu Fatima atau dirinya berbelanja bahan kain maupun aksesoris untuk butiknya. Apalagi Sabila bukan tipe gadis cerewet dan Yasmin sangat suka jika di jalan dengan kondisi tenang.

Yasmin memeriksa kembali bawaannya karena takut ada yang ketinggalan. Setelah dirasa sudah semua, Yasmin membawa barang bawaannya lalu turun ke lantai satu untuk dimasukkan ke dalam mobil.

***

Ar Rayyan di Hari Sabtu

Yasmin sibuk mendandani putri Hasha yang sudah memakai make up nya dan memakai tiara. Yasmin tersenyum senang melihat bagaimana cantiknya putri Hasha.

"Yasmin, aku sangat suka dengan gaun kamu dan suka make up kamu Annah, pas semuanya." Putri Hasha tampak muter-muter di depan kaca besar kamar pengantinnya.

"Terima kasih," jawab Yasmin dan Annah.

"Tuan putri, sudah siap? Tuanku Emir sudah siap di pelaminan," lapor pelayan yang masuk ke dalam kamar pengantinnya.

"Iya, aku sudah siap!" senyum Putri Hasha.

Yasmin dan Fatimah lalu membantu membawakan ekor gaunnya yang memang panjang menuju ke Ballroom yang sudah banyak tamu undangan. Yasmin dan Fatima lalu berdiri di bagian tamu.

Gadis itu tampak puas melihat gaun buatannya yang tampak cetar dan slay, dan membuat para tamu undangan yang wanita menatap kagum ke gaun Putri Hasha.

"Gaunnya cantik sekali Bu," bisik Fatima yang kagum dengan visionernya Yasmin hingga membuat putri Hasha tampak mengagumkan.

"Make upnya juga bagus, Fatima. Pas semuanya,"bisik Yasmin.

Acara ijab kabul pun berjalan lancar dan tanpa gangguan apapun. Yasmin dan Fatima pun menikmati hidangan yang disiapkan bersama dengan Sabila yang mengikuti Yasmin dan Fatima. Sopir Yasmin itu seperti seorang pengawal yang tidak mau bossnya hilang. Yasmin sedang menikmati pudingnya ketika putri Hasha memberikan pidato bersama dengan pangeran Farouq.

"Banyak yang memuji gaun pengantin aku, terutama suamiku yang memuji aku cantik sekali hari ini dan aku sempat ngambek," kerling putri Hasha ke suaminya. "Tapi dia bilang aku cantik setiap saat tapi hari ini cantikku sangat sempurna, melebihi harianku."

Pangeran Farouq mencium pipi Putri Hasha yang tersenyum manja. "Kamu itu selalu cantik tapi saat ini adalah pengantin tercantik aku."

Semua tamu undangan tertawa mendengar ucapan pasangan pengantin baru itu. Yasmin dan Fatima saling berpandangan.

"Gaun pengantin ini adalah rancangan dari desainer dari Doha, tepatnya bridal As Salam, Yasmin Sameer. Dia adalah desainer favorit aku karena sangat paham apa yang aku inginkan dan Yasmin sangat sabar dengan kecerewetan aku. Yasmin, ayo kemari, biar mereka tahu siapa desainernya."

Yasmin pun berjalan menuju ke depan dan tersenyum ke arah putri Hasha dan pangeran Farouq, Gadis itu memberikan hormat dan putri Hasha memeluk Yasmin yang mengenakan gaun bewarna biru navy. Yasmin menjawab pertanyaan putri Hasha soal gaunnya dan banyak kaum ibu yang bertanya malah jadi ajang tanya jawab.

"Ibu-ibu, bisa hubungi butik kami ya?" senyum Yasmin merasa tidak enak dengan pasangan pengantin biru.

Yasmin dan Fatima langsung dikerubuti para tamu yang ingin bertanya-tanya soal gaun pengantin dan mereka memberikan kartu nama virtual ke masing-masing agar bisa menghubungi dengan situasi yang lebih nyaman.

***

"Fuuuhhh ...." Yasmin dan Fatima menghembuskan nafas lega setelah bisa menghindari dari kerumunan ibu-ibu dan gadis-gadis yang berencana untuk menikah.

"Baru segitu saja sudah belagak!"

Yasmin menoleh dan melihat Shantal disana mengenakan gaun bewarna merah menyala yang ketat hingga menunjukkan lekuk tubuhnya.

"Siapa yang berlagak?" balas Yasmin. Dirinya sudah malas bertemu dengan adiknya dan sudah pasti akan menghina dirinya kemana-mana.

"Paling hanya euphoria saja sesaat! Lagipula, gaun kamu juga begitu-begitu saja modelnya! Desainer abal-abal!" ejek Shantal.

Yasmin memilih untuk tidak menanggapi ucapan Shantal dan berjalan untuk meninggalkan adiknya dengan menggamit Fatima sementara Sabila hanya menatap dingin ke Shantal.

"Hei ! Kamu mau kemana? Beraninya mengacuhkan aku?" seru Shantal sambil menarik tangan Yasmin. "Dasar wanita gemuk !"

"Lalu kamu apa? Tiang Listrik?"

Shantal terdiam dan menoleh ke belakang. Dirinya terkejut saat melihat siapa yang berada di belakangnya.

"Pe ,,, permaisuri Kalila Khalid?" bisik Shantal gugup.

"Kamu pergi ! Atau aku akan bawa kamu ke istana untuk dihukum karena hendak mengambil gaun pengantin putri Aghnia bersama dengan ibumu yang gila harta itu?" pendelik Kalila membuat Shantal bergegas pergi setelah melepaskan cengkramannya di lengan Yasmin. "Dasar ! Kamu tidak apa-apa, Yasmin?"

"Saya tidak apa-apa, permaisuri Kalila," jawab Yasmin.

"Memang si tiang listrik apamu?" tanya Kalila dengan dagu terangkat membuat Yasmin bisa melihat persamaannya dengan Kaysan. Ya jelas sama, mereka kan ibu dan anak.

"Dia ... Adikku," jawan Yasmin membuat Kalila melongo.

"Apa kamu yakin?" seru Kalila heboh.

***

Yuhuuu up siang yaaaa

Thank you for reading and support author

Dont forget to like vote and gift

Tararengkyu