NovelToon NovelToon
Rawon Kesukaan Mas Kai

Rawon Kesukaan Mas Kai

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Beda Usia / Keluarga / Karir / Cinta Murni / Angst
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: Bastiankers

Shana dan Kaivan, pasutri yang baru saja menikah lima bulan lalu. Sikap Kaivan yang terlalu perfeksionis kadang menyulitkan Shana yang serba nanti-nanti. Perbedaan sikap keduanya kadang menimbulkan konflik. Shana kadang berpikir untuk mengakhiri semuanya. Permasalahan di pekerjaan Kaivan, membuatnya selalu pulang di rumah dengan amarah, meluapkan segalanya pada Shana. Meski begitu, Kaivan sangat mencintai Shana, dia tidak akan membiarkan Shana pergi dari hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bastiankers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Di atas sofa berwarna merah, Shana masih terdiam gamang. Kaki nya ditekuk dengan kedua tangan yang memeluk. Sapu yang tadi dipegangnya masih terletak di sudut sofa. Tidak berniat melakukan apapun. Berkali-kali deru napasnya tidak teratur. Pikirannya melayang-layang pada ucapan ibunya, dan juga Kaivan.

Mata bulat dengan iris cokelat muda miliknya menatap lurus-lurus ke arah vas bunga yang terletak di atas meja kaca. Pandangannya memang ke sana, tapi tidak dengan pikirannya. Dia melepaskan napas gusar berkali-kali. Tidak menghiraukan suara-suara berisik yang tengah menggunjingnya di depan rumah.

Shana masih memikirkan ucapan ibunya. Tangannya terangkat dan meraba perut ratanya. Mengusapnya dengan lembut, dengan perasaan yang entah, dia pun tidak mengerti. Dia belum hamil saja ibunya sudah berkata seperti itu, lalu bagaimana jika nanti Shana benaran hamil?

Shana harusnya senang jika kabar bahagia itu tiba, selain bisa menutup mulut para tetangga yang mengatakannya mandul. Dia juga bisa memenuhi keinginan Kaivan. Lalu, ibunya? Ibunya pasti akan sangat membencinya.

Shana tersenyum getir. Matanya menoleh ke arah daun pintu yang masih tertutup rapat. Suara-suara berisik di sana enggan untuk diam sejenak. Tanpa mengerti perasaan seseorang yang mendengarnya.

“Untung aja Wati pas nikah langsung punya anak, jadi aku bisa gendong cucuku. Cucu yang cantiiik.”

“Iya tuh, masa sudah lima bulan, belum hamil juga?”

“Udah bener tuh, Bu. Dia itu MANDUL!”

“Kasian suaminya, mana cakep, kaya, bodinya bagus. Eh … dapat istri mandul.”

“Harusnya, suaminya itu lebih dulu ketemu anakku. Biar langsung dapat anak. Iya, kan?”

“Iya. Kasihan banget suaminya. Amit-amit, deh, kalau dapat mantu kayak dia. Ihhh!!”

“Jangan sampe deh. Kalau nanti Rafi nikah sama perempuan mandul, langsung ku suruh cerai!”

“Tampang doang cantik, tapi MANDUL! IH AMIT-AMIT!”

Dengar? Suara mereka bersahut-sahutan di depan rumah Shana. Tidak memikirkan Shana yang sedang menenggelamkan wajahnya di atas tumpuan kaki. Tidak ada upaya lagi untuk menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata. Kekuatannya sudah habis. Isak tangisnya mulai terdengar lirih. Lirih menyayat hati, meninggalkan guncangan di bahunya.

“Dia di dalam, kan, ya? Pasti dengar dong obrolan kita?”

“Ya iyalah, Bu. Masa dia tuli juga, sih?” Sahutan itu membuat semua yang ada di sana tertawa-tawa.

“HEH, PEREMPUAN MANDUL! KALAU NGGAK BISA NGASIH KETURUNAN, LO CERAIKAN AJA SUAMI LO. KASIHAN DIA!”

“Buat Siti aja sini. Siti bisa kasih gaya helikopter!”

Tawa mereka terdengar kembali. Bahkan, kali ini tampaknya mereka sambil berbisik-bisik.

“Udah, yuk, Buibu. Kita pulang. Nanti ke sini lagi.”

“Kalau ngumpul jangan lupa bawa anak, biar makin panas dia.”

“Benar tuh! Yuk!”

Derap langkah kaki bersahut-sahutan mulai menjauh. Beriringan dengan suara tawa mereka yang masih terdengar walaupun samar-samar. Shana mengangkat wajahnya, mengusap pipi nya yang basah, menghapus jejak air mata yang membuatnya terlihat jelek. Mereka sudah pergi, jadi Shana memutuskan untuk bangkit kembali. Dia hanya pura-pura tegar di hadapan semua orang, yang pada akhirnya dia kembali rapuh ketika sendiri.

Shana bangkit dari duduknya. Mulai mengambil sapu yang dari tadi menganggur. Setelah membenarkan cepol rambutnya, Shana mulai legowo dan mulai membersihkan rumah. Dia tidak mau jika nantinya Kaivan pulang marah-marah karena rumah berantakan. Shana tidak mau itu terjadi lagi. Dia hanya menginginkan suaminya pulang dengan senyuman hangat.

***

Langit menggelap dengan rintikan hujan yang turun perlahan. Shana baru saja selesai mandi, kali ini dia memutuskan untuk mencari bahan masakan sebelum Kaivan pulang. Tepat di depan gang, ada sebuah jalan besar yang dijadikan tempat berjualan para pedagang. Biasanya mereka berjualan sayur-mayur dan beberapa olahan daging.

Dengan sweater merah, celana panjang, dan sandal jepit, Shana mulai melangkah menjauhi rumah. Di tangan kanannya memegang payung berwarna merah guna menutupi tubuhnya dari serangan hujan yang tiba-tiba deras. Kaki nya terus melangkah. Di saat-saat seperti ini lah Shana senang keluar mencari bahan masakan, karena jika di pagi atau siang hari, dia hanya akan mendapat cacian dari para tetangganya.

Tidak lama untuk menemukan tempat para pedagang yang dibutuhkan Shana. Shana langsung bergerak ke arah pedagang sayuran dulu. Dia membeli beberapa sayuran hijau, seperti kangkung, bayam, dan brokoli.

“Ini, Bu,”ucap Shana menyerahkan uang dua puluhan ribu. Setelah mendapatkan kembaliannya. Shana bergerak menuju tempat per-bawang-an. Dia baru ingat bahwa bawang dan tomatnya sedang habis.

“Bu, mau bawangnya sekilo sama tomatnya setengah kilo.” Shana membalas senyuman si ibu penjual langganannya. Tangannya dengan cepat merogoh saku sweater-nya.

“Bawang sudah naik, Mbak. Nggak kayak kemarin masih dapat harga empat puluh. Sekarang naik, jadi enam puluh. Nggak apa-apa, Mbak?” Si Ibu penjual bertanya sembari melirik Shana yang hanya memegang uang seratus ribu.

“Oh … ng—bawangnya, setengah kilo aja deh, Bu. Hehe…” Shana menggaruk pipinya. Malu sekali rasanya karena tidak bertanya dahulu. Si Ibu penjual hanya tersenyum melihat Shana yang salah tingkah.

Setelah mendapatkan barang belanjaannya, kini Shana sudah berdiri di depan mamang penjual ayam. Untung saja sekarang lagi turun hujan, kalau tidak, Shana pasti akan kehabisan daging ayam karena harus berebut dengan para ibu lainnya.

“Ini, Mbak. Saya kasih tambahan daging, karena udah langganan.”ucap si Mamang dengan senyum khasnya.

“Makasih, ya, Mang.” Shana menerima kresek putihnya dengan senang.

“Sama-sama.”

Langkah kaki Shana mulai terayun meninggalkan area jalan. Matanya sempat menyapu beberapa toko di seberang jalan yang berjualan eskrim dan pakaian. Patung-patung yang memakai baju cantik terpampang jelas di depan toko. Membuat Shana melihat lama dengan senyum tipisnya. Ah … mungkin saja dia ingin merayu Kaivan untuk membelikannya baju itu.

Belum sempat mata Shana beralih hendak berbelok, namun pandangannya tertahan pada sebuah mobil yang dia kenali. Mobil dengan ciri khas yang tertempel di sudut badannya, Shana mengenali mobil itu. Kaki nya berhenti memandangi mobil itu, tanpa memperdulikan beberapa orang yang berjalan desak-desakan dan menabrak punggungnya. Shana masih terdiam, tidak berniat menyebrang jalan untuk menyapa seseorang di sana.

Pintu kemudi terbuka, seorang pria yang Shana kenal telah keluar dengan payung hitamnya. Shana tersenyum melihat pergerakan lelaki itu yang menurutnya sangat lucu. Berlari cepat ke sisi mobil, membuka pintu di sebelah kemudi. Seseorang yang Shana tidak bisa melihatnya dari sini, hingga membuatnya harus melongok untuk melihat siapakah yang tengah dipayungi pria itu.

Binar di mata Shana memudar seiring dengan gerakan payung yang berjalan ke arah belakang mobil. Membuat jelas di mata Shana saat lelaki itu terlihat memayungi seorang perempuan dengan kuncir satu dan kacamatanya. Mereka tampak mengobrol sebentar. Kaki Shana terasa kaku saat melihat tangan pria itu bergerak menyentuh sisi wajah perempuan itu. Deru napas Shana semakin tidak teratur dengan mata yang berkaca-kaca. Payung merahnya terjatuh seiring dengan suara lirihnya yang tertahan.

“Mas Kai?”

1
kanaikocho
Alur yang brilian
Bastiankers
terima kasih sudah berkunjung
Kiran Kiran
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!