Ketika semua hanya bisa di selesai dengan uang. Yang membuat ia melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan uang, juga termasuk menju*l tubuhnya sendiri.
Tidak mudah menjadi seorang ibu tunggal. di tengah kerasnya sebuah kehidupan yang semakin padat akan ekonomi yang semakin meningkat.
Ketika terkuaknya kebenaran jati diri putrinya. apakah semua akan baik-baik saja? atau mungkin akan bertambah buruk?
Ikuti kisahnya dalam. Ranjang Penyelesaian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1_Ranjang Penyelesaian
"Kau kembali?"
Langkah lemah membawanya berdiri di hadapan wanita yang sedang bertanya padanya. Wanita tak lain dan tak bukan saudara tirinya sendiri.
"Iya, aku butuh uang." Ia menjawab dengan raut wajah lesu.
"Sejak kapan kau tidak butuh uang? Semua orang juga butuh uang. Bukankah begitu?" Kata Lusia merendahkan Aulia.
Meremas jari tangannya. Rasanya ingin saja dia meremas wajah wanita di hadapannya sampai tak berbentuk. Namun, semua itu hanya khayalan semata. Karena sampai kapanpun dia tidak akan berani melakukan semua itu.
"Aku akan memberimu uang. Tapi masih dengan persyaratan di awal. Kalau kau sanggup, Aku akan memberimu. Tapi kalau tidak, lebih baik kau mundur saja," tersenyum penuh kemenangan.
"Apapun itu, aku butuh uang untuk pengobatan putriku," Aulia tampak membendung.
"Ahahahaha. Masih dengan urusan putri anak haram mu itu? Apa kau tidak capek, Aulia? Mengurusi anak itu?" Lusia mengejeknya.
Mata Aulia menggambarkan kemarahan yang masih berusaha ia bendung agar tidak meledak mendengar Lusia yang sering bilang kalau putrinya 'anak haram'
"Aku datang kemari atas sebab kebutuhan. Dan kau menawariku juga untuk kebutuhan. Saat kita saling bekerja sama, kau diuntungkan, dan juga aku bisa mendapatkan uang. Kau hanya perlu bilang iya atau tidak. Tanpa harus bawa-bawa putriku!" Tegas Aulia menatap Lusia.
"Ahahahaha. Ternyata orang miskin, tahu belagu juga ya?" Semakin menginjak-injak harga diri Aulia.
Aulia mengepel erat kepalan tangannya.
"Baiklah. Seperti yang aku bilang. Saat kau datang pada suamiku, jangan sampai dia mengenali mu. Kalau sampai itu terjadi, maka aku tidak akan segan-segan membuatmu lebih menderita daripada yang kau rasakan sekarang ini!" Peringatan Lusia tidak sekedar mengancam.
"Baik. Aku setuju. Dengan catatan, berikan aku uangnya sekarang." Aulia menengadahkan tangannya meminta uang pada Lusia.
Cuih!
Lusia meludahi tangan Aulia. Aulia tidak melawan, dan membiarkan ludah Lusia dia atas genggamannya.
"Ahahaha. Aulia, Aulia, Aulia. Ternyata selain jal*ng dan hina. Kau juga wanita yang tangguh dan pemberani ya." Kata Lusia merendahkannya berdiri dari kursi roda yang menandakan kalau dia tidak benar-benar lumpuh.
Karena yang aku butuhkan adalah uang. Hinaan mu ini belum apa-apa. Batin Aulia tidak peduli dengan semua hinaan yang dia dapatkan dari Lusia.
**
Dalam sebuah ruangan yang sangat gelap. Tampak samar-samar seorang laki-laki duduk di atas ranjang yang terkena sinaran lampu dari luar jendela.
Pria itu terlihat hanya diam menunggu wanita yang berdiri di ambang pintu yang juga tampak samar-samar.
"300 juta. Aku akan melayani mu." Ucap Aulia pada pria yang tak lain dan tak bukan adalah iparnya, alias suami kakak tirinya.
Pria itu tersenyum menyeringai. Ia berdiri, kemudian mengambil gelas berisi alkohol, kemudian meneguknya.
"300 juta uang yang sangat sedikit bagiku. Tapi, kau sudah di bayar oleh istriku. Lantas apa lagi yang kau minta dari ku?" Jawab pria tersebut menatap Aulia yang hanya terlihat sebagian tubuhnya, tanpa memperlihatkan wajahnya.
"Aku butuh uang tidak sedikit. Jika aku bisa mendapatkan lebih, kenapa tidak aku manfaatkan?" Jawab Aulia tanpa rasa malu.
Hatinya sudah kebal mengahadapi kerasnya sebuah kehidupan tanpa seseorang untuk bergantung hidup.
Sehingga kata-kata kasar penuh hinaan tidak akan mampu membuat hatinya goyah dengan tujuan hidupnya.
"Baik. Aku akan memberi mu 500jt. Segera, layani aku!" Perintah pria itu.
Perlahan kakinya mulai melangkah mendekat. Ia mulai menjalankan tugasnya untuk mem*askan pria itu.
Tangannya mulai membuka kimono mandi yang di pakai oleh si pria.
Brugh!
Tiba-tiba pria itu mendorongnya, menguasai tubuhnya.
Entah ada masalah apa dengan pria itu. dia terlihat seperti melepaskan amarahnya pada wanita di bawah tubuhnya. Tanpa peduli dengan perasaan dan rasa sakit wanita itu.
"Arghhh...." teriaknya tertahan ketika selaput darah keperawanannya di renggut paksa membuat wanita itu merasakan sakit luar biasa.
Dia seorang gadis?