Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reyhan ke kampus Tania
Tania menyipitkan matanya, memastikan bahwa yang dilihat itu benar Reyhan. Tapi bagaimana mungkin?
Dan demi melihat siapa yang ada di samping mobil, Tania semakin yakin, itu memang Reyhan. Segera Tania berjalan mendekat ke mobil yang terparkir di parkiran kampus, syukur gedung dan parkirannya jauh, jadi Tania bisa memastikan jika teman- temannya tidak melihat Reyhan. Padahal dulu Tania selalu ngedumel karena ia harus berjalan jauh untuk ke gedung kampusnya, tapi kali ini ia terlihat senang.
“Tuan sudah menunggu, Nona.” Seorang pria yang berdiri di samping mobil membuka pintunya, mempersilahkan Tania masuk.
“Terima kasih, Sekretaris Kim.” Ucap Tania sopan, dan sedikit menunduk, bagaimanapun, Sekretaris Kim lebih tua darinya, meskipun ia bawahan Reyhan.
Setelah Tania masuk, Kim menutup pintu, dan kaca jendela tertutup otomatis, tapi Kim masih berdiri di luar mobil, tidak ikut masuk.
Tania melihat wajah dingin Reyhan, Ya, Tania tahu jika pria itu berwajah cuek, jutek dan tanpa ekspresi, tapi kali ini Reyhan terlihat marah, entah apa sebab ia marah, yang pasti Reyhan tidak memutus pandangannya sedetikpun pada Tania, membuat gadis itu salah tingkah.
“Apa yang kau lakukan hari ini.” Reyhan membuka mulut, itu kalimat pertanyaan, tapi dari nadanya sepertinya Reyhan lebih ke meminta penjelasan, atas apa yang di lakukan Tania hari ini, di kampus.
“A- aku,” Tania gugup. Cih, kenapa aku harus gugup, batin nya. “Aku kuliah.” Jawab Tania dengan lantang.
“Aku tahu. Apa yang kau lakukan hari ini.” Lagi, Reyhan mengulang pertanyaannya.
Jika sudah tahu lalu kenapa kau masih bertanya wahai Reyhan yang agung, dan apa itu, dia kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, memang apa yang harus aku jawab. Apa jangan- jangan maksudnya kegiatanku selama kuliah, ya. Batin Tania, ia sendiri pun bingung dengan apa yang dimaksud Reyhan.
“Aku hanya belajar, mendengarkan dosen lalu makan. Sudah tidak ada lagi.”Jawab Tania, namun, sepertinya Reyhan belum puas dengan jawaban Tania. Wajahnya masih kaku.
Reyhan meraih tubuh Tania, menariknya hingga kini ia berada dalam pangkuan Reyhan.
Apa aku seringan itu? kenapa Mas Reyhan dengan mudah mengangkatku. Gumam Tania dalam hati.
“Katakan apa yang kau lakukan di belakangku dengan pria lain.” Reyhan mendekap tubuh tania, dan mengunci kedua tangan Tania di belakang tubuhnya. Meskipun tania berada di pangkuan Reyhan, tapi tubuh Reyhan masih lebih tinggi dari Tania.
Apa lagi ini maksudnya sekarang, apa yang dia maksud itu, Toni?
“Siapa. Toni?”jawab Tania, dan seingatnya pun hanya Toni yang ia ladeni dalam berbicara selama di kampus.
Namun, tanpa disangka Tania, Reyhan malah menarik belakang kepala Tania dengan satu tangan dan tangan satunya masih mengunci kedua tangan Tania di belakang tubuhnya. Reyhan melumat bibir bawah Tania yang tebal dengan kasar, dengan sedikit menggigit kecil bibir Tania. Gadis itu refleks membuka mulutnya, hingga lidah Reyhan dapat masuk ke mulutnya, nafas Tania tercekat dengan tindakan tiba- tiba Reyhan.
“apa kau mau mati?” tanya Reyhan pada Tania saat melepas ciumannya, “Bernafas,” katanya lagi dengan membelai rambut Tania, gadis itu mengambil nafas sebanyak mungkin.
“Jangan ucapkan nama pria lain di hadapanku, atau kau akan kuhukum.” Wajah mereka yang dekat, membuat Tania dapat melihat dengan jelas, Reyhan mengatakan itu dengan sungguh- sungguh bukan hanya sekedar perkataan.
Tania mengangguk, menuruti perkataan Reyhan, meskipun dalam hatinya ingin sekali menjahili Reyhan,tapi ia tidak punya cukup keberanian, apalagi mereka masih dalam lingkungan kampus.
“Katakan!” ucap Reyhan, Tangannya kembali menarik belakang kepala Tania, membuat kening mereka menyatu, Tania memejamkan matanya, jantungnya bergemuruh hebat saat, wangi maskulin dari tubuh Reyhan membuat Tania tidak bisa untuk tidak terangsang. Di tambah perlakuan Reyhan yang Kasar namun lembut, membuat Tania bisa menjadi gila. Padahal sepanjang hubungan mereka, Tania berusaha untuk tau batasan, dan tidak mau jatuh dalam perlakuan yang di berikan Reyhan.
Namun Tania masih diam belum menjawab sama sekali, malah gadis itu terlihat tengah menahan sesuatu, “Nia, Kau menguji kesabaranku, ya!” kedua tangan Reyhan telah berada di bokongnya, meremas kuat, Tania tersentak kaget dengan tindakan Reyhan. Matanya kini telah terbuka sempurna, dan kini ia bisa melihat dengan jelas wajah tegas Reyhan, manik coklat milik Reyhan terlihat mengelap, matanya yang tajam seakan tengah menusuk Tania.
“Apa? Mas mau aku mengatakan apa?” Tania kembali bertanya, pikirannya kosong saat ini, ia bahkan lupa apa yang telah Reyhan kata kan, pikirannya terlalu campur aduk saat ini, ia takut jika ada temannya yang datang, dan melihat Tania tengah bersama pria yang terlihat jauh lebih tua darinya.
Reyhan geram, ia memberikan sentuhan kasar lagi pada bokong Tania, dan memaksa gadis itu untuk lebih merapat ke tubuhnya. “Jangan sebut nama laki- laki lain dengan mulut mu di hadapanku.” Reyhan memberi sedikit remasan di bawah sana.
Tania menggigit bibirnya, menahan suara desahan yang sangat ingin ia keluarkan, Tania menahan sekuat tenaga, mata Tania melirik Kim yang masih berdiri tegak di luar mobil. Lalu dengan cepat Reyhan mencengkram dagu Tania, hingga mata mereka kembali bertemu.
“Lihat aku, hanya aku.” ucap Reyhan dan memberi kecupan di bibir Tania, “Cepat katakan.”tambah Reyhan lagi.
“Iya, iya. Aku tidak akan menyebut nama pria mana pun di hadaapan, Mas lagi.” akhirnya Tania menjawab dengan lantang setelah beberapa kali menarik nafas.
Reyhan tersenyum miring, “Jadi kau akan menyebutnya di belakang ku?” ucap Reyhan lagi dengan ringan, mata Tania membulat dengan alis yang mengkerut.
Dia ini gila atau apa sih? aku bukan kuliah di kampus khusus wanita, dan pasti akan menyebut nama pria lain di sini, apa dia mau aku memanggil teman- temanku dengan, woi!. Rutuk Tania dalam hati, tidak habis pikir dengan Reyhan.
Tapi Tania tentu tidak mau mempersulit hidupnya, ia akan menjawab, “tidak, Mas Reyhan. Aku bahkan tidak akan menyebut nama laki- laki lain di belakang, Mas.” Tania menjawab dengan wajah ceria.
Iyain aja biar cepet, toh dia juga nggak akan tahu kalau aku nyebut nama laki- laki lain saat dia nggak ada. Batin Tania.
Reyhan tersenyum simpul, seakan tau apa yang di pikirkan Tania.
“Baiklah, Mas akan kembali bekerja.” ucap Reyhan.
Ya, sejujurnya hari ini memang Reyhan sedang banyak pekerjaan, meeting dengan klien dan memeriksa dokumen dari anak- anak cabang perusahaannya, tapi semua hal itu tidak bisa menghentikan Reyhan untuk datang ke kampus Tania saat ponselnya ada notifikasi dari orang yang di kirim Reyhan untuk mengawasi Tania.
Reyhan tengah di satu ruangan di dalam kantornya, ia sedang mendengarkan presentasi dari rekan bisnisnya, tapi fokusnya menjadi teralihkan saat ia melihat Tania dengan pria lain sedang asik megobrol, senyum cantik Tania terlihat jelas disana, dan Reyhan menjadi lebih geram saat melihat pria yang bersama Tania memandangnya dengan tatapan terpesona, lagi pula siapa yang tidak terpesona dengan kecantikan Tania. Reyhan tidak tahan lagi, ia langsung menghentikan meeting dan pergi menemui Tania..
Tapi, disaat itu juga, ada notifikasi lain, sebuah gambar dan ada pesan di bawahnya.
[Nyonya baru saja memasuki hotel dengan kekasihnya, Tuan]
Reyhan hanya menatap sekilas gambar tersebut dan langsung kembali memasukkannya ke dalam saku jas. Itu Kinan– istrinya, itu bukan kali pertama kinan membawa kekasihnya ke hotel, Reyhan tau, tapi dia tidak peduli.
Tania turun dari pangkuan Reyhan, dan melihat sekeliling, memastikan tidak ada orang yang melihatnya keluar dari mobil. Reyhan terlihat gemas dengan tingkah Tania, dengan posisi Tania yang membelakanginya, menunjukan bokong bulatnya, membuat Reyhan ingin menyetubuhinya sekarang juga. Tapi saat Reyhan akan meraih pinggul Tania, gadis itu telah membuka pintu mobil.
“Aku akan menghubungi, Mas jika sudah pulang.” ucap Tania setelah menutup pintu itu kembali.
“aku pergi dulu,”pamit Tania, dan langsung berlari kecil, kembali ke gedung kampus.
Reyhan memperhatikan langkah Tania, hingga gadis itu menghilang dari pandangannya, barulah Kim masuk ke mobil dan kembali ke kantor.