NovelToon NovelToon
Suami Di Alam Mimpi

Suami Di Alam Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Suami Hantu / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: ALNA SELVIATA

Asmara di dua dimensi, ternyata benar adanya.

Bukti nyata yang di alami Widuri. Perempuan berusia 19 tahun itu mengalami rentetan keanehan setiap hari. Widuri kerap kali mendengar bisikan-bisikan masa depan yang tepat sesuai peristiwa yang terjadi di depan mata.

Mimpi berulang kali yang bertemu dengan pria tampan, membawanya ke tempat yang asing namun menenangkan. Widuri asyik dengan kesendiriannya, bahkan ia selalu menanti malam hari untuk segera tidur, agar bertemu dengan sosok pria yang ia anggap kekasihnya itu.

Puncaknya, 6 bulan berturut-turut, kejadian aneh makin menggila. Sang Nenek merasakan jika Widuri sedang tidak baik-baik saja. Wanita berusia lanjut itu membawa cucunya ke dukun, dan ternyata Widuri sudah ...

Ikuti kisah Widuri bersama sosok pria nya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ALNA SELVIATA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Ada yang Aneh

Widuri terbangun dari tidurnya setelah meneguk air pemberian Aji Ratuna. Dia memegang perutnya yang terasa mules. Bukan mules ingin buang air besar, tetapi mules terasa dililit tali.

"Apa yang tadi Aji Ratuna kasi ya?" gumamnya.

Widuri ingin beranjak dari tempat tidur tapi perutnya terasa sangat nyeri.

"Nenek," serunya.

Malam itu Nenek Satia ketiduran. Sesaat Widuri menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan. Tiba-tiba sakit diperutnya menghilang begitu saja. Widuri bahkan merasa lebih bugar dari sebelumnya. Rasa pegal yang ia rasa sebelum tidur tak berasa lagi.

'Ih, kok aneh ya, apakah ini makanan yang diberi Aji Ratuna,' ucapnya dalam hati.

Widuri yang sudah sangat lapar menuju ke dapur. Di atas meja sudah tersaji sayur kangkung dan semur daging semangkok. Widuri ngiler, menuangkan nasi sebakul ke mangkok daging. Widuri menghabiskan semua makanan di meja sampai tak tersisa.

"Aku sudah menghabiskan semua makanan ini, tapi kenapa aku masih lapar ya," ucapnya lalu kembali menggeledah kulkas.

Widuri mengambil tiga apel dan buah melon. Buah dihabiskan dalam beberapa menit. Widuri bahkan terkejut sendiri setelah melihat kulit melon berserakan di lantai.

"Aku kenapa serakah seperti ini?"

Walaupun hampir menghabiskan stock makanan yang dibelinya, tetap saja Widuri masih belum kenyang. Sebelum memasak makanan kembali, ia membersihkan lantai sebelum neneknya bangun. Nenek Satia tipe orang tua yang sangat pembersih, bila melihat keadaan dapur yang berantakan, tentu ia akan mengomeli cucunya sampai pagi.

"Kayaknya enak kalau makan bakso, tapi bagaimana bisa ada bakso subuh seperti ini," gumam Widuri.

Dapur sudah bersih, Widuri kembali ke kamarnya setelah menghabiskan stock daging di kulkas. Perutnya keram tak karuan, tapi tidak terlalu menyakitinya. Widuri pikir itu hanya efek kenyang karena sudah terlalu serakah makan.

***

Dua Bulan Berlalu ..

Widuri sibuk di toko sembako miliknya. Seperti biasa, Kailash belum juga menampakkan diri. Sementara kondisi tubuh Widuri makin berisi. Nafsu makannya makin tak terkontrol. Dalam sehari, Widuri bisa makan sepuluh kali, diselingi dengan buah dan cemilan pula.

"Sejahtera nih, makin berisi aja," ujar Irma yang baru saja ingin datang membeli bahan dapur.

Widuri dan Zaria yang terus bersama tersenyum. Ia tahu, jika Irma selalu mencari bahan candaan untuk kedua sepupunya.

"Ya, setelah keluar dari perusahaan, aku tidak lagi tertekan. Makan ya makan aja, mau tidur ya tinggal tidur," kata Widuri.

Dia bersyukur karena nafkah pemberian Kailash membuatnya lepas dari pekerjaan yang menguras mental.

"Iya, Irma. Aku juga agak gemukan, tapi gitulah, aku kaj orangnya susah gemuk sejak dulu, beda dengan Widuri." Zaria menambahkan.

"Baguslah, sisa kita tinggal tunggu jodoh datang melamar. Masa kita mau jadi gadis tua, heheh .."

 Lagi-lagi Irma membahas pernikahan. Ia memang ingin segera menikah karena sudah lelah pacaran.

"Ya sudah, suruh Ali lamar kamu cepat. Masa pacaran terus," ketus Zaria.

Mendengar kedua sepupunya membahas pernikahan, Widuri lebih memilih diam, tak menimpali. Sebab, Widuri tak mau kelepasan menceritakan pernikahan rahasianya dengan Kailash.

"Widuri, sebenarnya kemarin ada yang titip salam, katanya mau kenalan sama kamu," ucap Irma yang menyampaikan pesan dari seorang pria untuk Widuri.

"Aku sedang tidak mau kenalan."

"Hmmm.." Tiba-tiba Nenek Satia muncul berdehem.

Wanita lanjut usia itu selalu ingin cucunya segera menikah.

"Kenapa tidak mau, Nak? Kenalan dulu tidak apa-apa," tegurnya.

Widuri tetap menggeleng. Dia mengalihkan perhatian ke ponselnya. Mengabaikan Irma yang masih ingin membahas pria yang menitip salam kepada Widuri.

"Widuri kayaknya tidak mau nikah, Nek." Ketus Irma.

Zaria melototi Irma agar segera bungkam. Dia tak mau Widuri sakit hati mendengar ucapan Irma yang kadang kelepasan.

"Maaf .." Ucap Irma pelan.

Zaria menarik tangan Irma menuju bagian belakang warung. Ia tahu, Widuri saat ini tidak nyaman dengan pembahasan Irma. Sedangkan nenek Satia mendekati cucunya, mengusap pundak Widuri.

"Kenapa selalu menolak kalau ada yang mau sama kamu?"

Widuri meletakkan ponselnya. Dia memandangi neneknya yang selalu menanyakan hal sama setiap hari.

"Karena Widuri tidak mau pisah sama Nenek," jawabnya. Salah satu alasan yang selalu Widuri pikirkan.

"Nenek juga akan mati, tinggalin kamu. Pikirkan dirimu sendiri, kamu harus punya suami dan anak."

Widuri tersipu. Dia teringat dengan pembicaraannya dengan Kailash kala itu. Ingin sekali mereka memiliki anak banyak.

"Akan ada waktunya Nenek akan tahu. Jadi, saat ini Widuri menikmati hari-hari Widuri, Nek."

Nenek Satia pasrah. Dia tak bisa berucap lagi jika Widuri terus menolak secara halus. Padahal, salah satu sepupu Widuri juga meminta nenek Satia menyampaikan niat baiknya. Namun, Nenek Satia belum punya keberanian mengatakan pesan itu kepada Widuri.

'Andai saja Widuri mau menikah, pasti Aiman langsung melamarnya,' ucap Satia dalam hati.

Widuri yang asyik bermain game di ponsel merasakan lagi kram di perutnya. Dia memegang perutnya sambil meringis. Nenek Satia yang hendak pergi gegas memegang perut cucunya.

"Perutnya sakit lagi, Nak?"

"I-iya, Nek. Keram, mungkin udah mau datang bulan."

Dua bulan berlalu, tapi Widuri tak kunjung datang bulan. Awalnya ia pikir, hal itu normal, seringkali terjadi pada gadis yang memiliki siklus haid tak teratur. Tapi, keram diperutnya malah mengundang keresahan nenek Satia.

"Sebaiknya kita bawa ke Uwa Mando, mungkin dia bisa obati kamu, Nak." Usul Nenek Satia.

Widuri menurut saja. Dia akan ke rumah Uwa Mando yang berjarak sepuluh kilometer dari kampungnya. Sesaat Widuri menarik nafas, dia menetralkan getaran tubuhnya agar sakitnya berkurang.

"Nenek mua pergi panggil bapak Orin, mobilnya kita sewa saja," kata Satia.

Widuri hanya mengangguk. Saat ini dia hanya butuh pengobatan alternatif. Sebab, sebelumnya Widuri sudah dua kali periksa ke dokter, tapi mengatakan jika kondisi tubuh Widuri normal, tak ada penyakit yang bersarang di badannya.

Mobil bapak Orin sudah terparkir di depan rumah Satia. Widuri di bopong oleh omnya masuk ke mobil. Sakit di perut Widuri mulai menghilang. Tetapi, dia tetap ingin melanjutkan berobat ke Uwa Mando. Bapak Orin mengemudi dengan kecepatan sedang. Dia sangat berhati-hati mengantar Widuri dan nenek Satia.

"Kamu sudah periksa ke dokter, Widuri?" tanyanya.

"Sudah, Om. Tapi kata dokter mungkin hanya karena belum haid."

"Mungkin kamu kena guna-guna, biasanya kalau penyakit tidak terdeteksi medis, berarti itu gaib," kata Bapak Orin.

Nenek Satia makin khawatir. Dia memandang kasihan ke cucunya. Sejak kecil, Widuri kurang diperhatikan oleh kedua orang tuanya. Widuri tumbuh menjadi anak yang kuat dan tidak pernah mengeluh. Tetapi, kini cucunya malah dihadapkan oleh penyakit yang tak bisa.

"Masa sih, Om? aku tidak sampai kepikiran seperti itu," tangkas Widuri.

"Ya, kamu harus percaya sama yang begituan, almarhum Kakek mu, Ambo' Pati sering obati guna-guna, harusnya kamu memang ditangkis, tapi kenapa ya bisa masuk," kata Bapak Orin.

"Mungkin saja Arum tidak mengamalkannya," timpal Satia.

1
Sakura 💚🤍
bagus ceritanya luaarrrrr biasa
Sakura 💚🤍
lanjut Thor, jangan jangan author Widuri ya? Krn di ambil dr kisah nyata
Sakura 💚🤍: sini peluk kak🥰 aq menanti kelanjutan cerita nya thor
🌸ALNA SELVIATA🌸: Iya Sakura. Ini kisahku 2009.. Kalau ingat sedih😥 tapi sebagian bumbu cerita aja. Ini aku abadikan karena aku kangen sama dia. Mau dibilang halu tpi aku alami langsung😥demi Allah..
total 2 replies
Ayaaa_roarrr
Luar biasa
Sakura 💚🤍
lanjut Thor 😅
Thor apa di dunia nyata ada cerita seperti ini?
Sakura 💚🤍: AQ tunggu kelanjutan cerita nya ya thor
🌸ALNA SELVIATA🌸: gak kok, dia baik, hanya saja dulu aku sakit2tan karena energi terkuras. Sampai skrg masih nangis kalau ingat😭😭😭😭 kangen banget sama dia
total 4 replies
Emon Joer
bagus ... cerita nyata ... dibumbui dengan imajinasi Author... semangat Author..
Sakura 💚🤍
Thor ini daerah Sulawesi Selatan ya?
🌸ALNA SELVIATA🌸: iya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!