Menceritakan tentang seorang gadis cantik yang bernama Lala, harus mengandung karena hubungan terlarang dengan seorang jin muda yang sejak kecil menyukainya.
Berawal dari kebiasaan jorok Lala, hingga sosok jin muda yang menyukainya dan merubah wujudnya menjadi tampan saat setiap bertemu Lala meskipun warna matanya merah dan memiliki tanduk di kepalanya.
Bagaimana kisah selanjutnya?ikuti kisah selanjutnya ya🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cancer i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesona Pangeran Firr
Ponsel Lala bergetar di atas meja, menerobos kesunyian sore hari. Nama "Bara" terpampang di layar, mengingatkannya pada janji yang belum ditepati dan perasaan campur aduk yang masih membayangi hatinya. Beberapa hari terakhir, Lala sengaja menghindari Bara, menghindari panggilan dan pesan-pesannya. Ia butuh waktu untuk menenangkan hatinya, untuk memahami perasaannya sendiri. Petualangannya di alam antah berantah telah mengubahnya, memberikan perspektif baru tentang kehidupan dan cinta. Perasaan terhadap Bara, yang dulunya terasa begitu kuat, kini terasa lebih… rumit.
Pesan dari Bara muncul di layar: "Lala, aku rindu. Bisakah kita bertemu?"
Jari Lala gemetar saat ia mengetik balasannya. Ia tidak ingin menyakiti Bara, tetapi ia juga tidak ingin memberikan harapan palsu. "Maaf, Bara," ia mengetik, "aku sedang sangat sibuk dengan tugas sekolah. Aku benar-benar tidak punya waktu untuk bertemu." Kebohongan itu terasa pahit di lidahnya, tetapi ia merasa itu adalah pilihan terbaik untuk saat ini. Ia tidak siap untuk menghadapi Bara, untuk menjelaskan perasaannya yang berubah. Ia butuh lebih banyak waktu untuk merenungkan semuanya, untuk memahami apa yang sebenarnya ia rasakan, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Bara.
Setelah mengirim pesan, Lala meletakkan ponselnya. Ia menatap jendela, memandang langit senja yang mulai memerah. Bayangan Bara muncul di benaknya, bersama dengan kenangan-kenangan indah dan juga kekecewaan. Ia menyadari bahwa menghindari Bara bukanlah solusi jangka panjang. Suatu saat nanti, ia harus menghadapi Bara dan menjelaskan semuanya. Tetapi untuk saat ini, ia hanya bisa berharap Bara mengerti dan memberinya waktu yang ia butuhkan. Ia berharap bahwa kejujurannya kelak, meskipun menyakitkan, akan lebih baik daripada kebohongan yang terus ia pertahankan. Ia harus menemukan keberanian untuk mengatakan yang sebenarnya, bukan hanya kepada Bara, tetapi juga untuk dirinya sendiri.
Senja telah tiba, langit berubah warna menjadi oranye dan ungu yang memukau. Lala tertidur pulas di kursinya, kelelahan setelah seharian bergulat dengan tugas sekolah dan perasaan campur aduk yang belum terurai. Di alam bawah sadarnya, dunia antah berantah kembali muncul, menariknya ke dalam mimpi yang indah namun ganjil.
Tiba-tiba, ia terbangun. Bukan di kamarnya, tetapi di sebuah tempat yang familiar namun terasa berbeda. Udara terasa lebih segar, bunga-bunga bermekaran dengan warna-warna yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Di depannya, berdiri Pangeran Firr, lebih tampan dan bersinar daripada yang ia ingat. Ia mengenakan pakaian yang mewah, namun tetap sederhana dan elegan. Senyumnya menawan, mata birunya memancarkan cahaya yang membuat hati Lala berdebar.
"Lala," sapa Pangeran Firr, suaranya lembut dan merdu, "aku datang untuk menjemputmu."
Lala tertegun. Ia tidak tahu bagaimana ia bisa sampai di sini, di tempat yang terasa seperti alam antah berantah, tetapi lebih indah dan magis. "Pangeran Firr… bagaimana…?" Ia bertanya, suaranya masih terbata-bata.
Pangeran Firr tersenyum. "Sihir," jawabnya singkat, "aku telah membuka portal. Aku merindukanmu, Lala."
Lala merasa jantungnya berdebar kencang. Perasaan yang rumit bercampur aduk dalam dirinya. Rasa rindu, rasa bersalah karena telah berbohong kepada Mak Dira, dan juga ketertarikan yang tak terbantahkan pada Pangeran Firr.
"Aku… aku harus pulang," kata Lala, mencoba untuk tetap tenang. "Aku punya tanggung jawab di dunia manusia."
Pangeran Firr melangkah mendekat, jarak di antara mereka semakin menipis. "Tanggung jawabmu ada di sini, Lala," katanya, suaranya semakin lembut, "di sisiku." Ia meraih tangan Lala, sentuhannya lembut namun penuh kekuatan. Lala tidak bisa menolak, ia merasa tertarik oleh pesona Pangeran Firr, oleh dunia magis yang ditawarkannya. Ia tergoda untuk meninggalkan semua masalahnya, untuk melarikan diri ke dunia yang indah dan penuh keajaiban ini. Namun, suara hati kecilnya mengingatkannya akan Mak Dira, akan kebohongannya, akan tanggung jawabnya di dunia manusia. Di antara dua dunia yang berbeda, Lala harus membuat pilihan yang sulit.