Raden Tresnoka Herlambang Agung memiliki perasaan lebih dari saudara kepada adik angkatnya yang bernama Rindu Hagika Agung. Namun Rindu sangat menghindari hubungan dengan kakaknya itu lebih dari saudara karena tidak ingin mengecewakan orang tua yang telah membesarkannya yaitu orang tua Noka. Saat pulang dari luar negeri selepas menyelesaikan pendidikan S2 di New York, niat Noka ingin menyatakan cinta kepada Rindu malah dikenalkan dengan kekasih adik angkatnya itu. Murka lah Noka hingga kehilangan akal dan mengambil keperawanan sang adik angkat. Bagaimana respon orang tua mereka? Bagaimana Rindu bisa menerima Noka kembali setelah merusak dirinya dan cintanya kepada sang kekasih? Lanjutan Novel "TRESNO KARO KOWE" , anak pertama Saka dan Fina bersama anak angkat mereka.
#konfliketika
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RENCANA KEJUTAN
Kehidupan pernikahan Noka dan Rindu berjalan baik di masa masa pengantin baru. Tidak terasa sudah berjalan 3 bulan.
Kini Noka sudah diangkat menjadi direktur Perusahaan Ramansa Group dan Rada sebagai wakil direkturnya.
Saka sudah pensiun dan memilih menggunakan waktunya untuk berkeliling Eropa bersama Fina, sang istri yang paling ia cintai, sebulan lalu. Kini mereka menikmati berduaan dirumah sampai bulan depan ada rencana umroh sebulan juga.
Jadi memang Saka dan Fina menentukan jadwal mereka satu bulan di dalam negeri dan satu bulan di luar negeri.
Enaknya ya masa pensiun orang kaya, tapi selain berlibur saja, mereka juga beribadah untuk menyiapkan tabungan akhirat 🤭
Diawal awal adaptasi sebagai direktur, Noka sangat sibuk tapi berusaha tetap bisa pulang kerumah tanpa membawa pekerjaan. Meskipun ia harus kerja sampai malam di kantor, Noka tetap ingin pulang agar bisa tidur dengan sang istri.
Kecuali jika Rindu ada jam piket malam di rumah sakit, maka Noka pun juga menginap di kantor.
Noka sudah memiliki asisten pribadi alias sekretaris untuk membantu tugasnya. Asistennya ini adalah pria 5 tahun lebih tua darinya. Sebelumnya sang asisten juga bekerja di perusahaan Ramansa Group menjadi asisten sekretaris Saka.
Sekretaris Saka sebagai direktur yang lama sudah pensiun bersamaan dengan bosnya. Kini waktunya yang muda yang bekerja.
Dan asisten Noka ini adalah putra dari sekretaris sebelumnya. Jadi setelah hubungan kerja antara ayah kini dilanjutkan anaknya.
Nama pria ini adalah Jiman Toro panggilan di kantor Pak Jiman.
Noka memanggilnya Mas Jiman saat mereka berdua, karena meskipun ia direktur tetap berusaha menjaga hubungan serta kesopanan dengan seseorang yang lebih tua. Tapi jika berada di lingkungan kerja bersama yang lain, Noka juga menghormati sang asisten dengan panggilan bapak.
Jiman berusia 32 belum menikah. Tubuhnya bagus tampan dan terlihat dewasa.
Untuk karir Rindu, di usia pernikahannya memasuki 3 bulan, Noka tidak melarang sang istri untuk bekerja karena sebelum menjadi istrinya, Rindu sudah menjadi dokter.
Noka mencoba memaklumi kegiatan seorang dokter yang padat dan terkadang tidak mengenal istirahat.
Apalagi bulan depan, Rindu menjalani ujian magang intership untuk mendapatkan sertifikasi dokter umum secara penuh dan bisa membuka praktek sendiri atau mengambil pendidikan lanjutan.
Ia begitu semangat untuk belajar dan bekerja dalam satu waktu sambil menolong orang lain.
Hubungannya dengan Tara juga baik baik saja, mereka menjadi teman setelah putus sebagai pasangan kekasih.
Tara yang saat ini masih mengejar Rada, tidak ingin Rindu tau sehingga pria ini tidak berusaha menggunakan Rindu sebagai alat untuk mendekati wanita yang dia inginkan karena akan menimbulkan masalah baru.
Tara hanya sekedar teman dan senior bagi Rindu, tidak lebih untuk saat ini.
Sejak keterbukaan Rindu soal kehamilan, Noka kini sudah tidak pernah menyebutkan hal ini. Kapan hamil?
Bagi Noka pertanyaan ini dilarang untuk ia ucapkan kepada sang istri.
Ia tau kesibukan sang istri sebagai dokter muda cukup menyita perhatian wanita itu dan ia sangat bangga saat Rindu masih bisa menyambutnya pulang kerja atau menyiapkan makan hingga tetap melayaninya di ranjang.
Hari ini hari ulang tahun Rindu yang ke 26, Noka merencanakan pesta di rumah orang tua mereka.
Sejak pagi Noka sudah menghubungi Fina untuk memastikan apa saja yang diperlukan nanti malam.
"Halo mommy ku sayaaang" sapa Noka.
"Hai, putra mommy sayang. Gimana nanti malam, kamu mau acara yang gimana? Tapi ini kamu udah di kantor belum?" tanya Fina.
"Udah mom, barusan. Nah ini, aku telepon mommy karena mau bahas apa aja ya yang disiapkan untuk pesta ulang tahun istriku. Sebelumnya kan kita ngerayain ulang tahunnya sebagai anak mommy dan daddy, sekarang aku mau ngerayain nya sebagai istriku" jawab Noka.
"Hiiiisst! Rindu sampai sekarang tetep anak mommy dan daddy ya!! Kamu gak bisa merubah itu Noka" malah Fina mengomel karena apa yang dikatakan putranya itu seakan akan Rindu bukan anak mereka lagi tapi hanya sebagai istri Noka alias menantunya.
"Hahahaha, iya mom. Rindu tetep anak mommy dan daddy sampai kapanpun" sahut Noka.
"Ya benar begitu" ujar Fina mulai tenang lagi.
"Kamu mau ngasih kejutan kayak gimana, Ka?" lanjutnya.
"Aku mau ngasih kejutan yang kayak kita adakan setiap ada yang ulang tahun aja, mom. Bedanya nanti tulisannya my wife gitu hehe. Gapapa kan mom?" tanya Noka.
"Ya gapapa lah, namanya juga istrimu tapi tetep aja dia juga anak di keluarga kita ya. Jadi mungkin nanti ada yang khusus dari kamu gitu" jawab Fina.
"Beres deh. Nanti kue dari mommy dan daddy sama dari ku beda. Aku pesenin di langganan cake kita ya, mom" sahut Noka.
"Oke. Jadi mommy nih yang nyiapin acara di rumah ya?" tanya Fina.
"Iya mommy ku sayang. Mommy adalah perencana pesta terbaik di keluarga kita!" puji Noka.
"Hahahaa ngombal! Yaudah kamu lanjut kerja dulu ya. Kalau bisa pulang aja nanti siang, izin setengah hari di kantor buat ikut nata nata pesta kejutan yang kamu inginkan untuk Rindu" sahut Fina.
"Rencana memang gitu, mom. Oke siap, aku selesaikan pekerjaanku hingga siang ini terus pulang ke mommy" ujar Noka.
"Oke, ditunggu sayang" ucap Fina.
Lalu panggilan terputus.
Di rumah sakit, Rindu sedang menanggani UGD yang ramai pasien karena ada insiden kecelakaan. Ia dengan sigap membantu memberikan pertolongan pertama pada pasien pasien itu.
Ia pun sampai tidak makan siang hingga membuat tubuhnya bekerja lebih keras
Saat pukul 3 sore, ketika UGD sudah lebih tenang dan pasien mendapatkan perawatan dokter sesuai kebutuhannya, Rindu pun bisa beristirahat di ruangan dokter.
Ia merebahkan tubuhnya di sofa, namun tiba tiba merasakan mual hingga ingin muntah.
Rindu berjalan cepat menuju toilet diruangan itu.
Byoooor!!
Isi perut wanita itu terbuang di closet kamar mandi.
Hoeek..hoeeek...
Tidak ada dokter lain diruangan itu sehingga Rindu tidak bisa meminta tolong.
Kepalanya sangat pusing hingga ia duduk lemas di kamar mandi.
Namun tak berselang lama, Tara datang setelah selesai operasi. Ia mendengar UGD sangat ramai hari ini dan memikirkan Rindu yang bertugas. Pria ini berniat mengajak Rindu makan siang menjelang sore karena dia pun belum makan siang.
Saat akan makan di kantin, yang ia kenal berada disana kecuali Rindu, sehingga ada rasa khawatir terhadap mantan kekasihnya ini. Tara pun menuju ruang istirahat dokter.
Ceklek.
Saat membuka ruangan itu, ia tidak melihat siapa siapa tapi saat matanya tertuju pada ujung kaki di kamar mandi, Tara pun panik dan berlari.
"RINDU!" seru pria itu dan langsung saja, ia menggendong Istri orang untuk ia bawa di ranjang yang ada diruangan itu yang biasa dipakai untuk para dokter istirahat sebentar.
Rindu pingsan, hingga ia tidak bisa memberikan respon saat tubuhnya digendong oleh seseorang.
Tara langsung memeriksa wanita itu.
Ceklek.
Pintu ruangan istirahat dokter terbuka dan menampakkan rombongan dokter dokter yang baru kembali dari kantin. Mereka ikut panik saat melihat Tara memeriksa seseorang di ranjang dokter dan makin kaget lagi saat mendekat lalu melihat Rindu yang diperiksa.
"Dokter Tara? Kenapa Rindu?" tanya Kala, teman seangkatan Rindu.
Tadi sebenarnya Rindu sudah diajak ke kantin tapi tidak mau dengan alasan ingin istirahat saja.
"Pingsan" jawab singkat Tara dengan serius.
"Apa jangan jangan, dia hamil dok?" celetuk Joshua, teman seangkatan Rindu dan Kala juga.
Tara mendengar ucapan salah satu juniornya itu pun langsung menjadikan kemungkinan diagnosa Rindu saat ini.
"Kita bawa aja ke Dokter Rani, dokter kandungan, dia udah balik tadi dari Kantin juga" timpal Gerry, rekan Tara sesama residen PPDS namun berbeda bidang. Gerry mengambil dokter spesialis bedah.
Lalu Tara tidak mengeluarkan suara untuk menyahuti namun langsung menggendong Rindu.
Tapi saat akan keluar rumah sakit, ia ditahan oleh seorang wanita berjas putih juga.
"EH, ISTRI ORANG TA!" seru Lala, kekasih Gerry, dan residen juga di rumah sakit ini.
"Iya bener, Ta. Rindu sekarang istri orang dan kita jadi dokter gak boleh panik gini kan" tambah Gerry.
Tara pun menatap kedua rekannya itu bergantian.
Ia pun meletakkan kembali Rindu di ranjang.
"Sini, biar aku yang cek keadaannya" minta Lala lalu menggantikan posisi Tara disamping Rindu dan mulai memeriksa.
"Tekanan darahnya rendah dan mungkin dia juga kelelahan dari UGD pagi ini sampai siang penuh" ucap kekasih Gerry ini.
"Tapi bisa bener juga apa yang dikatakan Joshua jika Rindu sedang hamil saat ini tapi belum menyadari" lanjutnya.
"Kita tunggu dia sadar aja, baru bisa bawa dia ke dokter Rani untuk memeriksa nya lebih lanjut" sahut Gerry.
Tara diam saja dari tadi. Wajahnya terliht serius.
"Dari tadi serius amat bro, inget dia bukan pacar mu lagi, dia istri direktur Ramasa Group. Jaga pandangan dan hatimu" ingat Gerry barulah Tara merespon.
"Pikiranmu jelek terus. Aku serius karena dia tadi pingsan di kamar mandi dan ruangan ini gak ada orang, takut dia kena serangan jantung" sahut Tara.
"Hahahha, bisa aja lu bro" ejek Gerry.
Eh tiba tiba setelah tawa Gerry menggema di ruangan, Rindu mulai sadarkan diri.
"Aku..aku kenapa?" lirihnya sambil menatap Lala kebingungan.
"Kamu pingsan, Ri. Gimana keadaanmu? Apa yang kamu rasakan sekarang? Aku minta tolong Joshua buat beli makan siang buat mu di kantin ya" sahut Lala.
"Hmm, nggak usah..kayaknya aku kecapek an deh. Aku butuh istirahat aja sebentar biar pusing dan mual ku berkurang" ucap Rindu.
"Pusing dan mual? Apa kamu beneran hamil, Ri?" tanya Gerry penasaran.
Ditanya hamil, Rindu langsung terdiam dan menatap wajah para dokter disampingnya bergantian.
"Hamil?" batin Rindu.
"Kamu inget kapan datang bulan terakhirmu?" tanya Lala memastikan.
"Sekitar 1 bulan yang lalu sih..ini telat 1 mingguan" jawab Rindu.
Lala tersenyum.
"Ayo kita ke dokter Rani. Gak usah tes pake tespack tapi langsung USG aja apakah bener rahim mu kini sudah terisi calon bayi" ujarnya.
Rindu masih tak percaya, dirinya benar benar hamil setelah 3 bulan menikah.
Ia mendudukan tubuhnya di ranjang.
"Ayo ke poli kandungan, biar tau keadaanmu sebenarnya" ajak Lala dan Rindu pun menyetujuinya.
Akhirnya Joshua diminta tolongi untuk mengambil kursi roda di UGD untuk Rindu dibawa ke poli kandungan yang jaraknya lumayan jauh untuk berjalan kaki bagi wanita yang sedang dalam keadaan lemah, tak bertenaga.
Lala dan Tara memutuskan untuk menemani Rindu, sedangkan Gerry dan dokter muda lainnya kembaki bertugas.