Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Lebih cepat lagi pak!" Titah Emily dengan wajah gusarnya.
"Iya nyonya." Yanto semakin memacu kecepatan mobil yang dikemudikannya sesusai dengan perintah sang nyonya.
"Sabar mah, sebentar lagi kita juga sampe di rumah dokter Hadi kok." ucap Angela yang masih fokus memperhatikan jalanan. Ini bukan kali pertama gadis itu berkunjung ke rumah dokter Hadi, jadi Ia sudah hapal di luar kepala jalan menuju rumah dokter tersebut.
Lima menit kemudian. Mobil yang dikemudikan Yanto akhirnya tiba dikediaman dokter Hadi.
Mata Angela berbinar, kala melihat pria yang dicintainya sedang asik bermain gitar di gazebo yang letaknya ada di halaman rumah mewah itu.
"OMG, Kenan kelihatan makin ganteng deh kalau gak pake seragam sekolah." gumam Angela dalam hati kala melihat sosok Kenan hanya mengenakan celana levis selutut serta kaos berwarna hitam saja.
Gadis cantik pemilik rambut coklat keemasan itu melambatkan sedikit langkahnya sembari tersenyum ke arah Kenan. Waktu terasa berhenti sepersekian detik ketika Kenan membalas senyumannya.
"Angela ayo cepetan nak!" titah Emily saat menyadari sang putri tertinggal beberapa langkah darinya.
"I-iya mah." dengan terpaksa Angela mempercepat langkahnya untuk menyusul sang mama.
"Lucu juga." gumam Kenan. Pria itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah konyol Angela.
***
"Selamat malam dokter Hadi." Emily dan Angela memasuki sebuah ruangan di rumah dokter Hadi, yang telah disulap menjadi sebuah klinik.
Ruangan klinik itu menyatu dengan rumah utama, dan di dalam ruangan yang tak terlalu besar itu sudah tersedia berbagai macam peralatan medis yang cukup lengkap, termasuk sebuah ranjang pasien.
"Selamat malam Emily, apa kabar?" sapa dokter Hadi kala melihat istri dari sahabatnya datang. Edward dan Hadi sudah bersahabat sejak mereka kuliah di Amerika dulu.
"Kabarku baik, tapi putriku yang tidak baik-baik saja." jawab Emily apa adanya.
"Angela, kamu sakit apa nak?" tanya Hadi yang kini sudah mengalihkan pandangannya pada sosok gadis belia yang seumuran dengan putranya Kenan.
"Cuma demam biasa aja kok om." jawab gadis itu sambil tersipu malu, seakan ia sedang berhadapan dengan calon mertua saja.
Usai berbasa-basi sebentar. Hadi segera memeriksa kondisi Angela, tidak ada masalah kesehatan serius yang terjadi pada gadis cantik itu. Jadi dokter Hadi hanya meresepkan obat penurun demam serta Vitamin saja untuk Angela.
"Tapi sakit Angela ini aneh dokter, sebentar sembuh sebentar kambuh, Sudah tiga hari berturut-turut seperti itu."
Bukannya bersyukur karna sang putri dalam keadaan baik-baik saja, Emily malah merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan dokter Hadi.
"Untuk saat ini aku hanya akan kasih resep obat penurun demam dan vitamin saja. Tapi jika dalam beberapa hari ini demam Angela tidak juga membaik, sebaiknya kita rujuk Angela ke rumah sakit untuk melakukan tes lanjutan." ujar dokter paruh baya itu.
Jawaban dokter Hadi membuat Angela bergidik ngeri. Entah penampakan seperti apa yang akan Angela temui di rumah sakit nanti.
Terakhir kali Angela pergi ke rumah sakit adalah saat mendampingi sang mama ketika melahirkan Jacob sang adik belasan tahun silam, sejak saat itu Angela trauma dengan yang namanya rumah sakit dan gadis itu tidak mau menginjakan kakinya di rumah sakit lagi.
Karna di mata gadis indigo itu rumah sakit lebih mirip dengan pasar setan, tempat berkumpulnya berbagai jenis mahluk tak kasat mata, di bandingkan tempat dirawatnya orang yang sedang sakit. Tapi anehnya Edward sang ayah malah memaksa Angela masuk fakultas kedokteran walaupun Edward mengetahui kondisi sang putri.
"Gak usah dirujuk ke rumah sakit Om, Angela baik-baik aja kok." Kata Angela dengan wajah penuh permohonan.
***
Selesai berobat, Emily dan Angela tidak langsung pulang. Emily malah asik mengobrol dengan sahabat lama suaminya itu.
Walaupun Edward dan Hadi sudah bersahabat sejak lama, tapi mereka jarang bertemu karna kesibukan masing-masing. Jadilah pertemuan kali itu mereka jadikan acara reuni kecil-kecilan.
Sudah sekitar satu jam lamanya Angela menunggu sang mama mengobrol dengan Dokter Hadi, hingga Angela mulai merasa bosan.
"Mah, Angela ke toilet dulu ya." pamit gadis itu sembari bangkit dari tempat duduknya.
"Iya sayang, jangan lama-lama ya." pesan Emily.
"Iya mah." Angela menganggukan kepalanya kemudian berjalan menuju arah toilet yang letaknya ada di rumah utama.
Ini bukan kali pertama gadis cantik itu berkunjung ke rumah dokter Hadi, jadi Ia sudah hapal dengan tata ruang di rumah besar tersebut. Bahkan Angela sudah hapal dengan mahluk apa saja yang menjadi penghuni di sana.
Selesai menuntaskan hajatnya gadis itu bergegas meninggalkan toilet dan hendak kembali ke klinik.
Namun langkahnya terhenti saat suara seorang pria muda tiba-tiba menyapanya.
"kamu sakit apa?"
Pertanyaan Kenan membuat jantung gadis bermata biru itu serasa hampir copot dari tempatnya, Angela tak menyadari keberadaan Kenan yang kini berdiri di samping kulkas dengan sekaleng minuman bersoda di tangannya.
"Cuma demam biasa aja kok."
Jawab Angela, gadis itu mencoba bersikap setenang mungkin, walaupun terjadi badai hebat di dalam hatinya.
"Aaakh...demi apa kenan ngajak aku bicara?" Batin gadis cantik itu.
"Syukur deh kalau cuma demam biasa?" Ucap Kenan sembari tersenyum manis ke arah Angela.
"I-iya. Makasih perhatiannya." Angel tergugup.
"Aku boleh minta no WA kamu gak?" Tanya Kenan.
"Buat apa?" Angela malah balik bertanya.
"Siapa tau kita bisa jadi lebih dekat." Kenan tersenyum dengan sangat manis, membuat hati Angela semakin berdetak tak karuan dibuatnya.
"Gak ah, nanti cewek kamu marah lagi" Angela sedikit jual mahal, walaupun hatinya sangat mendamba.
"Maksudnya si Lydia? aku udah putus sama dia."
Deg!
Angela tertegun mendengar ucapan Kenan. Gadis itu merasa senang saat mendengar Kenan dan Lydia sudah putus. Namun Angela lebih senang lagi karna menyadari ucapannya tadi siang benar-benar jadi kenyataan.
Bersambung.