"apa kau bercanda!! aku tidak bisa berpedang!! aku hanya seorang gadis pembuat roti!! mengapa aku terjebak bersama pria asing seperti mu!! sungguh merepotkan ku!"
aku sungguh menyesal berjalan mencari sumber suara yang membuat ku penasaran. ternyata suara itu berasal dari pertarungan yang terlihat tidak adil. satu lawan sepuluh bukan kah benar benar tidak adil.
tapi walaupun begitu aku mana bisa membantu nya. aku bukan wanita kuat yang tangguh dan mampu berpedang.
aku hanyalah seorang pembuat roti di salah satu kedai roti yang ada di pusat kota kekaisaran Amberland.
"tidak aku tidak bisa membantu mu!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara gaun
Hari ini aku akan berbelanja gaun yang cantik untuk menghadiri pesta besar di istana. Madam Sandra mengatakan jika kami bisa menikmati pesta tersebut setelah selesai membuat roti-roti itu. kami juga akan pergi ke istana petang ini dan menginap di sana hingga 3 hari kedepan. Semua ini karena kemurahan hati permaisuri.
Aku sangat bahagia, aku akan melihat wajah permaisuri dan kaisar secara langsung apalagi dengan putra mahkota yang tampan. Aku benar-benar penasaran dengan anggota keluarga orang nomor satu di negeri ini. apalagi pasti di sana nanti banyak bangsawan kelas atas yang kaya raya.
Besok malam aku akan menjadi Cinderella gadungan tanpa bantuan peri dan kekuatan sihir seperti di cerita dongeng sebelum tidur yang biasa di cerita kan oleh ibu angkat ku waktu dia masih hidup dulu.
Di sini lah aku sekarang di salah satu butik di pusat kota yang cukup terkenal. Aku akan membeli satu gaun mewah dengan uang tabungan ku. Yah hanya satu.
Kring!!
Bel pintu berbunyi ketika aku membuka pintu butik tersebut benar saja ketika aku masuk terpampang gaun-gaun yang sangat indah. namun aku hanya akan membeli gaun yang sesuai dengan isi dompet ku saja.
Wah butik ini memiliki koleksi gaun yang sangat bagus. Pasti banyak bangsawan kelas atas membeli gaun di butik ini.
Aku akan melihat-lihat gaun yang sesuai untuk ku dan untuk beberapa koin emas yang ku miliki.
"selamat datang di butik kami, ada yang bisa saya bantu nona?" salah satu pelayan butik menyambut ku dengan ramah.
Aku tersenyum manis membalas sambutan nya.
"aku sedang mencari gaun sederhana untuk sebuah pesta".
"silahkan nona lihat-lihat rancangan terbaru dan terbaik kami butik nyonya Olivia adalah butik terbaik yang memiliki gaun dengan kualitas baik dan cantik!" ucap gadis pelayan yang ku perkirakan umur nya sama seperti ku.
Gadis ini berbicara sangat sopan dan ramah, aku suka dengan pelayanan nya. Aku kembali tersenyum mendapatkan pelayanan seperti ini. Apalagi yang aku lihat dia tidak lah pilih-pilih soal pembeli.
Namun senyuman ku tersebut tak berlangsung lama setelah seorang wanita menghampiri pelayan tersebut dan berkata sedikit arogan.
"Selin!! Apa yang kau lakukan di sini. Kau tidak perlu melayani nya". Ujar seorang wanita dengan riasan tebal dan berpakaian yang sama seperti gadis yang menyambut ku tadi. Wanita itu melihat ku dengan tatapan meremehkan.
"Tidak kah kau lihat penampilan nya seperti rakyat miskin! Dia pasti tidak mampu membeli gaun Nyonya Olivia. pergi lah ke pintu masuk beberapa bangsawan akan segera datang dan membeli di butik ini!"sambung nya lagi dengan nada memaksa.
"tapi Vivian. Bukan kah nona ini juga termasuk pembeli. Kita harus melayani pembeli tanpa melihat penampilan nya kan?" aku hanya diam di antara mereka yang saling berdebat.
"apa kau mau membantah ucapan ku! Lagi pula para bangsawan itu lebih penting dari wanita itu! Pergi lah sebelum nyonya Olivia marah kepada mu!"
Pelayan bernama Selin itu pun pergi dengan pasrah. Ternyata orang seperti Carmel tidak hanya ada di kedai roti milik madam Sandra. Tetapi ada di butik ini juga mungkin di setiap kedai ada orang seperti Carmel.
Sungguh-sungguh menyebalkan!
Aku kembali pada tujuan awal ku untuk membeli sebuah gaun. Dan aku kembali melihat-lihat gaun yang ada di butik ini.
Ku lihat gaun-gaun ini satu persatu dan aku sangat terkejut dengan harga nya. Sangat-sangat mahal.
Bahkan ada yang mencapai 500 koin emas! Astaga!! dengan harga satu gaun ini aku bisa membuat kedai roti ku sendiri! Apa kah para bangsawan benar-benar menghabiskan uang nya hanya untuk sebuah gaun. Benar-benar luar biasa.
Andai saja aku salah satu dari mereka pasti aku akan membuat sebuah bisnis dan mengembangkan nya lalu menghasil kan uang yang lebih banyak lagi. Dan mengalahkan kekayaan seorang grand Duke yang katanya kekayaan nya lebih banyak dari pada kaisar. Aku penasaran dengan pria itu. Yang rumor nya seorang grand Duke misterius anak terbuang dari kaisar.
"hey!! Menyingkir lah dari gaun itu!" sebuah bentakan mengejutkan ku. Aku langsung melihat ke arah sumber suara dan ku lihat ternya wanita yang tadi menatap ku dengan pandangan remeh. Pelayan bernama Vivian.
Dan oh lihat lah di samping nya beberapa wanita mudah seusia ku dengan gaun yang glamor dan terlihat kaya. Pasti mereka adalah bangsawan kekaisaran Amberland.
Oh lihat lah mereka seperti koin emas berjalan. Aura kekayaan terpancar dari tubuh mereka.
Gaun yang mereka pakai terlihat mewah dan mahal. Dan pasti harga nya sama seperti gaun yang saat ini ku pegang.
"apa kau tuli!! Aku bilang menyingkir dari gaun mahal itu!"
Mendengar umpatan tersebut aku menarik tangan ku dari gaun yang tadi aku sentuh. Bukan kah ini berlebihan. Aku juga pembeli di tempat ini.
"apa butik baroness Olivia sudah turun kelas. Kenapa ada wanita miskin yang masuk ke dalam butik ini?"
"yah lihat lah penampilan nya. Seperti gelandangan. Gaun sederhana yang terlihat usang dan juga Ugh.. Aku tak mampu menjelaskan nya".
"ya udara di sini jadi tercemar. Penampilan nya seperti seekor tikus jalan".
Belum sempat aku membela diri kumpulan wanita bangsawan ini malah mengolok-olok ku. Aku sangat kesal namun aku tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata para bangsawan tidak lah sebaik yang ku kira.
Aku hanya menundukkan kepala mengepal kan tangan ku untuk meredam emosi yang hampir keluar. Tidak!! Aku harus sabar!! Jika aku berurusan dengan mereka tetap aku yang salah.
Aku harus tetap sabar. Jika tidak maka kesempatan ku untuk membuat roti di istana dan berkesempatan untuk mengikuti sebuah pesta besar akan hilang. Aku tidak ingin itu terjadi.
jadi yang ku lakukan hanya diam dan berusaha untuk tidak meneteskan air mata.
"hey gadis miskin kau sudah mengotori gaun mahal yang akan ku beli jadi aku ingin kau mengganti nya dan membayar nya!" mendengar ucapan salah satu dari bangsawan kaya itu membuat ku mendongak kan kepala.
membayar nya? bagaimana bisa! 500 koin emas sama dengan gaji ku 5 tahun di kedai roti milik madam Sandra. Mana ada aku uang sebanyak itu!.
"sudah lah lady Arline kau tidak perlu berbuat seperti itu kepada seseorang". Kini aku menoleh ke arah suara ternyata dia adalah lady Margaret yang beberapa hari lalu datang ke kedai roti madam Sandra. ku kira akan membela ku ternyata..
"dari penampilan nya saja dia tidak akan mampu. Bahkan jika dia menjual diri nya aku rasa uang nya tidak akan cukup untuk gaun tersebut.!"
"Hahahahaha"
Mendengar kalimat terakhir dari mulut wanita bernama Margaret itu mereka semua menertawakan ku. Hingga pelayan bernama Vivian menyeret ku paksa untuk keluar dari tempat ini.
"lepaskan aku!! Aku bisa keluar sendiri!!" aku menghentakkan tangan nya dan segera keluar dari butik terkutuk ini. Lain kali aku tidak akan menginjakkan kaki ku di tempat ini.
"hey nona" saat aku keluar dari pintu butik itu seseorang memanggil ku. Dan mau tak mau aku menoleh kan kepala.
"nona.. Aku minta maaf atas kejadian tadi. Aku tidak bisa menolong mu. karena aku juga berasal dari kalangan rendah. Tapi jika kau masih mau mencari gaun, di ujung jalan ini dekat jembatan Venue ada sebuah butik gaun yang tak kalah cantik dan harganya cukup terjangkau. Kau bisa melihat nya jika kau mau. Dan sekali lagi saya minta maaf dan permisi". Ujar si pelayan bernama Selin yang tadi menyambut ku dengan ramah. Dan setelah mengatakan hal itu wanita itu langsung kembali masuk ke dalam butik terkutuk itu.
Huh.. Hari yang berat. Andai saja aku terlahir sebagai bangsawan kaya pasti aku tidak berakhir seperti ini.
tapi aku tidak tau asal usul keluarga ku siapa. Aku hanya meyakini jika keluarga asli ku juga keluarga yang miskin dan mempunyai banyak anak sehingga untuk mengurangi beban mereka membuang ku ke jalanan.
Sungguh hidup yang ironis.
aneh situ jd org,,
sebar kembar for u..😁