Buat yang penakut jangan baca sendirian!!!
Tentang sebuah desa, yang mana desa ini atau kampung sangat misterius.
Di cerita ini kita bakal ngikutin perjalanan seseorang yang bernama candra, dimana keluarganya terlilit hutang gitu yang lumayan banyak.
Candra disuruh orang tuanya buat pergi kerumah pamannya, yang bernama kang agung disebuah desa yang bernama rangkas punah. desa itu sendiri menyimpan cerita misteri yang sangat mengerikan.
Nah bagaimana cerita selanjutnya penasaran kan?
yukk kita baca bareng_bareng, biar takutnya bareng_bareng.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ritual Neloni
Mereka kerjanya cepet walaupun Candra dengar_ dengar upah yang dikasih Pak Agung itu kecil, nggak sesuai sama pekerjaannya sehari, sudah semakin siang.
"Wadah-wadah yang udah terisi penuh sama singkong itu, langsung dibawa ke rumahnya pak Agung oleh para pekerja. Yang nantinya pas sore langsung dibayar upah mereka sama beliau.. kata Kang Panjul sih begitu.
______
Sudah masuk waktu sore nih, para pekerja balik lagi ke kebun dari rumahnya Pak Agung. Ya karena kan kalau harus memanen kebun seluas itu, butuh waktu beberapa hari. Sambil melihat ke arah Chandra kang Panjul bilang..
"Akang kira kamu orangnya bosenan seharian gini di kebun, akang pikir nggak bakal tahan tapi malah sampai sore gini malah kelihatan serius banget.. gumam kang panjul.
Chandra kepoo jadi pengen tahu ke mana larinya singkong.
"Ini di rokok bakar aja ndra..
"Abang kenal banget ya sama bapak? ditanya kayak gitu Kang Panjul diam dulu tuh, lumayan lama sambil ngeliatin Chandra.
Habis itu dia bilang, "Kalau bukan karena ibunya Chandra Kang Panjul ini nggak bakal bisa dipercaya sama Pak Agung, Tapi sayangnya kurang dari 3 tahun pas kang Panjul kerja di rumah Pak Agung yang sekarang.
"Dulu itu masih ada ibu sama kakeknya Chandra juga tinggal di situ, Nah Ibu Gina tiba-tiba milih keluar dari kampung ini pas lagi mengandung kakaknya Chandra.. Mendengar kabar itu ada yang membebani diri nih buat ngobrolin hal yang lebih dalam lagi dia bilang: "Orang-orang di rumahnya Pak Agung itu kayaknya nyembunyiin sesuatu.
"Iya Ibu juga cerita soal itu kang, awalnya berharap Mak Ela atau Kang Basir yang bakalan bisa diajak ngomong begini. Eh malahan Kak Panjul... Ujar Chandra.
"Mereka berdua Mak ela sama Kang Basir itu anjingnya Pak Agung, mereka udah ketakutan banget takut kelakuan Pak Agung terbongkar di desa ini. Padahal sudah bukan rahasia umum.. Kata Panjul.
"Kalau bukan karena kebaikan Bu gina, ibu kandung kamu. Sedih sekali akang ngomongin ini ke kamu dan nggak mungkin kamu nggak tahu kan dengan Kampung ini?
Chandra langsung kaget dengar omongannya Kang Panjul, ibarat rasa penasarannya dia nih dijawab langsung sama Kang Panjul. Tiba-tiba nggak lama kedengeran suara motor dengan jelas dari arah ujung kampung, yang jelasnya Chandra pasti bisa ngelihat pas liat itu Chandra langsung bilang dalam hati juga melihat ke arah yang sama.
Sambil makan lauk di rantang, "Bener aja gondrong yang kemarin sore nemuin Chandra di ujung kampung sibarja. Yang udah ngebonceng Nita lagi, dan anehnya wanita itu yang sebelumnya dilihat lagi hamil gitu. Ya sekarang sudah benar-benar rata dia bisa melihat dengan jelas, walaupun dari jauh soalnya Nita pakai baju yang lumayan ketat dan yang nggak disangka Kang panjul bilang:
"barja lagi lagi ngebonceng si Mbak Nita itu lihat ke arah Chandra sama kamu Panjul sambil senyum-senyum, sementara Nita cuma menunduk saja kang panjul nanya: "kamu kenal sama perempuan itu Chandra?
"Saya pernah melihat waktu di terminal saat dijemput sama barja, Saya kira kenal..
"Dia darimana gitu, tanya chandra.
"Ia dari ujung kampung sana dia,
"Berarti bener kan.
"Dulu lebih parah sampai ada ritualnya neloni, Sisi Lainnya sampai sampai memakan orok dalam kandungan. Buat sebuah ilmu sakti, orangnya masih hidup dan susah sekali mati... Ucap kang panjul.
Habis ngomong gitu tiba-tiba ada yang lihat nih dari kejauhan, si nenek itu yang dia sebut yang dia lihat sebelumnya ada dalam hutan. Sama di dalam rumahnya Pak Agung, itu nenek-nenek tahu-tahu sudah berada di Kebon singkong jaraknya nggak terlalu jauh dari Candra sama Kang Panjul yang lagi duduk.
Chandra langsung teriak di situ kenceng banget, sampai-sampai Dia hampir jatuh.
Aaaakkkhh
Nenek sihir tua itu pelan-pelan Jalan ngikutin Chandra sama Kang Panjul, sambil senyum tuh. Serem banget senyumnya ternyata matanya itu putih semua.
Sambil jalan Chandra nanya itu, "Siapa sih dia?
"Itu orang paling berbahaya di kampung ini, jangan pernah berurusan dengannya Candra. Itu Si nita baru keluar dari rumah di sana urusan dengannya taruhannya nyawa Candra... Pesan kang panjul.
Ingat betul nama itu yang pernah diucapin sama Pak Agung, jalannya Kang Panjul itu cepat banget sambil megangin tangannya Chandra. Mereka berdua balik ke rumahnya Pak Agung, chandra langsung minta berhenti di situ soalnya dia udah ngos-ngosan banget. Udah keringetan banget
Kang Panjul berhenti, terus sambil ngelap keringatnya dia bilang: "Dari puluhan zaman tuh dia ritual, lupain aja... Kata kang Panjul.
"Apa ada kaitannya kang sama pak Agung?
Chandra udah dua kali melihatnya dalam mimpi, rumahnya sama kayak rumah Pak Agung.
Kang Panjul cuma geleng-geleng kepala, dan Tak lama kemudian anak buahnya kamu Panjul nyamperin. Chandra ingat banget tuh anak buah yang ikut makan singkong, dia panggil-panggil kang Panjul.
"Kang Pak Agung nyariin, nyari Akang dia sambil marah-marah... tutur anak buahnya Kang Panjul.
Kang Panjul di situ cuman bilang, "Iya ini mau ke sana.
Habis itu tukang Panjul ngomong ke Chandra: "Urusan makanan dari Mak ela kamu jangan urus, takutnya nambah masalah Biarkan saja...
"Terus wadah makanan yang ketinggalan nggak jadi masalah kang? kamu diam saja bukan urusan kamu, sudah gila itu mak Ela sama Pak Agung ndra.
Chandra, Kang Panjul dan anak buahnya ini jalan ke arah rumahnya Pak Agung. Masuk ke perkampungan anak buahnya Kang Panjul itu pamit buat balik ke rumahnya, tapi tidak ditanggapi. Sampai di depan rumahnya Pak Agung, udah kelihatan tuh wadah-wadah hasil panen singkong tadi pagi udah berjejer.
Pak Agung sama Kang Basir udah duduk di teras depan, melihat Chandra sama Kang Panjul mereka Langsung berdiri dan berjalan ke arah wadah singkong yang ada.
"Candra bahaya nih..Ucap Chandra dalam hati pas dia ngelihat Kang Panjul langsung benerin golok, posisi golok yang ada di pinggang.
"Kenapa panen kali ini cuma segini Panjul? Tanya Pak Agung.
"Emang segitu Pak.
"Mana Mak Ela? ada urusan sama saya.
"Pulang ke kampungnya ada urusan, Kenapa kamu marah Kenapa emangnya kamu marah?
Chandra yakin Pak Agung ini sudah sadar apa yang terjadi di Kebon singkong, karena sesekali Chandra melihat Pak Agung ini kayak kelihatan mikir sambil ngangguk. Gak lama Bu Yani keluar dari dalam rumah.
"Ada apa sih Pak?.. Tanya Bu Yani. Pak agung di situ cuma bilang, "Nggak ada apa-apa bu, cuma urusan hasil singkong aja. Habis itu Dia nyuruh kamu kasih buat nanti angkat wadah wadah singkong hasil panen singkong tadi ke perbatasan desa
Setelah itu kang Panjul pamit sambil ngomong "Apa ada lagi? cuma kayak ada sesuatu yang pengen diomongin sebenarnya tapi masih ketahan.
Bu Yani langsung mengajak Chandra itu, buat masuk ke dalam rumah. Karena udah mau malam Kang basir duduk lagi tuh dan Pak Agung dia nggak ngomong apa-apa lagi kan.
Ya udah Chandra langsung masuk kamar tuh buat ngambil handuk, perasaan dia benar-benar nggak tenang gara-gara kejadian barusan.
"Pak masuk ke dalam yuk makan malam... Ajak Bu Yani.
"Duluan aja Bu sama Chandra, Bapak mau keluar ada urusan...Ucap Pak Agung.
Aneh sih, tapi ya udahlah Candra makan berdua sama Bu Yani. Bu Yani tampak kesel banget di situ, karena Pak Agung kelihatan sangat aneh. Tak lama kemudian Pak Agung masuk ke dalam, ke ruang tengah buat ngambil jaket kulit hitam. Habis itu ia pamit buat pergi..
Bu Yuni nggak ngejawab apa-apa, bahkan terlihat mukanya sangat kesal sekali. Kang basir menutup pintu depan, dan nggak lama kemudian kedengeran suara motornya pergi. Bu Yani bilang: "Ayo makan dulu Setelah itu temenin ibu, Candra makan kayak orang nggak makan 3 hari. Walaupun dia masih kepikiran sama ucapanya Kang Panjul pada waktu di Kebon singkong.
Pas yang dia bilang ritual neloni di desa itu, Candra merinding ngebayangin. Chandra yang makan ngadep teras belakang tiba_tiba melihat ada bayangan perempuan, yang lewat di teras belakang.
Bu yani yang sadar candra lihat sesuatu itu, langsung noleh ke pintu belakang dan berucap:
"Tumben mendadak pulang, padahal biasanya nggak kayak gitu. Chandra yakin kalau itu mak ela, pertanda kejadian di kebun tadi belum selesai. Ada kaitannya nih sama Mak ela..
"Kamu kok malah ngelamun? tapi kenapa mulut kang Panjul kayak ada bekas darah, Chandra? bukan berantem kan? Tanya Bu Yani.
"Emang berdarah Bu? Chandra malah balik nanya.
"Kok kamu nanya balik, kamu yang seharian sama Kang Panjul. Sampai lupa rantang ketinggalan di kebun singkong, kebiasaan Kang Panjul itu.. Ucap Bu Yani.
Tiba-tiba ada suara dari depan rumah, ternyata itu orang yang mau narik hasil panen. Di satu sisi Chandra merasa tenang karena Bu Yani tidak curiga, sama Kang Panjul sama darah di mulutnya Kang Panjul dan malah nyangka kalau itu bekas berantem.
Tapi di sisi lain Candra malah ingat, kalau rantang itu bekas muntahanya Kang Panjul Dan pasti bakal berbekas juga.
"Chandra cepet sana mandi, kalau udah nanti ke depan udah ada orang yang lihar dari hasil panen. Setelah melewati kejadian yang dibilang di luar Nalar di hari itu membuat candra jadi bingung tuh Apalagi Kang Panjul udah ngingetin buat nggak berurusan dengan hal ini. Walaupun Candra ngerasa nggak berurusan ataupun mau berurusan, tetap aja kepikiran habis mandi dan masuk kamar buat ganti baju. Setelah selesai Dia menuju ke depan rumah, udah kedengeran bising knalpot ada Bu Yani mulai megang kertas sama pulpen.
"Chandra sini sambil belajar, Gampang kok nih tuh lihat setiap motor ada keranjang bawa samping kanan dan kiri Nah itu kan jadi satu.
"Ini dibawa ke mana Bu?
"Ke perbatasan desa di sana dengan dekat dengan kota, Nanti pindah tangan ke tengkulak. Lumayan lama Candra sama Bu Yeni ganti-gantian hitung hasil panen, dan terbilang hasil panen lumayan bagus beda sama yang dibilang Pak Agung.
Satu persatu motor membawa hasil panen singkong, dan bu yani bilang besok datang lagi. Bilang ke teman-teman yang lain, Bapak soalnya lagi keluar malam ini.
Habis itu Bu Yani bilang ke Chandra: "Dari tadi ibu lihat kamu lagi mikirin sesuatu, Sudah sampai belum ibu sama bapak kamu ke rumah Kak Yuni?
"Belum ada kabar Bu, besok paling kalau jadi antar ibu ke desa sambil telepon mereka.
Motor buat besok udah siap kan? besok bangun pagi-pagi ya, jangan sampai kesiangan.
Masuklah mereka berdua dan mengunci pintu.
Chandra langsung rebahan di atas kasur sambil ingat-ingat keanehan yang terjadi desa itu, dari kemarin kejadian Barja sama Nita. Kehadiran Nita, pesannya Kang Panjul itu benar-benar ngebuat dia bingung. Walaupun udah jelas kemungkinan besar Nita menggugurkan kandungan, itu mempertegas pesan Gama kalau desa itu. Desa rangkas punah emang tempatnya pengguguran janin, istilah yang Chandra baru tahu adalah ritual neloni.
____Tbc___