Brielle dibuang keluarganya saat masih bayi dan ditemukan kembali setelah bertahun-tahun, namun diperlakukan sangat buruk. Hingga akhirnya dia menemukan sebuah rahasia besar dibalik alasan dia dibuang sejak bayi. Dia bahkan dibenci oleh orang tua dan saudara-saudaranya. Mereka lebih menyayangi anak angkat yang licik dan manipulatif.
Untuk meluapkan kebencian mereka, saudara laki-lakinya sengaja menyertakan Brielle dalam sebuah program televisi untuk menyingkirkannya. Dalam variety show yang disiarkan secara langsung, para tamu kehilangan kontak dengan tim program. Perla yang terkenal sebagai selebriti yang baik hati dan lemah lembut mencoba untuk mengisolasi Brielle Camelia.
Saat menghadapi pengganggu, Brielle menyerang semua orang tanpa pandang bulu. Ia melepaskan diri di dalam hutan, mengaum bak singa, mengguncang akar pohon yang merambat, merangkak, mencuri pisang dari monyet, memukuli setiap hewan yang ditemuinya. Namun dia tidak tahu bahwa hutan itu penuh dengan kamera tersembunyi. Segala sesuatu yang terjadi di hutan direkam oleh kamera dan disiarkan secara langsung.
Brielle membalas semua perlakuan buruk keluarganya dan bahkan menghancurkan mereka dengan cara yang luar biasa. Seorang pria tampan dan kaya, ternyata selalu mendukungnya di balik layar. Bagaimanakah kisah akhir Brielle? Rahasia apa yang ditemukannya? Akankah dia memiliki akhir yang indah dan menemukan cinta sejati setelah dendamnya terbalaskan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meta Janush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16.
“Enak ya pakai barang milikku?” sindir Brielle menghampiri Perla dan menatapnya tajam dan dingin. Brielle muncul dari semak-semak dibelakang tenda.
“Ah…..” Perla terkejut dengan kemunculan Brielle yang tiba-tiba. Dia langsung bersembunyi dibelakang Jordan dan menggenggam erat botol krim anti nyamuk.
Jordan termangu, dengan ekspresi jijik dia berkata pada Brielle, “Kenapa kau disini? Bukankah kau bilang tidak mau bekerjasama dengan kami dan meminta kami menjauh darimu? Kenapa kau ada di wilayah kami, hah?”
“Menurutmu kenapa aku ada disini? Otakmu bermasalah ya?” sindir Brielle.
“Aku tidak paham maksudmu! Bicara saja pun kau tidak jelas.” balas Jordan tak mau kalah.
“Masih bisa berpura-pura ya? Saat kau mencuri tenda dan barang-barangku, kenapa kau tidak berpura-pura bodoh? Kau justru terlihat seperti pencuri profesional. Ahhhhh pasti kau sudah biasa mencuri ya?”
Ekspresi wajah Jordan berubah mendengar perkataan Brielle. Menggertakkan rahangnya, dia berkata, “Jangan bicara sembarangan. Kami hanya meminjam barang-barangmu. Pelit sekali!”
“Pinjam? Kalian bahkan tidak meminta ijinku ketika mengambil semua milikku! Apa itu namanya meminjam? Mengambil milik orang lain tanpa ijin, itu artinya mencuri! Kalian pencuri! Sadar tidak?” teriak Brielle.
“Kenapa kau pelit? Aku hanya meminjam milikmu. Akan kukembalikan padamu setelah aku selesai memakainya.” ujar Jordan seolah tak bersalah. “Kalau kau tak puas hati, aku bisa memberimu uang ketika kita kembali ke kota. Anggap saja aku membeli barang -barangmu. Aku bayar sepuluh kali lipat. Bagaimana?”
“Tidak! Semua barang milikku tidak dijual! Kembalikan semua padaku.” Brielle tidak mau mengalah. Orang-orang ini bukannya mempersiapkan sejak awal malah seenaknya mencuri barang miliknya.
Melihat Brielle yang tak mau mengalah, Perla langsung menyembunyikan krim anti nyamuk kedalam sakunya dan berdiri didepan tenda seolah melindungi tenda agar tidak bisa diambil Brielle. “Semua ini milikku sekarang. Jangan pikir untuk merebutnya dariku!”
“Oh ya? Milikmu ya? Kalau begitu aku akan mengambilnya secara paksa.” ujar Brielle. Dia melangkah maju. Perla yang sudah dipukuli Brielle sebelumnya masih trauma dan mulai ketakutan. Melihat Brielle yang berjalan menghampirinya, Perla langsung menarik baju Jordan.
“Bang Jordan, orang gila ini datang mengacau lagi. Hentikan dia, jangan biarkan dia mendekatiku! Semua ini milikku, jangan biakan dia mengambilnya.” ucap Perla. Jordan sebenarnya sudah merasa ketakutan, namun dihadapan Perla tak mungkin dia terlihat lemah. Dia pun berdiri tegap siap menghadapi Brielle.
“Kau bisa ambil sebagian barang itu tapi tenda dan krim anti nyamuk milik Perla. Anggap saja dia meminjamnya, seperti yang tadi kukatakan pasti akan ku bayar sepuluh kali lipat nanti.” ucap Jordan mencoba bernegosiasi dengan Brielle.
“Aku tidak sudi meminjamkan barang milikku pada kalian. Aku akan mengambil semua milikku, jangan coba-coba menghentikankua. Atau……” ancam Brielle.
“Bisakah kau berbaik hati sedikiy? Perla sudah dimanjakan sejak kecil. Dia tidak tahan menderita, dia harus tidur didalam tenda. Kau kan sudah terbiasa tidur diluaran sana, tapi Perla tidak. Biarkan dia memakai tenda dan kasur ini.” ucap Jordan lagi.
Mendengar perkataan Jordan yang membelanya membuat Perla tersenyum puas. “Maaf Brielle. Aku sudah hidup enak sejak kecil, tidak sepertimu yang hidup susah dan menderita sejak kecil. Jadi kuberikan kau kesempatan untuk menunjukkan kemampuanmu bertahan hidup di tempat buruk ini.”
“Oh, terima kasih atas kemurahan hatimu. Aku bahkan tidak tahu kalau kau orang yang rendahan dan tidak tahu malu. Ternyata selama ini kau hanya berpura-pura saja, ya? Aslinya kau ini jahat dan licik!” balas Brielle.
“Kau bilang aku tidak tahu malu? Kau yang tidak tahu malu! Apa hakmu menghinaku? Kau pikir kau itu siapa, hah? Dasar jalang murahan tak berpendidikan!” pekik Perla marah.
Jordan menunjukkan ekspresi kecewa diwajahnya lalu berkata, “Brielle, kau jahat. Kau menghina dan memukuli kami. Kapan kau berubah menjadi orang yang baik?”
“Hak apa yang kau punya untuk menilaiku?” ucap Brielle yang menatap Perla dan Jordan bergantian. Senyum diwajahnya terlihat menjijikkan, “Jadi, karena aku sudah hidup menderita sejak kecil lalu kalian ingin aku menderita seumur hidupku?”
“Ingat ya! Anak yang seharusnya dimanjakan sejak kecil adalah aku! Ibu kandung Perla sangat jahat dan menukar kami saat bayi. Wanita jahat itu bahkan tidak merawatku dengan baik dan membuangku ke tempat sampah, membuatku hidup menderita! Apa menurutmu aku pantas hidup menderita? Aku putri kandung keluarga Galasti!”
“Semua pakaian mewah, perhiasan, makanan dan kemewahan yang dinikmati Perla selama ini direbut dariku. Tapi dimata kalian, dia seorang yang baik dan polos? Sedangkan aku menderita diluar sana diperlakukan buruk oleh ibu kandung Perla. Apa aku pantas menderita? Apa pantas aku hidup susah sepanjang hidupku?”
“Tidak masalah jika Perla bersikap manja dan egois. Tapi sebagai saudara kandungku, kau bahkan memperlakukanku buruk. Apa kau masih punya otak hah?” Brielle menunjuk kearah Jordan. “Tidak! Otakmu bermasalah. Kau tidak punya otak dan tak punya hati nurani!”
“Seluruh keluarga Galasti adalah kumpulan orang-orang bodoh. Jangan pernah berhubungan ataupun dekat denganku dimasa depan. Dengan kebodohan dan otak rusak keluarga Galasti, aku jijik memiliki keluarga seperti kalian!”
Ekspresi wajah Brielle terlihat menjijikkan. Dia merasa sial dan tidak mau merasa sedih gara-gara perbuatan orang-orang bodoh itu. Seandainya saja ada yang bisa membersihkan darah dan gen, dia pasti sudah melakukannya untuk memutuskan segala hubungan dengan keluarga Galasti. Dia merasa sial memiliki gen keluarga Galasti.
“Kau……omong kosong apa yang kau katakan?” suara Jordan gemetar. Dia mulai merasa bersalah dan kehilangan kepercayaan dirinya. “Ketika kau dan Perla tertukar, dia baru lahir. Dia tidak tahu apa-apa. Kalau kau menderita selama ini, itu tidak ada hubungannya dengan Perla. Jangan salahkan dia!”
“Aku dan yang lainnya memihak Perla karena kau selalu membuat masalah dengan Perla dirumah. Kau selalu membulinya dan membuat keluarga kita kacau.” ucap Jordan. “Apa kau lupa kalau kemarin kau memukul orang tua kita? Dengan sifat burukmu itu mana mungkin kami menyukaimu meskipun kau putri kandung keluarga Galasti?”
“Kalian pantas dipukuli!” balas Brielle. “Apa kau lupa ketika kalian membawaku pulang? Kalian yang memaksaku memperlakukan kalian buruk! Aku tidak mau bicara omong kosong lagi denganmu. Aku hanya mau mengambil barang miliku. Cepat kembalikan atau aku akan bertindak kasar pada kalian!” ancam Brielle.
Brielle merasa menyesal, menyesali ketika dia kembali ke keluarga Galasti dia tidak memukuli mereka semua dan pergi. Dia membuang banyak waktu berharganya hanya untuk menyenangkan orang-orang bodoh itu dan hampir kehilangan nyawanya.
Untungnya dia diselamatkan, keluarga kandungnya bahkan tidak mencari keberadaannya setelah kecelakaan.
Awalnya keluarga Galasti yang mencarinya dan membawanya pulang. Mereka seolah-olah peduli padanya dan memberitahukan agar dia tidak melawan Perla. Mereka memintanya memperlakukan Perla layaknya keluarga. Waktu itu Brielle merasa tidak ada yang salah mengenai hal itu.
Karena yang bersalah adalah ibu kandung Perla yang menukar mereka. Perla memang tidak bersalah dalam hal itu. Lagipula Perla sudah hidup bersama keluarga Galasti selama bertahun-tahun. Jadi wajar jika mereka memiliki ikatan yang mendalam dan sulit untuk dipisahkan, ikatan mereka terjalin erat.
Sedangkan Brielle pun tidak mau dibanding-bandingkan dengan Perla. Dia hanya menginginkan sedikit kasih sayang keluarga yang tidak pernah dirasakannya selama ini. Dia mengalah dan melakukan banyak hal untuk menyenangkan keluarga Galasti. Tak peduli berapa banyak kesalahan Perla, mereka selalu mempercayainya.
Seharusnya dia tidak pernah berharap apapun dari keluarga kandungnya. Dia berusaha bertahan selama beberapa bulan, hingga akhirnya Perla mencoba mencelakainya. Keluarga kandungnya bahkan tidak peduli, itulah yang membuatnya menyerah. Brielle tak mengharapkan apapun lagi dari keluarga kandungnya.
Saat ini Jordan pun mengingat bagaimana hubungannya dengan Brielle diawal. Brielle selalu menemaninya bermain games hingga larut malam. Brielle bahkan memberinya hadiah mahal berupa games kesukaannya.
Meskipun keluarga Galasti adalah keluarga terkaya di kota ini namun keluarga itu tidak masuk hitungan jika dibandingkan dengan keluarga kaya dari kota lain.
Meskipun keluarga mereka kaya, tapi Jordan tidak bisa mendapatkan games kapsul kesukaan. Tapi Brielle justru memberi padanya, saat itu Brielle mengatakan kalau dia mendapatkan games kapsul itu sebagai hadiah lucky draw. Itulah cara Brielle membuktikan dia menghargai hubungan keluarga.
Tapi, Perla merasa cemas karena melihat hubungan Jordan dan Brielle semakin dekat. Dia merasa tertekan dan takut akan kehilangan posisi dikeluarga Galasti. Demi Perla, Jordan pun menjauhkan diri dari Brielle dan menghancurkan games kapsul pemberian Brielle. Setelah itulah Perla merasa bahagia lagi.