Andre Christopher Sitorus pemuda yang sedang berusaha mencari lowongan pekerjaan diluar sana, apalagi dia hanya tamatan sma yang bisa dibilang sedikit pekerjaan yang menerima tamatan sma. Dia dari pagi sampai menjelang sore belum mendapatkan satu pun pekerjaan, sampai dimana dia mulai frustasi ada kejadian yang mengejutkan menghampirinya
*100% cerita fisik
*Don't plagiarize my story
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUPARMAN SUPARMAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~SF•06~
•Di belakang panti asuhan•
'Ini. aku tau arti kode ini, Apakah mereka ingin mengasih info bahwa mereka mati bukan karena kecelakaan tapi karena dibunuh dan yang membunuh mereka adalah musuh yang memiliki kekuatan yang lebih kuat dari mereka. Tapi bukannya mereka mempunyai bekingan yang lebih kuat jadi sepatutnya mereka menang bukan malah mati mengenaskan begini.'batin Andrew sambil melihat kertas isi kode
Pastor yang baru saja menjelaskan isi kertas itu malah melihat Andrew yang sedang melamun sambil memandangi kertas tersebut. Entah apa yang sedang dia pikirkan tapi sekarang udah enggak ada waktu lagi dia bentar lagi mau pindah eh malah melamun.
"Nak, nak Andre. Astaga fokus sekali dia."Panggil Andrew untuk menyadarkan Andrew
"ANDREW CHRISTOPHER SITORUS."teriak pastor
"Eh apa ada apa. Ada kebakaran kah cepat panggil bomba, bomba bomba."kaget Andrew
"Astaga anak ini."ucap pastor sambil menepuk dahinya frustasi
"Kamu ya asik melamun aja. Dari tadi bapak panggil-panggil enggak kamu respon malah masih asik melamun. Melamunkan apa sih fokus banget."tanya pastor frustasi
"Ah enggak, hanya melamunkan maksud arti dari kode ini. Tapi Andre enggak tau apa artinya."jawab Andrew
"Oohh oke bapak pun enggak akan memaksakan kamu untuk menebak arti dari kodenya bapak hanya mengembalikan barang yang sepatutnya milik kamu."balas pastor mendengar jawaban Andrew
"Bapak boleh Andre bertanya."ucap Andrew
"Ya mau tanya apa, nak."bals pastor
"Andre mau tanya pas bapak menemukan Andre waktu itu usia Andre udah berapa bulan."tanya Andrew
"Hm sebentar, ah iya waktu itu bapak jumpa kamu kalo enggak salah ni ya umur 2 bulan karena kulit kamu agak merah tapi udah badan kamu sudah ada sedikit berisi jadi ya mungkin umur 2 atau 3 bulan gitu deh."jawab pastor sedikit bingung menjelaskan
"Oh begitu, oke terima kasih bapak."balas Andrew mengerti
"Ya sudah ayo masuk bukannya kamu harus kemas barang. kasihan itu bodyguardnya nungguin diluar."ucap pastor sambil berdiri dan masuk kedalam
"Iya."balas Andrew.'Huff untung enggak ditanyain macem-macem, untuk sekarang aku hanya akan membawa ini mungkin nanti saja kucari tahu.'batin Andrew
Andrew pun menyusul kedalam sambil mengantongi kertas berisi pesan dari orang tuanya.
•Di kamar Andrew•
"Nah ini kalian bawak juga kadang dia lupa membawa ini, dan nanti tolong bangunkan dia ya karena dia itu susah banget dibangunin. Maaf ya karena jadi ngerepotin kalian. Padahal ini sudah tugas Andre untuk kemas barang tapi sekarang anaknya entah kemana sama pastor dan belum balik juga."ucap Diana khawatir& gak enak karena para pria tampan di depannya yang bawakan barang keperluan Andrew
"Iya baiklah ini saya bawa. Dan saya tidak merasa direpotkan karena ini memang tugas saya, karena bos saya menugaskan kami untuk membantu Andrew kemas barang, nyonya."jawab salah satu bodyguard sebagai perwakilan
"Ooh begitu baiklah sekali lagi saya ucapkan terima kasih banyak, dan jangan panggil saya nyonya karena pekerjaan saya tidak sepenting itu."balas Diana mendengar jawaban para pria tanpan di depannya
"Ah baiklah kalo begitu dengan apa kami memanggil anda, dan boleh saya tanya sesuatu."tanya Ryan
"Panggil saja saya ibu Diana seperti Andre memanggil saya, oh tentu kamu mau nanya apa."jawab Diana
"Baiklah ibu Diana saya mau tanya kenapa anda sangat khawatir dengan Andrew padahal dia bukan anak kandung anda."tanya Ryan
"Ah iya karena dia bukan anak kandung saya. Makanya itu saya sangat khawatir karena kalian taukan saya ini seorang biarawati yang bisa dibilang pekerjaan ini tidak mengizinkan saya menikah. menikah saja tidak boleh apa lagi memiliki anak, padahal itu adalah salah satu impian saya yaitu menjadi seorang ibu dan dengan kehadiran Andrew pertama kali saya merasa impian saya terwujud oleh tuhan, saya sangat menyayanginya. dari dia bayi saya merawatnya dengan sepenuh hati saya seperti anak saya sendiri dan kalo dia kenapa-napa saya sangat cemas saya tidak ingin dia terluka sedikitpun, walaupun dia sangat nakal dan keras kepala."ucap Diana menjelaskan
"saya tetap menyayanginya. Jadi karena kedatangannya ke kehidupan saya itu adalah anugerah terbesar bagi saya."lanjut Diana
"Baiklah terima kasih sudah menjawab pertanyaan saya bu Diana."ucap Ryan
"Yo ibuk sudah tidak nangis lagi, jangan menangis oh Andre pindah masih di dalam indonesia belum ke luar negeri jadi masih bisa ketemu."jawab Andrew santai ketika sampai ke kamarnya
"Dasar anak bandel datang-datang ngomong kek gitu kamu kira indonesia ini sempit apa. Kaya kamu jalan ke gang sebelah ah yang tinggal beberapa meter, negara ini luas kamu tau tak."balas Diana sambil memukul Andrew
"Aw sakit buk."suara kesakitan Andrew
"Sudah sini kamu bantu mereka angkat barang kamu ke mobil cepat."suruh ibuk
"Iya, makasih ya paman udah nolongin kemas barangku dan selanjutnya kalian enggak usah bantu biar semua barang ini kubawa sendiri kedepan."ucap Andrew berterima kasih
"Baiklah kalau begitu, ibuk kami pergi dulu dan saya janji bakal melindungi Andrew."pamit Ryan ke Diana
"Ah baiklah dan terima kasih."balas Diana
"Cihh, macam anak kecil aja bah awak dibuat."ucap Andrew berdecih sambil mengangkat kotak barang
"Kamu ini enggak ada sopannya udah bagus ditolongin."ucap Diana memukul Andrew lagi
"Iya iya."kesal Andrew
•Di depan panti•
Para bodyguard masuk ke mobil van, sementara Andrew mengangkat barangnya satu persatu ke mobil pick up yang baru saja datang.
"Aah ini barang terakhir pak."ucap Andrew ke bapak pengemudi pick up
"Ah iya mas udah semua kan biar saya jalan sekarang."tanya bapak supir
"Iya sudah. Dan semuanya Andre pamit ya nanti tahun baru Andre bakal kesini lagi untuk bermain dengan kalian."pamit Andrew ke penghuni panti dan gereja
"Iya hati hati ya Andre/kakak."ucap berbarengan penghuni panti
Disaat Andrew dan penghuni panti asik berpamitan sambil berpelukan. Ryan keluar dari mobil dan berjalan menuju Andrew yang lagi berpelukan dengan Diana.
"Sudah ayo Ndre, kita udah enggak ada waktu."ucap Ryan sambil menepuk bahu Andrew
"Iya paman."balas Andrew sambil melepas pelukan Diana
"Buk Andre pergi dulu ya, ibuk jangan kangen dan jangan khawatir karena Andre bisa jaga diri kok kalo enggak bisa kan ada paman tampan disamping Andre."ucap Andrew ke Diana
"Hiks iya jangan nakal-nakal ya disana."jawab Diana sambil mengusap air matanya
"iya. Kalian juga jangan kangen kakak ya nanti kalo ada yang menangis karena kakak pergi pas kakak jenguk enggak kakak kasih mainan tuk kelen."ucap Andrew sambil menatap anak-anak
"IYA PASTI KAMI KAN BUKAN ANAK KECIL LAGI."teriak anak-anak
"Eh sok bukan anak kecil lagi tapi masih ada yang ngompol."ejek Andrew mendengar jawaban mereka
"KAKAK JANGAN DIBILANG DONG."teriak anak2 gak terima
"Ahahaha, para om dan ibu yang udah merawat Andre dari kecil terima kasih ya dan Andre pamit dulu."ucap Andrew ke para biarawan dan biarawati
"Iya sama-sama dan hati-hati."ucap para biara bersamaan
"Dan. loh mana bapak kok enggak nampak padahal mau pamit"ucap Andrew heran
"Sepertinya bapak di gereja nanti ibuk sampaikan, sudah sana ditungguin itu."ucap ibu sudah tidak nangis lagi
"Ya sudah."ucap Andrew sambil berbalik
Ryan dan Andrew pun berjalan menuju mobil tapi terhenti karena mendengar teriakkan anak-anak
"KAKAK JANGAN LUPA MAMPIR."teriak mereka
"OOH PASTI."sambut Andrew sambil mengangkat tangan yang terkepal ke atas.
Mobil pun berangkat dan penghuni panti hanya melihat dan melambaikan tangan ke mobil itu. Begitupun dengan Diana hanya memperhatikan setelah merasa mobilnya tidak nampak lagi baru mereka masuk kedalam kecuali Diana.
'Tuhan tolong lindungilah anakku Andrew dari marabahaya diluar sana.'batin Diana berdoa
Mobil terus melaju dengan bangunan di kanan-kiri mereka sampai tidak ada lagi bangunan-bangunan yang ada di samping mereka hanya pepohonan.
"Eh paman ini benar jalan, kok penuh dengan pepohonan kalian enggak ada niat jahat kan ke aku."ucap Andrew
"iya ini benar jalannya sedikit lagi kita sampe di rumah tuan Amir, kenapa takut."ucap Ryan tanpa memandang ke Andrew
"Hahaha takut apa itu takut. Enggak ada kata takut dikamus ku."kekeh Andrew
"Yaudah kamu diam aja perhatikan jalan."balas Ryan
Akhirnya Andrew pun diam sepertinya dia harus percaya ke Ryan dan memilih memperhatikan jalan melalui jendela disampingnya. Setelah akhirnya mereka menempuh perjalanan selama 2 jam akhirnya mereka sampai ditujuan.
![](contribute/fiction/9733990/markdown/52106426/1735811651854.jpeg)
'Wahh besarnya ini rumah, eh sepatutnya ini bukan rumah enggak sih sepatutnya ini mansion. Mana ada rumah sebesar dan seluas ini.'batin Andrew
"Andrew kamu angkat barang barang kamu dan kalian jangan membantunya, kalian kembali ke posisi masing-masing."ucap Ryan begitu keluar dari mobil
"Baik."patuh mereka dan pergi ke dalam
"Ah mana ada kek gitu kalian juga bantulah ini berat tau gak."ucap Andrew tidak terima
"Bukannya kamu nyuruh kami jangan bantu angkat barang kamu jadi kami turutin dan lagi pun kamu jangan manja disini ini bukan di panti yang mana masih ada yang peduli denganmu. Tapi bukan berarti kami enggak peduli tapi kamu bukan tanggung jawab kami, mengerti."jawab Ryan dingin
"Aahh bukannya kalian udah berjanji dengan ibuk saya untuk melindungi dan membantu saya kok sekarang kalian kek gini."balas Andrew kesal
"Iya saya berjanji akan melindungi kamu tapi jika kamu sudah tidak bisa melindungi diri kamu sendiri dan enggak ada saya berjanji untuk membantu kamu angkat barang."jawab Ryan dingin sambil berjalan masuk
"Cih."kesal Andrew sambil mengangkat barang satu -persatu
•Di belakang Mansion Amir•
![](contribute/fiction/9733990/markdown/52106426/1735997983816.webp)
Ada rumah di belakang Mansion Amir. Ada 4 rumah yang berdiri di belakang, 2 rumah sisi kiri dan 2 sisi kanan. Ryan dan Andrew menuju rumah di sebelah kanan yang ke 2.
"Andrew kamar kamu ada di lantai 2 dan bertuliskan angka 75 mulai sekarang dan 5 tahun kedepan kamu akan tinggal disini. Dan perkenalkan nama saya Ryan, paham."ucap Ryan menjelaskan
"Hm."singkat Andrew
"Cih dasar anak nakal. Bukannya bilang makasih malah nyelonong pergi aja.'"ucap Ryan kesal
"Owh capeknya untung aja disini pake lift bukan tangga dan untung aja kamarku di lantai 2 bukan di lantai 3 kalo enggak aku udah mati ditengah jalan."ucap Andrew berbaring di kasur barunya
"ohh empuknya kasurnya kayaknya aku antara betah atau enggak ni disini, tapi semoga aja betah sih."ucap Andrew ngomong sendiri
•Malam hari•
Tiba-tiba Para bodyguard pada ngumpul dan berbaris rapi di depan Mansion.
"Selamat malam nona Natasya."ucap bodyguard barengan
"Hm malam dimana Andrew kok dia enggak ada."ucap Natasya menanyakan Andrew
"Lapor nona, Andrew sekarang ada di kamar barunya di rumah susun sebelah kanan lantai 2 nomor 35, nona."ucap Ryan sebagai perwakilan
"Baiklah kalian kembali ke tugas kalian masing-masing sebentar lagi tuan Amir bakal datang dan setelah saya membukakan pintu untuk tuan Amir saya akan menemui Andrew, paham."ucap Natasya
"Siap paham."ucap bodyguard kompak
Tibalah mobil memasuki pekarangan Mansion Natasya dan yang lain melihat itu sadar bahwa orang yang dibicarakan telah pulang, Amir. Langsung saja Natasya mendatangi mobil yang sudah berhenti tersebut.
"Natasya apakah Andrew sudah ada disini."tanya Amir begitu keluar dari mobil
"Sudah tuan dan Andrew sekarang ada di kamarnya."jawab Natasya setelah membukakan pintu mobil.
"Baiklah mulai sekarang yang akan membimbingnya adalah kamu dan Ryan, mengerti."ucap Amir sambil berjalan masuk ke mansion
"Mengerti tuan."hormat Natasya
•Di luar kamar Andrew•
Tok tok tok
"Andrew ini saya Natasya, buka pintunya ada yang ingin saya bilang ke kamu."ucap Natasya setelah mengetok pintu
"Kok enggak ada jawaban apa dia ketiduran di dalam, aish anak itu."kesal Natasya
TOK TOK TOK TOK
Natasya terus mengetuk pintu lebih keras dan lebih lama agar Andrew terbangun.
"ANDREW BANGUN, ADA YANG INGIN SAYA BICARAKAN, ANDREW BANGUN KAMU."teriak Natasya
•Di dalam kamar•
"Iya ibuk sabar, bentar lagi Andrew bangun."ucap Andrew sambil ngigo mengira ini masih di panti
•Di luar kamar•
"Astaga dia mengira ini masih di panti apa sampai mengigau seperti itu."ucap Natasya speechless
TOK TOK TOK"ANDREW BAANGUUN, INI SAYA NATASYA DAN INI BUKAN LAGI DI PANTI SEKARANG KAMU DI RUMAH TUAN AMIR, ANDREW."teriak Natasya
•Di dalam kamar•
"Itu suara teriakkan Natasya dan apa dia bilang ini bukan di panti."ucap Andrew masih belum membuka matanya
Ketika mendengar suara teriakkan Natasya yang menggelegar barulah Andrew terbangun dari tidur nyenyaknya
"OMG AKU BARU INGAT INI BUKAN DI PANTI."teriak Andrew
Andrew langsung saja lari sampai dia terjatuh dari tenpat tidur tapi dia tidak mempedulikan itu dia lanjut lari menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar
"GEDUBRAK"suara orang jatuh
"OUCH"suara kesakitan Andrew
•Di luar kamar•
"Apakah dia udah bangun tapi tadi aku dengar ada suara jatuh berarti dia itu, ya sudah kubiarkan kau bersih-bersih dulu baru kupanggil lagi."ucap Natasya
TBC