NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta CEO Duda

Mengejar Cinta CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Alya, gadis miskin yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tertarik saat menerima tawaran menjadi seorang baby sister dengan gaji yang menurutnya cukup besar. Tapi hal yang tidak terduga, ternyata ia akan menjadi baby sister seorang anak 6 tahun dari CEO terkenal. kerumitan pun mulai terjadi saat sang CEO memberinya tawaran untuk menjadi pasangannya di depan publik. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apa kerumitan itu akan segera berlalu atau akan semakin rumit saat mantan istri sang CEO kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8, Terlalu dingin

Hari ini, Alya memutuskan untuk memberi kejutan kecil untuk Tara, dengan mengajak Tara untuk mengunjungi kantor Ayahnya.

"Benarkah? Memang boleh?" tanya Tara begitu bersemangat.

Alya menganggukan kepalanya, "Kita nggak usah ngomong dulu sama ayah," ucap Alya begitu yakin, ia merasa ini adalah kesempatan baik untuk sedikit menghangatkan suasana di antara Aditya dan Tara, merencanakan semuanya dengan hati-hati.

 Ia membawa Tara ke kantor Aditya, tanpa memberi tahu Aditya lebih dulu. Mereka berdua menuju ruang kantor yang besar dan megah. Alya yang masih baru bekerja di rumah Aditya, tidak begitu hafal dengan seluk-beluk kantor. Meskipun sudah pernah ke sana satu kali, tapi tetap saja ruangan yang hampir sama satu sama lain membuat Alya sedikit kesusahan. Sedangkan Tara tidak begitu peduli dengan kebingungan Alya. Yang ia tahu, Aditya bekerja di sebuah ruang yang sangat besar dan sering kali tertutup rapat.

Sambil menggendong tas kecil milik Tara, Alya berusaha mencari ruang kerja Aditya. Hingga mereka berhenti di depan sebuah ruangan dengan pintu besar yang tertutup.

“Oke, aku yakin ruang kerja tuan Aditya ada di sini." gumamnya dalam hati.

"Kita masuk sekarang ya." ucap Alya pada Tara membuat Tara mengerutkan keningnya.

"Kamu yakin mau masuk ke sini?" tanya Tara dan Alya tersenyum menganggukan kepalanya.

"Oh, mungkin ayah rapat ya?" tanya Tara.

"Iya sih, kata sekretarisnya ayah kamu memang sedang rapat."

Tapi Alya tidak terlalu memikirkan ucapan Tara, ia pikir memang apa yang di katakan sekretarisnya jika Aditya tengah rapat. Hingga ia membuka pintu dengan begitu bersemangat,

"Tunggu, apa ini? Ini bukan ruang kerja, ini kayaknya ruang rapat!" gumam Alya membulatkan matanya, "Oh tidak, gimana ini? Aku harus segera keluar dari sini sebelum mereka... sebelum mereka... Oh, sudah terlambat.”

Alya baru menyadari kesalahannya setelah melangkah masuk lebih jauh, dan ternyata dia sudah menarik perhatian seluruh ruangan yang sedang terfokus pada presentasi. Beberapa karyawan yang sedang berdiskusi berhenti sejenak, terkejut melihat Alya yang tiba-tiba muncul dengan membawa tas kecil Tara, seolah-olah dia datang untuk presentasi yang tidak diundang.

Alya tersenyum canggung, "Oh... maaf, sepertinya saya salah masuk ruangan." ucapnya ingin segera meninggalkan ruangan itu, dengan cepat ia menggandeng kembali tangan Tara.

"Itu ayah." tapi Tara malah menghempaskan tangan Alya dan menunjuk ke arah ujung meja dimana Aditya tengah duduk.

"Siapa dia, kok sama nona Tara?" tanya salah satu karyawan pada teman di sampingnya.

"Dia ini siapa ya? Kayaknya bukan orang kantoran deh." karyawan lainnya berbisik pada rekan-rekannya.

Aditya yang menyadari kedatangan Tara dan Alya pun berdiri, "Mereka kenapa di sini?" gumamnya pelan membuat sang sekretaris yang tengah berdiri di belakangnya pun menyadari.

"Apa perlu saya ke sana, tuan." tanya sekertaris Roy.

"Tunggu dulu," ucapnya tanpa mengubah arah tatapanya. Sekretaris Roy pun mengerti.

Alya merasa semakin canggung, "Maafkan , aku kira ini ruang kerja....."

"Alya ...., aku ingin sama ayah...," Tara mulai merengek membuat Alya semakin panik apalagi saat melihat tatapan dingin dari Aditya.

"Saya... saya akan segera keluar."

Tara berbisik pelan, dengan mata yang berkaca-kaca, "Alya, itu Ayah! Aku lihat Ayah di meja belakang."

"Bawa mereka ke ruangan ku." ucap Aditya kemudian setelah melihat suasana rapat semakin tidak kondusif.

Alya kembali melihat ke belakang dan menatap Aditya, yang sudah melihat Alya dan Tara dengan tatapan yang semakin dingin, "Oh... itu Ayah. Aku rasa kita harus benar-benar pergi sekarang."

Dan akhirnya Tara hanya pasrah dan setuju untuk keluar saat sang sekretaris menghampiri mereka dan mengajaknya ke ruang kerja Aditya.

"Tuan Aditya meminta kalian untuk menunggu di sini, tuan Aditya akan segera selesai rapat." ucap sekretaris Roy dan Alya hanya bisa mengangguk berbeda dengan Tara yang tampak begitu kecewa. Ia berlalu begitu saja dan duduk di sofa dengan tidak bersemangat.

Tara pasti sangat kecewa...., aku bukannya membuat Tara senang malah membuatnya semakin sedih aja ...., batin Alya merasa semakin bersalah.

Setalah beberapa saat menunggu di ruang kerja, akhirnya Aditya datang masih dengan tatapan dingin kemudian menghampiri Alya dan Tara yang tengah duduk di sofa.

 "Alya, apa yang kamu lakukan di sini?"

 "Kami hanya ingin memberi kejutan... Tapi... sepertinya saya telah salah masuk." ucap Alya merasa bersalah karena ternyata kejutannya benar-benar membuat Aditya terkejut.

"Kamu tahu di sana tadi ada rapat apa? Kami tengah membicarakan proyek besar dan kalian membuat gaduh." keluh Aditya kemudian duduk di sofa yang lebih kecil.

Alya semakin merasa bersalah apalagi saat melihat Tara yang tampak begitu sedih, "Sungguh, saya tidak bermaksud mengganggu. Kami... kami hanya ingin memberi kejutan pada tuan Aditya, terutama Tara."

Melihat wajah pasrah dan bersalah Alya membuat Aditya merasa simpati, ada hal yang membuatnya tertarik dengan Alya, tapi dengan cepat ia mengabaikannya,

"Sepertinya ini bukan cara yang tepat untuk bertemu di kantor,"

"Maaf ...," Alya hanya mengucapkan maaf dan Aditya melirik ke arah Tara, tampak putrinya itu tertunduk dengan wajah tidak tentu.

Aditya pun menghela nafas, "Sebaiknya kita makan siang di luar." ucap Aditya akhirnya membuat Tara yang sedari tadi menunduk pun mengangkat kepalanya tidak percaya.

"Benar, yah?" tanyanya bersemangat dan Aditya menganggukkan kepalanya kemudian menoleh pada sang sekretaris, "Siapkan privat room di restoran biasanya!" perintahnya.

"Baik, tuan."

"Siapkan mobil juga, lima menit lagi kami akan turun." kembali Aditya menginstruksi.

"Baik, tuan. Kalau begitu saya permisi."

"Hmm," Aditya memberi isyarat agar sekretaris Roy meninggalkan mereka.

Setelah sekretaris Roy meninggalkan ruangan itu, Alya pun memberanikan diri untuk mendekat,

"Tuan,"

Karena jarak Alya yang begitu dekat membuat Aditya terkejut dan sedikit memundurkan wajahnya, "Ada apa?"

"Alya ingin bicara sebentar."

"Bicara saja," Aditya masih menanggapinya dengan dingin.

"Tidak di sini," ucap Alya tegas membuat Aditya mengerutkan keningnya heran.

Berani sekali dia ...., gumam Aditya dalam hati. "Maksud kamu?"

"Tuan, sebentar saja. kita bicara di luar." ucap Alya sambil melirik pada Tara dan Aditya pun mengerti maksud Alya sekarang.

"Baiklah,"

Aditya pun berjalan lebih dulu keluar ruangan sedangkan Alya terlebih dulu berpamitan pada Tara agar Tara tidak bersalah diabaikan,

"Tara, Alya bicara sama ayah bentar ya."

Setalah Tara setuju, baru Alya menyusul Aditya. Aditya sudah menunggunya di depan pintu, tampak ia berdiri membelakangi pintu dengan tangan yang ia lakukan di kedua saku celananya. Sebenarnya Alya merasa deg degan, tapi ia berusaha untuk memberanikan diri.

"Ada apa?" suara Barito itu berhasil membuat jantung Alya seperti mau loncat .

Astaga, nggak bisa apa sedikit santai. Dia benar-benar mau bikin aku jantungan aja ..., keluh Alya dalam hati.

"Lima menit." ucap Aditya lagi.

"Hahhh?" Alya kembali dibuat terkejut.

"Mulai dari sekarang."

Yang benar saja ..., keluh Alya dalam hati, tapi segera ia berbicara, "Jadi gini tuan Aditya yang terhormat. Ini soal Tara, saya hanya binta tuan buat lebih perhatian sama Tara. Tara bukan hanya butuh kemewahan, ia butuh kasih sayang tuan Aditya. Dia selalu merasa kesepian. Setidaknya luangkan waktu dalam satu Minggu satu kali untuk mengajak Tara jalan-jalan, atau kalau tidak ajak ngobrol Tara sebelum tidur atau sebelum berangkat ke kantor." ucap Alya panjang lebar bahkan tanpa menggunakan spasi atau tanda baca.

"Sudah?" tanya Aditya.

Hanya gitu responnya? Keluh Alya dalam hati, membuat Alya membulatkan matanya tidak percaya.

"Sa_,"

"Sudah habis waktunya. Cepat panggil Tara. Kita berangkat sekarang."

Astaghfirullah hal azim...., keluh Alya dalam hati. meskipun begitu ia tidak bisa membantah. Ia pun memilih kembali masuk untuk menjemput Tara.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
semangat Alya
yuning
ada yang mencair
yuning: hatiku say 😁
Tri Ani: tapi bukan es, apa tuhhhh😁
total 2 replies
yuning
aku ikutan menghangat
yuning
waalaikumsalam,sama sama Thor
Nursina
seru lanjutkan
Entin Fatkurina
so aweet
Tri Ani: makacihhhhhh
total 1 replies
yuning
calon istri idaman
yuning
menjadikan Alya istrimu solusinya
SRI JARWATI
Mama alya ....uuh pasti happy banget si tara , mwmiliki mama pengganti yg lpsmuh kasih sayang
SRI JARWATI
Semengat Tara , kamu memang anak yg cerdas.
SRI JARWATI
Bagus banget ceritanya, aqu suka
SRI JARWATI
Dasar manusia es , nyebelin
SRI JARWATI
Jangan menyerah alya , kamu pasti bisa mencairkan manusia dingin itu , semangat
SRI JARWATI
Terus semangat alya
SRI JARWATI
Semangat alya , kamu bisa
SRI JARWATI
Tuan CEO nya dingin banget ya , iihh serem
SRI JARWATI
Ceritanya bagus , selalu bikin penasaran dan menambah wawasan bagi yg belum berpengalaman
SRI JARWATI
Bagus banget cara merayunya /Good/
yuning
sarangheo
yuning
Alya calon ibu dari anak anak kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!