Hari itu adalah hari yang cerah tapi mendung, dengan matahari yang bersinar di antara awan. Pagi itu embun dingin panas menempel di daun-daun hijau. Hani dari kejauhan melepaskan kepergian saudara laki-lakinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Hani dianggap gadis pembawa sial oleh keluarganya. Pria yang dekat dengan Hani, akan mati. Sepupu dan Kakak kandungnya adalah korbannya.
Apakah Hani adalah gadis pembawa sial?
Mengapa setiap pria yang dekat dengannya selalu saja dekat dengan kematian?
Ikuti jalan ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 Bioskop
Sosok itu terus mengganggu Ricky. Sosok itu terus berbisik agar Ricky tidak mendekati Hani. Sosok itu semakin marah ketika Hani memberikan perhatian kepada Ricky. Ricky hampir ngompol saking ketakutannya. Ricky menepis rasa takut dan gengsinya.
"Gue mau ke toilet," Ricky dengan sedikit berlari melewati teman-temannya dan menuruni anak tangga. Ricky keluar dari studio 1 menuju toilet.
Dari bawah pintu bilik toilet, Ricky melihat bayangan hitam bolak balik. Bayangan itu tetap stay di depan pintu. Setelah beberapa lama, Ricky dengan ragu-ragu membuka pintu. Ricky perlahan membuka pintu, bayangan itu menghilang.
Ricky mencuci tangan di wastafel. Sekelebat bayangan lewat di belakang Ricky. Ricky membalikkan badannya, Ricky tidak melihat siapapun kecuali dirinya. Ricky kembali membasuh tangannya. Betapa kagetnya Ricky ketika melihat ke cermin yang ada di depannya. Ricky melihat setan hitam kembali menyerangnya.
"Alif Ba Ta, Alif Ba Ta!" hanya kalimat itu yang diingat Ricky.
Ricky terpojok di sudut toilet. Ricky berusaha melawan setan hitam yang menghimpit tubuhnya. Untungnya ada beberapa orang yang masuk ke dalam toilet. Setan itu menghilang. Ricky segera keluar dari toilet. Ricky dengan wajah memucat kembali masuk ke dalam bioskop dan bertukar tempat duduk dengan Hani. Ricky hanya diam sampai film berakhir.
Hani dan teman-teman melihat keanehan dari Ricky. Ricky ikut histeris ketika setan yang ada di film muncul. Ricky sama seperti penonton yang lain sangat menghayati alur cerita film. Seakan setan itu nyata ada di antara mereka. Ricky bahkan meminta teman-temannya untuk meninggalkan bioskop. Tapi mereka menolak dengan alasan nanggung.
Akhirnya Ricky dan teman-teman keluar dari gedung bioskop. Ricky masih melihat sosok hitam itu berjalan di belakang Hani. Sosok itu seolah memberitahu Ricky, bahaya bila Ricky terus mengejar Hani. Sosok itu melemparkan sesuatu kepada seorang cowok yang berniat ingin berkenalan kepada Hani. Cowok itu mendadak kejang-kejang di depan bioskop.
Mereka kemudian melanjutkan rencana mereka makan-makan di Cafe. Ricky juga hanya diam. Dina, Hilla dan Tiko sengaja meninggalkan Hani dan Ricky berduaan. Ricky berkeringat dingin, Ricky tidak sekalipun berani menatap Hani. Ricky takut, karena setan hitam itu berdiri di belakang Hani lekat menyorot tajam ke arahnya.
"Rick, lu kenapa? Sakit?" tanya Hani.
"Han, apa lu sebelumnya punya pacar? Atau lu pernah menyakiti seseorang?" pertanyaan tiba-tiba dari Ricky.
"Pacar? Gak ada. Lu kenapa sich aneh banget," Hani menyipitkan matanya.
"Yang laen mana? Kita udahin az yuk hari ini. Gue gak enak badan," Ricky berdiri dan berjalan keluar dari Cafe.
Hani membatalkan pesanan, keluar menyusul Ricky. Dina, Hilla dan Tiko yang berada di luar Cafe ikut menyusul mereka. Tiko mensejajarkan langkahnya dengan Ricky. Tiko bertanya apa Ricky sudah menembak Hani. Ricky diam tidak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Mereka masuk ke dalam mobil Tiko.
Dina dan Hilla juga penasaran dengan sikap Ricky. Mereka mengira Ricky mendapatkan penolakan dari Hani. Dan saat ini Ricky sakit hati.
"Rick, lu kesambet ya? Kok diam az dari tadi," lirik Tiko dari kaca spion. Tiko melajukan mobilnya ke jalan raya.
"Sorry kami gak tau kalo lu takut setan. Kami gak bakalan nonton horor lagi," sahut Hani.
"Filmnya emang seram gaeeessss," Hilla bergidik.
"Tadi gue liat ada yang kesurupan lho," Dina merinding.
"Hani, setannya ikut sama lu," tunjuk Ricky ke belakang Hani.
CIIITTTTTTT!
Tiko merem mendadak mobilnya. Dina, Hilla terpental ke depan. Kepala mereka terbentur kursi di depannya. Sedangkan Hani tubuhnya meloncat ke dashboard mobil.
"Hani, keningmu berdarah," Ricky mengambil tisu basah dan membersihkan kening Hani.
TIIIIIIIITTTTTT!
Bunyi klakson nyaring berulang terdengar dari arah belakang mobil. Tiko menepikan mobilnya dan dengan ikhlas menerima cacian dan umpatan dari para pengendara jalan yang melewati mobil mereka.
"Maaf gaeeessss, gue refleks. Rick, lu bilang tu setan ngikut Hani?" Tiko memandangi Hani.
"Han, maaf. Tuk sementara gue menjauh dari lu. Gue takut Han. Tuh setan serem banget," Ricky sedikit menjaga jarak dari Hani.
"Setan? Setan apaan?" tanya Hani.
"Gue gak tau Han. Tuh setan kayaknya ngebet banget sama lu. Gue gak berani, gue takut," Ricky menyembunyikan wajahnya ke dalam jaketnya.
"Ya udah gaeeessss. Gue turun di sini az ya. Gue takut tuh setan nakutin kalian," Hani meminta Dina untuk membukakan pintu untuknya.
"Han, gak gini juga kale. Tiko antar Hani pulang," Dina menahan Hani.
"Din, gue gak mau kalian celaka. Tiko makasih, yuk gaaaaeesss gue duluan ya." Hani keluar dari mobil Tiko.
"Rick, lu tu ya!" Tiko memukul pundak Ricky.
"Sumpah, gue liat setan! Setan itu seolah marah melihat gue dekat dengan Hani. Gue gak sanggup, sorry gaesss gue gak sanggup dihantui setan." Ricky menutupi wajahnya.
"Jadi, lu belum nembak si Hani" tanya Hilla.
"Gue gak berani. Gue nyerah. Daripada gue dihantui setan sepanjang hari," ucap Ricky.
Tiko sengaja menunggu Hani siapa tahu Hani berubah pikiran dan kembali ikut mereka pulang. Dari balik kaca spion, Tiko melihat Hani masuk ke dalam sebuah mobil merah. Tiko memperhatikan orang yang nampak tidak asing baginya.
"Gaeeessss bukannya itu mobil Dosen di kampus kita ya?" tunjuk Tiko.
Ricky, Dina, Hilla memperhatikan mobil yang baru saja melewati mereka. Hani berada di dalam mobil Valdi. Valdi melihat Hani sendirian di pinggir jalan. Valdi menawarkan tumpangan untuk Hani.
Selama di dalam mobil Hani diam. Hani teringat perkataan Ricky yang bilang ada setan yang ngikutin Hani.
"Han, kok murung?" Valdi memecah keheningan.
"Kak, tadi Ricky bilang, untuk sementara dia akan menjauh dari ku. Dia bilang ada setan yang mengikutiku,"
"Setan?"
"Entah lah Kak. Apa mungkin, ini karena Ricky takut dengan film horor yang kami tonton tadi. Setannya sungguh mengerikan. Sampai terbawa ke dunia nyata," Hani memegang lehernya yang mulai terasa dingin.
Valdi terus melajukan mobilnya. Valdi teringat kejadian sewaktu di rumah sakit, saat Hani dicekik setan hitam. Valdi curiga jangan-jangan setan itu memang mengikuti Hani.
Langit mulai berwarna jingga. Matahari mulai terbenam dan berangsur redup cahayanya. Hani tertidur di dalam mobil Valdi. Valdi merasa mobilnya kali ini berjalan lambat dan berat. Valdi memasuki halaman rumah Hani.
Tiba-tiba saja Valdi melihat tulisan berwarna merah di depan kaca mobilnya. 'Gadis Pembawa Sial'. Hani membuka matanya. Mata Hani terbelalak melihat tulisan di depan matanya.
"Hani, jangan dilihat," kata Valdi.
Perlahan tulisan itu dengan sendirinya menghilang tanpa bekas. Secara tiba-tiba sosok hitam mengerikan, merangkak muncul di depan kaca mobil mereka.
"Kamu hanya milikku! Milikku!" sosok itu menarik paksa tangan Hani.
AAAAAAAAAAAAAAAA!
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...