NovelToon NovelToon
Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Selamat Dari Tumbal Pesugihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Entah dari mana harus kumulai cerita ini. semuanya berlangsung begitu cepat. hanya dalam kurun waktu satu tahun, keluargaku sudah hancur berantakan.

Nama aku Novita, anak pertama dari seorang pengusaha Mabel di timur pulau Jawa. sejak kecil hidupku selalu berkecukupan. walaupun ada satu yang kurang, yaitu kasih sayang seorang ibu.
ibu meninggal sesaat setelah aku dilahirkan. selang dua tahun kemudian, ayah menikah dengan seorang wanita. wanita yang kini ku sebut bunda.
walaupun aku bukan anak kandungnya, bunda tetap menguruku dengan sangat baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Aku tak menyangka, satu-satunya kenangan terakhirku dengan keluarga kini sudah hancur berantakan. Selama bertahun-tahun rumahku dibiarkan terbengkalai. Tidak ada satupun keluarga ayah yang berani menempati. Apalagi setelah mendengar cerita Om Pras tadi.

"Rumah bekas pesugihan," ucap Om Pras mengawali ceritanya.

Ya, sekarang dia sudah tau semua perbuatan ayahku. Dia juga menyesali segala perbuatannya padaku selama beberapa tahun terakhir ini.

*

Sehari setelah ayah meninggal dunia, Om Pras memutuskan untuk melanjutkan bisnis mebel. Dia juga memilih untuk menempati rumahku.

Beberapa hari setelah ayah meninggal, kondisi rumah masih lumayan ramai. Banyak keluarga besar ayah yang ikut menginap di rumahku.

"Awalnya Om gak ngerasa ada yang aneh di rumah itu," ucap Om Pras, lalu meyandarkan punggung di kursi tempatnya duduk.

"Keanehan mulai terjadi pas semua orang udah pada pulang. Tinggal Om sendiri yang tinggal di sana," sambungnya.

Malam pertama tinggal di rumah itu sendirian, Om Pras mulai mendengarkan bunyi benda-benda terjatuh. Sumbernya masih sama, dari kamar leon.

Semakin malam, bunyi-bunyian itu semakin sering terdengar. Om Pras pun curiga. Dia menghampiri kamar leon. Namun suasana tiba-tiba menjadi hening. Suaranya menghilang.

Baru beberapa langkah meninggalkan depan kamar leon. Suara itu kembali muncul. Om Pras yang merasa kesal dan terganggu, terpaksa ... membukanya.

"Serius, Om?" ucapku saat mendengar ceritanya.

"Berani banget Om buka kamar leon," sambungku.

"Om gak tau, kalau di sana ...."

"Tempat tinggal Siluman Ular," selaku.

Om Pras menganggukan kepala, sambil menyeruput teh hangat.

Kriet!

Om Pras membuka pintu kamar leon. Kondisi kamar gelap gulita. Dengan lampu ponselnya, dia berusaha mencari posisi sakelar.

Tek!

Bunyi sakelar saat ditekan. Namun, lampu tetap tidak menyala. Dengan tetap berdiri di tempat, Om Pras menyorot lantai. Nihil, tidak ada benda yang terjatuh.

Ssssttt!

Bunyi desisan ular. Om Pras yang terkejut langsung menyorot sumber bunyi tersebut. Arahnya dari kamar mandi.

"Sekilas Om kaya liat ada orang berdiri di deket pintu kamar mandi," ucap Om Pras.

"Terus," balasku.

"Ya, Om ke luar aja dari kamarnya."

Setelah kembali ke kamar ayahku, Om Pras sudah tidak mendengar suara-suara aneh lagi dari luar. Dia pun bisa melanjutkan tidur dengan tenang.

Keesokan harinya, Om Pras mencoba menghubungi Mbak Yuri, adik sepupu ayahku. Dia ingin menanyakan apa Mbak Yuri pernah merasakan sesuatu yang janggal. Soalnya selama beberapa hari menginap di rumahku, dia lah yang menempati kamar leon.

*

Mbak Yuri pun menceritakan tentang pengalaman pertama saat membuka pintu kamar leon. Kamarnya lembab dan dingin, hawanya sudah membuatnya merinding. Mencoba menyalakan lampu, tapi tidak bisa. Sepertinya sudah lama mati.

Kemudian Mbak Yuri meminta Pak Ahmad untuk mengganti lampu kamarnya. Gagal. Lampu tetap tidak menyala. Mbak Yuri berprasangka baik, mungkin fitting lampunya sudah rusak.

Dalam keadaan masih gelap, Mbak Yuri berjalan ke arah jendela. Lalu membukanya lebar-lebar, agar ada cahaya yang masuk. Dia juga mengambil lampu tidur di kamarku. Supaya saat malam masih ada pencahayaan.

Mbak Yuri mulai membersihkan tempat tidur yang sudah berdebu cukup tebal. Setelah itu mengepel

lantai kamar. Kamar sudah terlihat lebih bersih dan seprai pun sudah diganti. Dia pun berjalan ke arah kamar mandi.

Hawa dingin kembali menyerang tubuhnya. Kali ini terasa menempel sampai ke kulit. Bulu kuduk pun mulai meremang.

Tek!

Mbak Yuri menyalakan lampu kamar mandi. Kali ini lampunya menyala. Dengan agak menjaga jarak, perlahan dia membuka pintu kamar mandi. Terlihat lantai kamar mandi yang kering.

Wus!

Tiba-tiba ada angin dingin yang menerpa wajahnya. Baunya harum bercampur busuk, seperti bangkai. Dengan langkah terburu-buru, Mbak Yuri ke luar kamar, mencoba menenangkan diri. Namun, dia memilih untuk tidak bercerita pada siapapun. Apalagi saat itu sedang dalam suasana berduka.

Mbak Yuri masuk lagi ke dalam kamar. Dia menyadari kalau kamar leon sudah lama tidak ditempati. Mungkin ada makhluk lain yang selama ini menempatinya. Selama tidak mengganggu terlalu parah, dia tetap memilih untuk tidur di sana.

Sayangnya, itu masih sebuah permulaan. Gangguan demi gangguan dia alami selama beberapa hari tidur di kamar itu. Sampai dia pun menyerah dan memilih pulang ke rumahnya.

*

Malam harinya, suasana kamar terasa sangat dingin. Padahal Mbak Yuri tidak menyalakan pendingin ruangan. Dia pun menarik selimut, untuk menutupi seluruh tubuhnya. Hingga akhirnya bida tertidur.

Baru beberapa jam tertidur, Mbak Yuri terbangun karena kedingingan. Dia meraba-raba area tempat tidur, mencari keberadaan selimutnya tadi. Sepertinya selimutnya sudah menghilang.

Tek!

Mbak Yuri menyalakan lampu tidur di atas nakas. Matanya menyusuri setiap sudut kamar, mencari keberadaan selimut. Dia mengerutkan dahi, ketika melihat selimutnya sudah tergeletak di lantai. Posisinya agak jauh dari tempat tidur. Di tengah-tengah, antara tempat tidur dengan kamar mandi.

Mbak Yuri bangkit dari tempat tidur dan mengambil selimut itu. Kemudian melanjutkan tidurnya.

Hawa dingin itu memaksa Mbak Yuri untuk bangun kembali. Kini, dia ingin buang air kecil. Tanpa berpikir panjang, dia bergegas pergi ke kamar mandi.

Ngik!

Ngik!

Samar-samar terdengar suara decitan dari luar kamar mandi. Spontan dia mematikan keran air, lalu kembali mendengarkan suara tadi.

Ngik!

Ngik!

Suaranya semakin jelas. Mbak Yuri yakin itu berasal dari tempat tidur. Karena suaranya mirip ketika ada seseorang sedang melompat-lompat di atas tempat tidur.

Segala pikiran negatif mulai menguasinya. Ditambah rasa takut yang mulai tumbuh di dalam hati. Dengan langkah perlahan, Mbak Yuri mendekati pintu kamar mandi.

Kriet!

Mbak Yuri membuka pintu kamar mandi. Lalu, mengintip dari balik pintu. Namun, suara itu menghilang. Matanya menyorot ke arah tempat tidur, dan tidak ada apa-apa di sana.

Sedikit demi sedikit, Mbak Yuri bergerak ke luar kamar mandi. Matanya terus mengawasi sekitar. Merasa sudah aman, dia kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Tak lupa, menutup semua bagian tubuhnya dengan selimut.

Saat terlelap, Mbak Yuri mendapatkan sebuah mimpi yang aneh. Dia melihat ada seorang anak kecil berkulit pucat dan keriput, sedang jongkok dengan kepala menunduk. Posisinya tepat berada di samping nakas.

Malam pun berlalu. Mbak Yuri tidak terlalu memperdulikan kejadian dan mimpinya tadi malam.

Esok malam, Mbak Yuri kembali mendapatkan mimpi yang aneh. Kini anak kecil itu terlihat berdiri di depan pintu kamar mandi. Tubuhnya basah kuyup dan mengenakan celana pendek berwarna biru. Namun, Mbak Yuri tidak bisa melihat wajahnya, karena sosok itu terus menundukan kepalanya.

Mbak Yuri menganggap itu hanya bunga tidur saja. Namun di pagi harinya, dia melihat lantai di depan kamar mandi basah. Padahal semalam dia tidak pergi ke kamar mandi.

*

"Di malam terakhir dia nginep di rumah kamu. Gangguan semakin parah. Sampe-sampe dia dah gak kuat terus pulang ke rumahnya," ucap Om Pras.

Aku tidak merespon ucapannya, masih memikirkan ciri-ciri anak kecil yang diceritakan Om Pras tadi.

"Novita?" panggil Om Pras.

"Ya, Om," balasku.

"Kamu lagi mikirin apa?"

"Hmm ... enggak, Om."

Padahal dari tadi aku sedang mencoba mengingat-ingat sebuah peristiwa masa lalu, yang selalu ingin kulupakan. Peristiwa yang terjadi saat aku kembali ke Indonesia lima tahun lalu. Bertepatan dengan kematian Kevin.

"Celana pendek berwarna biru?" pikirku.

"Jangan-jangan ... itu Kevin?"

1
Siti Yatmi
serem ih...kasian kevin sm leon...dijadiin tumbal..kaya sebentar doang..hidup ga lama mati..amit2
Raffa Rizki
Luar biasa
Siti Yatmi
serem ihh..kasian si mbok...
Siti Yatmi
kasian bunda juga jd korban....
Aditya Pratama
Bagus ceritanya
kagome
aq juga bisa klo cuma nasi sama mie apalagi masak aer pinter aq thor🤣
Siti Yatmi
ksian..pdhl dia ibu tiri yg baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!