Mengisahkan Gadis muda yang amat sangat cantik, jatuh cinta kepada anak sahabat sang Papi, namun terhalang restu karena Papi menganggap anak laki-laki yang diinginkan sang putri sebagai anak nya juga.
Aileen Nafla Ibrahim putri pertama pasangan Arisa Fariza dan Ibrahim Ferdinand, yang jatuh cinta sejak kecil dengan Lelaki yang juga anak sahabat Papi nya.
" Lala cuma ingin Abang Denis bukan yang lain " Ungkap gadis itu melihat kedua orang tuanya yang menatap anak nya malas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira comel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sekolah
Hari ini Nafla tengah fokus dengan pelajaran nya seperti biasa, Uppsss hanya hari ini. Kalian tau bukan, Jika Lala adalah gadis yang masa bodo, namun sejak dia memutuskan ingin masuk ke Kampus di mana sang pujaan hati nya itu mengajar, Lala menjadi anak rajin walau masih membuat pusing kepala.
" Nafla, Panggil Guru Matematika yang gemas saat melihat Lala tengah tidur, karena pelajaran ini memang sangat di benci Lala.
Bukan benci bagaimana, namun memang Otak Lala kurang berfungsi jika membahas Hitung-hitungan begini.
Namun yang di panggil masih santai dalam mimpinya. Karamel sampai menyikut lengan Lala, Namun gadis itu masih saja tidur.
Pak Ade langsung bangkit dan menuju kursi Lala.
Pria matang itu yang masih betah melajang.
Pak Ade menarik kuping Lala, membuat Gadis itu terbangun.
" Akhhhhhh ampun Papiiiiiii" Teriak nya membuat seisi kelas tertawa.
Bagaimana tidak tertawa, Lala selalu saja membuat perut kram karena ulah nya.
" Bangun AILEEN NAFLA IBRAHIM " kesal Pak Ade melihat Lala.
Kamu pikir ini tempat tidur Hah!! Ini kelas, untuk belajar bukan tidur. Sekarang kamu keluar kelas ini dan hormat bendera!!! Sebelum mata pelajaran saya selesai, Jangan berhenti Hormat bendera!! Ucap Pak Ade.
Karamel menatap kasihan sahabat nya namun Lala malah tersenyum senang. Kalau pelajaran lain, Lala masih berbaik hati menerima untuk belajar, namun untuk pelajaran Matematika, Lala angkat Kaki alias Melambaikan tangan di Kamera jika ada
Seisi kelas tertawa melihat Lala yang tersenyum lebar saat keluar kelas.
Karamel sampai tepok jidat karena ulah Absurd sahabat nya sendiri.
" Kara, Lihat Lala senang amat dah!! Ucap Anita Teman sekelas Lala dan karamel.
Karamel hanya tersenyum masam. Mau bagaimana juga dia sahabat Gue, Lalu Pak Ade melanjutkan pelajaran, sedangkan Lala fokus di lapangan..
" jika kalian pikir murid lain menatap kasihan pada Lala, namun itu tak berlaku untuk seorang Lala. Yang ada sekarang, Lala hormat bendera sambil meminum jus oren dan memakan cemilan, Kalau di tanya Jawaban anak absurd itu" BIAR GA BORING KALAU HORMAT " sejak saat itu, Guru akan membiarkan apa yang ingin di lakukan anak itu, yang penting semua hukuman dia jalankan.
Di kampus, Denis tengah memberikan materi pelajaran.
Pesona seorang Denis Raka Dewandaru Memang tak ada yang bisa meragukan lagi.
Semua Mahasiswi nya bahkan rekan sesama dosen pun, banyak yang menaruh hati pada pria Dua puluh lima tahun itu. Bayangkan saja, Di usianya yang masih sangat muda dia lulusan S2 Luar negeri.
Siapa yang tak ingin menjadi pendamping seorang Denis.
Namun di hati Denis hanya ada satu nama, Namun dia masih menahan diri untuk mengungkapkan semua kepada orang tuanya, Bahkan dia seolah-olah ingin menolak perasaan itu.
" Baiklah jam pelajaran saya abis, silahkan kalian melanjutkan pelajaran dengan dosen lain. Tugas yang saya berikan tolong selesai kan tepat waktu, Lalu Denis keluar kelas
Sesampainya di ruang dosen, Pria tampan itu selalu menjadi pusat perhatian.
" Bu Mitha selalu ingin dekat dengan seorang Denis.
" Selamat siang Pak Denis, sapa Bu Mitha ramah.
Denis hanya tersenyum saja lalu duduk di kursi miliknya.
Denis seorang pria yang cuek dan tidak mau tau urusan orang.
" Pak Denis, jam bapak masih ada atau udah selesai?? Tanya Bu Mitha
Denis melihat jadwalnya dan memang kosong.
" Kosong dua jam, Kenapa Bu"? Tanya Denis sopan.
Bu Mitha tersenyum manis. " Bagaimana jika kita jalan-jalan Pak, makan bersama Mungkin" Ungkap Bu Mitha.
Denis hanya diam saja. " Maaf Bu Mitha, saya udah ada janji dengan tunangan saya, Kalau begitu saya permisi Bu" Denis pergi keluar ruangan dosen.
Bu Mitha menatap kesal dan marah. " Akan aku rebut kamu dari tangan tunangan kamu, pantang bagi ku mengalah, sebelum janur kuning melengkung kamu masih milik bersama" Bu Mitha memakai pepatah lama untuk membenarkan keinginan nya.
semoga g kalah seru sm cerita bapak ibux