NovelToon NovelToon
Hubungan Tak Seiman

Hubungan Tak Seiman

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Slice of Life
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Faustina Maretta

Ketika cinta hadir di antara dua hati yang berbeda keyakinan, ia mengajarkan kita untuk saling memahami, bukan memaksakan. Cinta sejati bukan tentang menyeragamkan, tetapi tentang saling merangkul perbedaan. Jika cinta itu tulus, ia akan menemukan caranya sendiri, meski keyakinan kita tak selalu sejalan. Pada akhirnya, cinta mengajarkan bahwa kasih sayang dan pengertian lebih kuat daripada perbedaan yang ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faustina Maretta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gangguan masa lalu

Freya duduk di tepi ranjangnya, menatap ponsel yang tergeletak diam di sampingnya. Sudah berhari-hari berlalu, namun tidak ada satu pun pesan atau panggilan dari Tama. Kegelisahan mulai merayap di hatinya, membuat pikirannya terus-menerus dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak berjawab.

Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia sedang sibuk? Atau apakah dia sudah mulai menjauh?

Freya menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang terasa sesak. Jari-jarinya berulang kali menggulir layar ponselnya, menelusuri percakapan terakhir mereka. Percakapan yang hangat, penuh canda, dan seolah-olah semuanya berjalan begitu baik. Tetapi tiba-tiba, Tama seperti menghilang. Tidak ada kabar, tidak ada pesan, tidak ada penjelasan.

Apa yang terjadi?

Di dalam hatinya, Freya tahu bahwa ia merindukan Tama lebih dari yang bisa ia akui. Lelaki itu telah berhasil mendapatkan tempat yang begitu istimewa di hatinya. Setiap senyuman, setiap sapaan lembut, dan cara Tama memperlakukannya dengan penuh perhatian selalu membuat Freya merasa dihargai dan diperhatikan. Tetapi sekarang, ketidakpastian mulai merasuki pikirannya.

"Kenapa aku nggak bisa berhenti memikirkannya?" gumam Freya pada dirinya sendiri. Ia meraih ponselnya sekali lagi, membuka jendela percakapan dengan Tama dan menatap lama nama lelaki itu di layar.

"Haruskah aku menghubunginya duluan?" sambungnya. Namun, rasa ragu menghentikannya.

"Bagaimana jika dia sedang ingin sendiri? Bagaimana jika aku terlalu memaksakan diri?" Freya bermonolog dengan dirinya sendiri.

Pikiran-pikiran itu menahan Freya untuk mengirim pesan. Tapi di balik semua keraguan itu, ada dorongan kuat dari hatinya yang tidak bisa ia abaikan, dorongan untuk mendengar suaranya, untuk tahu bahwa semuanya baik-baik saja.

Malam semakin larut, dan Freya tetap terjaga, memandangi jendela kamarnya yang mengarah ke langit malam. Bintang-bintang bersinar redup, seolah mencerminkan perasaannya yang penuh ketidakpastian. Di dalam keheningan, kerinduan terhadap Tama semakin menggumpal di hatinya, membuatnya merasa begitu sendirian.

"Tama ... apa kau juga memikirkanku seperti aku memikirkanmu?" tanya Freya dalam hati, meski ia tahu tidak akan ada jawaban.

Freya akhirnya menutup matanya, berharap besok akan membawa kabar baik. Namun, di sudut hatinya, kerinduan itu terus tumbuh. Dia merindukan Tama. Terlalu dalam untuk disangkal, terlalu nyata untuk diabaikan.

***

Rey telah melalui perjalanan panjang dan melelahkan dalam pencariannya untuk menemukan tempat tinggal Freya yang bari. Setelah minggu-minggu penuh dengan pencarian tanpa henti, dia akhirnya mendapatkan petunjuk yang mengarah ke sebuah apartemen sederhana di pinggiran kota.

Dia berdiri di depan pintu itu dengan tangan gemetar, mencoba menenangkan diri sebelum mengetuk. Ketika Freya membuka pintu, wajahnya langsung berubah menjadi ekspresi ketakutan dan keterkejutan. Matanya yang dulu penuh dengan cinta kini dipenuhi dengan kecemasan.

"R-Rey? B-bagaimana bisa k-kau menemukan tempat tinggalku?" tanya Freya dengan suara bergetar.

Rey melihat betapa ketakutannya Freya dan merasa hatinya teriris. "Freya, aku hanya ingin meminta maaf kepadamu, apa yang sudah aku lakukan tempo hari memang salah. Aku mohon, Freya. Aku sungguh-sungguh ingin meminta ampun kepadamu!"

Freya berusaha menutup pintu, tetapi Rey cepat mengulurkan tangan untuk menahannya. "Aku hanya ingin menjelaskan semuanya. Aku tidak berniat mengganggumu atau membuatmu merasa tidak aman. Aku mohon, Freya!"

Freya menarik napas dalam-dalam dan mengatur kembali emosinya. "Aku butuh waktu sendiri, Rey. Aku tidak tahu apa yang kau harapkan dari ini, tetapi aku merasa tidak nyaman dengan kehadiranmu."

Rey merasakan penolakan itu seperti tamparan, tetapi dia berusaha tetap tenang. "Aku mengerti. Jika ini yang kau butuhkan, aku akan pergi. Namun, aku ingin kau tahu bahwa aku benar-benar menyesal dan siap melakukan apa pun untuk memperbaiki kesalahan-kesalahanku."

Dengan berat hati, Rey mundur dan berbalik untuk pergi. Freya menutup pintu dengan lembut, tetapi tetap berdiri di balik pintu, memikirkan setiap kata yang diucapkan Rey. Dia merasa terombang-ambing antara keinginan untuk melanjutkan hidup dan rasa sakit yang tersisa dari masa lalu.

Sementara Rey berjalan menjauh dari apartemen itu, dia merasa campur aduk antara harapan dan keputusasaan. Meskipun dia belum mendapatkan jawaban yang diinginkannya, dia tahu bahwa keputusannya untuk mencari Freya adalah langkah pertama menuju perbaikan, apa pun hasil akhirnya.

Freya duduk di sofa apartemennya, merasa dikelilingi oleh bayang-bayang ketakutan. Suara pintu yang baru saja dibuka oleh Rey masih terngiang di telinganya, dan rasa takut yang mendalam menyelimuti hatinya. Dia merasa cemas dan tidak tahu harus berbuat apa. Dalam kebingungannya, Freya memutuskan untuk menghubungi Tama.

Dengan tangan yang bergetar, Freya mengetik pesan ke Tama.

Tama, bisakah kamu datang ke apartemenku sekarang? Aku sangat butuh bantuanmu. Ada sesuatu yang buruk terjadi.

Tama, yang segera melihat pesan tersebut, merasa khawatir dan langsung menjawab.

Tentu, aku akan segera ke sana. Tenanglah, Freya.

Beberapa menit kemudian, Tama tiba di apartemen Freya. Freya membuka pintu dengan cepat, dan Tama bisa melihat betapa ketakutannya Freya. Wajahnya pucat, dan matanya tampak lelah dan penuh kecemasan.

"Ada apa, Freya? Apa yang terjadi?" tanya Tama dengan nada penuh kepedulian saat dia melangkah masuk dan memeluk wanita berambut panjang itu.

Freya duduk di sofa, dan Tama bergabung di sampingnya. "Rey … dia datang ke sini. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa menemukan tempat tinggalku, tapi dia ada di depan pintu. Aku sangat takut, Tama."

Tama mencoba menenangkan Freya dengan menepuk bahunya. “Apa yang Rey katakan padamu?”

Freya menghela napas panjang. "Dia hanya ingin berbicara dan meminta maaf. Tapi kehadirannya membuatku sangat cemas. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan dan bagaimana dia bisa menemukan aku."

Tama melihat betapa terguncangnya Freya dan memutuskan untuk memberikan dukungan yang Freya butuhkan. "Kamu tidak sendirian, Freya. Aku di sini untukmu. Jika Rey datang lagi atau jika kamu merasa tidak aman, aku akan memastikan bahwa kamu tidak menghadapi ini sendirian."

Freya merasa sedikit lega dengan kehadiran Tama. "Terima kasih, Tama. Aku tidak tahu harus berbuat apa tanpa bantuanmu."

Malam itu, Tama tetap menemani Freya, berusaha memberikan rasa aman dan ketenangan di tengah ketidakpastian. Mereka berbicara dan berusaha mencari solusi untuk menghadapi situasi yang tidak terduga ini. Meskipun rasa takut Freya belum sepenuhnya hilang, kehadiran Tama memberinya kekuatan untuk menghadapi hari-hari berikutnya dan mencari cara untuk mengatasi masalah yang ada.

"Bagaimana sudah merasa lebih baik?" tanya Tama seraya menatap mata cokelat milik Freya yang indah.

Freya mengangguk pelan dengan kedua tangan yang menggenggam secangkir teh hangat buatan Tama.

Tama tidak memalingkan tatapannya. Dia terus menatap wanita yang ada di depannya. Padahal beberapa hari yang lalu dia memutuskan untuk menjaga jarak dengan Freya. Namun setelah melihat keadaan wanita muda itu menyentuh hati Tama untuk selalu menjaga Freya.

1
Kas Gpl
terlalu sulit untuk tidak perduliin freya
Kas Gpl
beratkan tama,,,,,
Kas Gpl
paling susah kalo sudah menyangkut keyakinan
Kas Gpl
kyknya buat tama cinta pandangan pertama ya
Kas Gpl
wah mantan gelo itu si rey
Kas Gpl
ada apa dengan freya
Kas Gpl
lanjut, penasaran
Kas Gpl
baru mulai baca, liat dr fb semoga ceritanya menarik
IG: faustinretta: thank you kak❤❤
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!