"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34
Rayya saat ini sedang bercerita dengan tiara, mengenai masalah perceraian nya dengan Deril
"akhirnya ada juga jalan keluar dari masalah yang kamu hadapi Rayya, walaupun kamu dengan status baru, tapi tidak apa apa semua pasti ada hikmah nya" ucap Tiara
"iya aku juga bersyukur akhirnya aku bisa menyelesaikan masalah ku dengan baik, untung saja Tuan Bramantyo dan bapak mau mengerti dengan hal ini, mereka tidak mempersulit kami"
"dan untung nya juga mas Deril mau melepaskan aku dengan baik baik, sepertinya dia sudah sadar akan semua kesalahan nya terhadap kedua orang tuanya"
"dan yang lebih penting, sekarang Deril sudah sadar kalau kedua orang tuanya berniat baik kepada kehidupan masa depan nya, dan dia juga sudah tau kalau kekasih nya, berselingkuh di belakangnya selama ini"
"itu sih yang aku rasa yang membuat Deril sadar dan menyesal, dan hubungan dia dengan orang tuanya kembali baik" terang Rayya
"terus bagaimana dengan kekasih nya yang sedang hamil itu?" tanya tiara penasaran
"katanya Tuan Bramantyo akan bertanggung jawab hanya kepada anak nya, kalau ternyata benar yang dikandung Fina adalah anak Deril, dan Deril setuju akan hal itu"
"kalau fina menuntut tanggung jawab dari Deri dan anak itu anak Deril, Tuan Bramantyo akan mengusir Deril dan disuruh hidup mandiri berdua tanpa fasilitas Tuan Bramantyo" jelas Rayya
"tapi kan belum tentu itu anak Deril, wanita itu kan juga punya laki laki lain yang jadi selingkuhan nya, apa Deril masih mau" tukas Tiara
"deril tetap tidak mau menikahi nya, tapi dia akan membiayai sampai anak yang dikandung Fina lahir, lalu akan dia ambil hak asuh anak itu, karena deril tidak mau, nanti anak nya terlantar kalau dirawat oleh Fina" jelas Rayya
"aduh rumit sekali ya, ngeri juga kalau mendengar cerita tentang mereka" ucap Tiara
"ya bagaimana lagi, namanya juga orang cinta, jadi nya ya kayak Deril jadi gelap mata akhir nya repot sendiri" balas Rayya
"terus Deril nya kenapa tidak mau mempertahankan pernikahan kalian?" tanya Tiara
"aku duluan minta cerai, dengan alasan kekasih nya hamil jadi dia tidak bisa mengelak lagi, aku antara bersyukur sama kasian liat Deril"
"tapi dia baik kok, malah bisa ajak aku bercanda, dan bilang kalau aku ada masalah apa apa jangan sungkan sungkan untuk minta bantuan pada nya, udah kayak kakak bicara sama adik perempuan nya"
"aku sangat senang melihat tanggapan Deril begitu, seperti nya dia sudah tercerahkan dengan masalah yang dia hadapi sekarang, mudah mudahan deril bisa berubah lebih baik"
"kasian Tuan Bramantyo dan mama nya Deril, mereka orang baik maka nya aku mau memutuskan untuk menerima perjodohan ini" jelas Rayya
"hhmm sepertinya kita akan makan bakso langganan kita nanti siang" seloroh Tiara
"ayo aja, sudah beberapa hari kita tidak kesana, kangen juga sama bakso pedes nya" balas Rayya
"terus kamu sekarang tinggal dimana Rayya" tanya Tiara lagi
"aku tunggal sama bapak ibu dikediaman aku dan Deril kemaren, Tuan Bramantyo sudah memberikan rumah itu ke aku, katanya kalau aku tinggal di tempat yang lama, nanti bisa jadi bahan omongan tetangga"
"rencana nya kami memang mau pindah dari sana, bukan malu dengan status aku yang bercerai dengan Deril, tapi lebih kepada hidup tenang saja, kalau disana pasti jadi heboh dengan gosip"
"bapak mau telpon orang yang kebetulan beberapa hari yang lalu mau beli rumah kami, eh pagi nya Tuan Bramantyo datang dan menawarkan hal itu, disuruh pindah ke sana saja"
"dan benar saja, tetangga banyak yang bertanya, untung saat pindah Deril ikut bantu, jadi tetangga langsung diam, pasti dipikiran mereka, aku ajak keluarga ku untuk tinggal bersama dengan Deril" terang Rayya
"aku turut senang akhirnya masalah selesai dengan baik" ucap Tiara ditanggapi dengan senyuman diwajah Rayya
Setelah itu mereka pun sibuk mengerjakan pekerjaan yang sudah ada di meja kerja
"Rayya nanti siang mau makan dimana, kakak mau ajak kamu makan bareng" pesan Gavin masuk ke handphone Rayya
"mau makan bakso kak nanti siang sama tiara, kak jangan ajak Rayya makan bareng kalau di kantor, nanti banyak yang curiga" balas Rayya
"oke siap, sekarang kamu keruangan kakak ya" balas Gavin
"alasan nya apa kak, nanti kalau ada yang tanya Rayya jawab apa" balas Rayya
"hhmm nanti kakak telpon manager kamu, suruh kamu antar laporan keuangan ke ruangan kakak" balas Gavin lagi
"jangan kak, nggak enak kak, kemaren saja sudah banyak yang mulai curiga, please jangan ya kak" mohon Rayya
"oke YA, nanti pulang kantor kakak antar pulang, tidak boleh menolak, motor nya nanti ada yang bawa pulang kerumah" tegas Gavin
"siap kak, tapi Rayya ketemu kakak dimana, ribet kak" sahut Rayya
"kalau itu biar kakak yang atur, kamu ikut saja ya, selamat bekerja Yaya" balas Gavin
"iya kak" sahut Rayya dengan pasrah, Rayya tau Gavin dari dulu memang suka memaksa, apalagi kalau sudah ada mau nya
"nah gitu dong YA, jangan membantah dan cari alasan terus, kakak tau kamu pasti mau menghindar kan, tapi kakak nggak hilang akal, tembok sekolah saja kakak panjat untuk bisa ketemu kamu"
"masak yang sudah di depan mata kakak harus mengalah sih YA, kakak nggak mau" jelas Gavin
"ish kakak memang dari dulu sukanya maksa, bikin Rayya pusing tau kak" balas Rayya
"ya sudah, Yaya kerja lagi deh, nanti sore pas jam pulang kantor kakak kirim pesan lagi" ucap Gavin
"iya kak, pusing kalau debat sama kakak, pasti kalah jadi percuma juga, berdebat dengan kakak" balas Rayya
"nah gitu dong nurut jadi kakak kan tidak akan memaksa kamu YA" sahut Gavin
Setelah itu Rayya pun melanjutkan pekerjaan nya, tidak terasa hari sudah sore para karyawan pun sudah bersiap siap untuk pulang, begitu pun dengan Rayya dan Tiara
"rayya mau balik jam berapa, aku mau balik sekarang, mau buru buru tadi ibu telpon, disuruh pulang cepat" ucap Tiara
"duluan saja Tiara, aku paling bentar lagi balik nya, ini mau beres beres meja dulu" balas Rayya sambil membereskan meja kerja nya yang masih berantakan
"ya sudah kalau gitu aku balik duluan ya" tukas Tiara
"hati hati tiara" sahut Rayya setelah itu Tiara langsung berjalan keluar dari ruangan kerja nya
"iya kak, Rayya lagi beres beres meja dulu, kakak jalan dulu saja" balas Rayya pada Gavin yang sudah menunggunya di dalam mobil
"oke, jangan lama YA, tinggalin saja meja nya itu, biar nanti ob yang bersihkan" usul Gavin dia sudah tidak sabaran menunggu Rayya datang
"sabar kak, ini sudah selesai" balas Rayya, setelah itu Rayya pun mengambil tas kerja nya dan berjalan menuju lift lalu masuk kedalam nya menuju parkiran petinggi perusahaan, dimana Gavin sudah menunggu nya
.smg yg trbaik ya rayya