Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14
Setelah pergantian jam pelajaran Klarissa memperhatikan guru menjelaskan sedangkan Bima menatap Klarissa, Klarissa tersadar ditatap Bima "Lo kenapa menatap gue, didepan ada guru lagi ngejelasin!" Bisik Klarissa
"Jangan GR lo... Siapa yang natap lo, gue lihatin keluar kelas!" Elak Bima
"Oh...!" Singkat Klarissa tersenyum
Klarissa memperhatikan guru didepan lagi hingga tak terasa bel berbunyi pertanda istirahat, Klarissa membereskan bukunya lalu langsung keluar kelas "Dilan.... Tunggu!" Klarissa berlari mengejar Willy
"Ada apa Klarissa?" Tanya Willy
"Lo mau ke kantin, bareng yuk gue nggak ada temen!" Ujar Klarissa
Willy mengangguk sesampainya dikantin Klarissa memesan mie ayam bakso sama es jeruk sedangkan Willy hanya membeli roti sama air mineral.
Setelah pesanannya datang Klarissa makan dengan lahap tapi mata Klarissa tak sengaja melihat kearah Willy hanya makan roti dan air mineral "Lo cuma makan itu?" Tanya Klarissa
Willy mengangguk "Makanlah nanti gue tungguin kok sampek makanan lo habis!" Tutur Willy
Klarissa mengangguk makan dengan lahap sementara diam-diam dilan menatap Klarissa "Gue lucu ya... Dari dulu gue suka sama lo tapi gue sadar gue beda sama lo, gue miskin sedangkan lo kaya!" Batin Willy
"will.... Gue pesenin lo mie ayam bakso juga ya, emang lo nggak lapar apa cuma makan roti itu aja?" Tanya Klarissa
"Nggak usah Klarissa.... Gue udah kenyang!" Tutur Willy
Dari depan mata Bima menatap Klarissa dan Willy dengan geram "Berani-beraninya Willy makan dengan Klarissa!" Batin bima
Bima langsung nyamperin Klarissa dan Willy "Lan.... Ikut gue bentar!" Bima menarik Willy
Willy mengikuti langkah Bima hingga ke ujung ruangan disekolah tersebut tepatnya depan gudang "Brengsek!" Ucap Bima langsung menarik kera baju Willy
"Gue salah apa bima!" Ujar Willy
Bima tidak menggubris perkataan Willy dia langsung menonjok muka Willy
Brugh... Brugh... Brugh...
Willy tak bisa menahan hanya pasra tapi Teman-teman Bima datang, mereka tersenyum melihat bima memukul Willy tapi Bima menyudahinya sementara Teman-teman Bima belum puas melihat Bima memukul Willy.
"Kenapa berhenti?" Tanya Marko
"Lanjutin!" Perintah Bima
Marko, satria, Bian, Bayu dan Tian mengambil sepatu Willy, mengguntingnya lalu membuangnya ke tempat sampah. Bima tersenyum melihat Willy meneteskan air mata "Jauhi Klarissa... Gue suka dia!" Terang Bima
Bima pergi bersama teman-temannya, dilan mengambil sepatunya dengan meneteskan air mata. Padahal Willy baru beli sepatunya beberapa bulan yang lalu tapi lagi-lagi Bima dan teman-temannya merusaknya. Sedangkan dari atas, Klarissa melihat jelas perlakuan Bima dan teman-temannya di Rooftop Klarissa tak mendengar apapun perkataan mereka.
"Kenapa lo diam Willy?" Gumam Klarissa
Klarissa melihat jelas dilan selalu menatap sepatunya hingga dilan memakai kembali sepatunya yang sudah robek lalu pergi dari tempat tersebut.
Klarissa menghela nafas lalu duduk menatap kedepan memejamkan matanya sambil menikmati angin yang berhembus, Klarissa mengambil handphonenya lalu memutar musik dengan memakai headset. Bima dan teman-temannya ke kantin mencari Klarissa tapi Bima tidak menemukannya, dia berlari ke kelas lagi-lagi Bima tidak melihat Klarissa "Lo kemana sih... Apa ada cowok lain selain Willy yang lo kenal di sekolah ini, kalau ada gue akan bikin cowok itu menjauh karena sekarang lo milik gue!" Gumam Bima
Evelyn berlari melihat Bima "Bima... Makan yuk!" Ajak evelyn
Evelyn dan Bima berteman sejak kecil, evelyn dari kecil mencintai Bima "Lo... Nyariin siapa?" Tanya evelyn
Bima menggelengkan kepalanya, evelyn menarik tangan Bima "Kenapa lo nggak makan sama temen lo?" Tanya Bima
"Lo kan temen gue, gue pengen makan bareng lo!" Terang evelyn
Bima tersenyum mengacak rambut evelyn yang panjang dan lurus "Jangan dirusakin rambut gue, ntar gue kayak orang utan lagi!" Ujar evely
"Lo tetep cantik kok biarpun kaya orang utan!" Tutur Bima tersenyum melihat evelyn mengerucutkan bibirnya
"Tapi lo nggak suka gue!" Jawab evelyn
Tiba-tiba Bima diam menatap evelyn
"Katanya mau makan, yuk!" Kini giliran Bima menarik tangan evelyn
Evelyn tersenyum sesampainya dikantin mereka duduk saling berhadapan, Bima memesankan makanan untuk evelyn dan dirinya sendiri, evelyn memandang Bima "Kenapa lo lihatin gue gitu?" Tanya Bima
"Gue suka lo dari dulu dari kita kecil tapi kenapa lo nggak suka gue?" Tanya evelyn
Bima tersenyum mengelengkan kepalanya "Gue udah anggap lo adik gue!" Terang Bima
"Kalau gue nggak mau jadi adik lo gimana dong, gue maunya nikah sama lo!" Tutur evelyn
"Gue nggak mau nikah muda, gue masih mau ngejar cita-cita gue!" Terangnya
"Tapi lo mau kan nikahi gue?" Tanya evelyn
Bima tersenyum "Kenapa dari kecil lo suka banget mau menikah dengan gue?" Bima terkekeh
"Menikah dengan lo impian terbesar gue!" Terangnya
Bima diam memandang lekat evelyn "Lo itu cantik... Lo nggak pantes sama gue, gue bodoh lo pintar, gue nakal lo nggak, lo baik gue jahat dan satu lagi lo harus bisa cari cowok yang setara dengan lo!" Tutur Bima
Evelyn tertawa mendengar perkataan bima "Lo bilang lo nggak pantes buat gue, kok gue ngerasa gue yang nggak pantes buat lo ya... Lo lagi suka sama cewek lain?" Tanya evelyn
Deg
Bima diam memandang evelyn lekat "Lo harus temukan cowok yang lebih dari gue, gue adik kelas lo sekarang... Lo nggak malu deket sama gue?" Tanya Bima
Evelyn tersenyum menggelengkan kepalanya "Gue nggak mau cari cowok yang lebih dari lo karena gue tau, gue nggak akan bisa dapetin cowok itu karena cowok kayak lo saja gue nggak bisa dapetin, apalagi yang lebih dari lo... Gue nggak akan mampu!" Terang evelyn
Bima tersenyum "Makanannya datang... Makan yuk katanya lo laper pengen makan sama gue!" Tutur Bima mengalihkan pembicaraannya
Evelyn mengangguk lalu mereka makan bareng, saat bel berbunyi mereka buru-buru menyelesaikan makanannya lalu bergegas masuk kelas. Bima berlari mau masuk kelas ingin segera melihat Klarissa tapi langkah bima berhenti karena Klarissa masih belum masuk kelas "Kemana tuh anak, jangan bilang punya cowok disekolahan ini, gue akan mematahkan kaki cowoknya kalau dia punya cowok lain!" Gumam bima
Beberapa menit kemudian guru datang tapi Klarissa belum datang hingga menit berikutnya Klarissa datang dengan nafas ngos-ngosan karena dari atas kebawah Klarissa berlari "Huuu... Maaf Pak saya telat!" Ujar Klarissa
"Iya tidak apa-apa silahkan duduk!" Tutur pak Tio
"Terimakasih pak!" Tutur Klarissa menganggukkan kepalanya
Pak Tio tersenyum, Klarissa duduk disebelah Bima "Kemana aja lo?" Tanya Bima
"Ssstt... Gue nggak ingin ngomong ntar disuruh keluar lagi sama guru!" Tutur Klarissa dengan nafas yang masih ngos-ngosan
"Ck... Barusan lo ngomong, dari mana lo... Lo abis pacaran ya, siapa cowok lo disekolahan ini?" Tanya Bima
"Ssst...!" Klarissa menempelkan telunjuknya didepan bibirnya bima tersenyum menatap Klarissa, Willy melihat Bima tersenyum menatap Klarissa "Lo pantes banyak disukai cowok-cowok lo spesial, jangankan seiman suka sama lo tak seiman pun tertarik dengan lo!" Batin Bima sambil memandang Klarissa.