Li Shen, murid berusia 17 tahun dari Sekte Naga Langit, hidup dengan dantian yang rusak, membuatnya kesulitan berkultivasi. Meski memiliki tekad yang besar, dia terus menjadi sasaran bully di sekte karena kelemahannya. Suatu hari, , Li Shen malah diusir karena dianggap tidak berguna. Terbuang dan sendirian, dia harus bertahan hidup di dunia yang keras, mencari cara untuk menyembuhkan dantian-nya dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar seorang yang terbuang. Bisakah Li Shen bangkit dari keterpurukan dan menemukan jalan menuju kekuatan yang sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 8
Li Shen tiba di Bukit Kabut Gelap setelah beberapa jam perjalanan. Tempat itu sesuai dengan apa yang dideskripsikan: kabut tebal menyelimuti setiap sudut, membuat penglihatannya terbatas. Udara di sana terasa dingin dan suram, menimbulkan sensasi tidak nyaman.
"Tempat ini benar-benar penuh dengan energi aneh," gumam Li Shen, merasakan hawa gelap yang melingkupi bukit itu.
Ia mulai mencari keberadaan Beast Spirit, namun kabut yang pekat membuat pencariannya lebih sulit dari yang ia bayangkan. Li Shen mengaktifkan indra spiritualnya, mencoba merasakan fluktuasi energi di sekitarnya.
Beberapa saat kemudian, ia menangkap jejak energi gelap yang sangat kuat berasal dari arah timur laut. Ia bergerak dengan hati-hati, langkahnya ringan namun waspada. Tidak butuh waktu lama sebelum ia menemukan sebuah gua besar di kaki bukit.
Gua itu memancarkan energi gelap yang pekat, membuat bulu kuduk Li Shen berdiri. "Jadi, ini tempatnya," katanya sambil menggenggam pedangnya lebih erat.
Ia melangkah masuk ke dalam gua, setiap langkahnya menggema di dinding batu yang dingin. Semakin dalam ia masuk, semakin jelas terasa tekanan energi yang menyesakkan.
Tiba-tiba, dari kegelapan di depan, terdengar suara geraman berat yang membuat udara bergetar.
"GRRRRRRRHHHHHHHH!!!"
Li Shen berhenti, matanya memperhatikan dengan saksama. Dari dalam kegelapan, muncul sosok besar dengan mata merah menyala seperti bara api. Tubuh Beast Spirit itu dipenuhi bulu hitam yang tampak seperti asap gelap, dengan cakar besar yang tajam dan mulut penuh taring.
"Jadi, kau adalah Beast Spirit yang mereka bicarakan," ujar Li Shen dengan tenang, meskipun matanya tetap siaga.
Beast itu tidak menjawab, tetapi membuka mulutnya, mengeluarkan raungan keras yang mengguncang gua.
"ROOOAAARRRR!!!"
Serangan pertama datang tiba-tiba. Beast itu mengangkat cakarnya, menciptakan gelombang energi gelap yang meluncur langsung ke arah Li Shen.
"SWOOSHH!!"
Li Shen melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan lincah. Namun, gelombang energi tersebut menghantam dinding gua di belakangnya, menciptakan ledakan yang menghancurkan batu dan membuat debu beterbangan.
"Energi gelap yang kuat. Ini akan menjadi pertarungan yang sulit," pikir Li Shen.
Li Shen maju menyerang, pedangnya menyala dengan energi spiritual berwarna biru yang berkilauan di bawah cahaya bulan yang menembus gua. Dengan cepat, ia menebas ke arah Beast Spirit itu, memanfaatkan kecepatannya.
"CLANGG!!"
Cakar Beast menangkis pedang Li Shen, memercikkan energi gelap dan membuat percikan cahaya kecil di udara. Serangan demi serangan dilancarkan Li Shen, namun Beast itu terus menangkis dengan kekuatan luar biasa.
Tiba-tiba, Beast Spirit itu membuka mulutnya, memuntahkan bola energi gelap besar ke arah Li Shen.
"WHOOOOSHH!!"
Li Shen melompat ke belakang, menghindari serangan tersebut dengan selisih yang tipis. Bola energi itu meledak di tanah, menciptakan kawah besar dan membuat Li Shen hampir terlempar.
"Kekuatan ini bukan main-main," gumamnya sambil mengatur napas.
Beast Spirit itu kembali menyerang dengan cakarnya, mencoba mencabik Li Shen. Namun, Li Shen berhasil memanfaatkan kelincahannya, menghindar ke samping dan menebas perut Beast itu dengan pedangnya.
"SLASSSHH!!"
Tebasan itu berhasil melukai Beast, tetapi tidak cukup dalam untuk membuatnya melemah. Darah hitam mengalir dari lukanya, namun itu hanya membuat Beast semakin marah.
"GRRAAAHHH!!" Beast itu meraung, tubuhnya dipenuhi kabut gelap yang semakin pekat. Ia menciptakan ledakan energi yang mendorong Li Shen ke belakang.
Li Shen mendarat dengan lincah, tetapi napasnya mulai memburu. Ia tahu pertarungan ini harus diakhiri dengan cepat.
Li Shen memusatkan energi spiritualnya, pedangnya mulai bersinar lebih terang. Dengan mata tajam, ia menunggu celah untuk melancarkan serangan terakhir.
Ketika Beast itu menyerang lagi dengan cakarnya, Li Shen menghindar dan melompat ke udara. Dengan pedang terhunus, ia mengarahkannya ke kepala Beast Spirit.
"HAAA!!"
"BOOOOMM!!"
Serangan itu menghantam tepat di tengkorak Beast Spirit, membuat makhluk itu mengeluarkan raungan panjang sebelum akhirnya tubuhnya jatuh ke tanah dengan suara keras.
"BRUKKK!!"
Li Shen berdiri di atas tubuh Beast yang tak bernyawa, napasnya terengah-engah. Ia menatap pedangnya yang penuh darah gelap sebelum mengayunkannya ke samping untuk membersihkan noda tersebut.
"Kau kuat, tapi tidak cukup untuk mengalahkanku," ucapnya lirih.
Setelah memastikan Beast Spirit itu mati, Li Shen mulai memeriksa tubuhnya, mencari inti energi atau sesuatu yang mungkin ditinggalkan Beast tersebut. Di dalam perut Beast, ia menemukan sesuatu yang menarik perhatian: Pil Hitam yang disebut-sebut menjadi sumber kekuatan makhluk itu.
"Jadi ini penyebabnya. Pil ini terlihat penuh energi, tapi juga berbahaya," pikirnya sambil menyimpan pil tersebut dengan hati-hati.
Li Shen keluar dari gua dengan perasaan lega dan puas. Pertarungan ini adalah ujian lain yang berhasil ia lalui, memperkuat tekadnya untuk terus menjadi lebih kuat.
Li Shen melangkah keluar dari gua, tubuhnya masih terasa lelah setelah pertarungan sengit melawan Beast Spirit. Udara malam di Bukit Kabut Gelap terasa dingin menusuk tulang, tetapi pikirannya tetap waspada. Ia menggenggam kantong kecil yang berisi Pil Hitam, benda misterius yang ia temukan di dalam tubuh Beast.
Namun, langkahnya terhenti ketika ia melihat dua sosok berdiri tak jauh dari pintu gua. Keduanya adalah pria muda, mengenakan jubah gelap dengan lambang naga perak di dada—lambang khas Klan Zhang.
Salah satu dari mereka, pria bertubuh kekar dengan rambut cepak, berbicara dengan nada dingin. "Kau cukup beruntung bisa membunuh Beast itu, tetapi keberuntunganmu berakhir di sini. Berikan Pil Hitam itu kepada kami, dan kami mungkin akan membiarkanmu pergi dengan selamat."
Li Shen mengerutkan kening, matanya tajam menatap mereka. "Klan Zhang? Jadi kalian yang mengincar Pil ini?"
Pria kedua, yang bertubuh lebih ramping tetapi memegang tombak panjang berwarna hitam, tertawa mengejek. "Tentu saja. Pil itu milik kepala klan kami. Kau hanya seorang bocah yang tidak tahu diri jika berpikir bisa membawa benda itu pergi."
Li Shen menghela napas, menggenggam pedangnya dengan erat. "Aku sudah melalui banyak hal untuk mendapatkan ini. Jika kalian ingin Pil Hitam ini, kalian harus mengambilnya dari mayatku."
Kedua pria itu saling berpandangan sebelum tersenyum sinis.
"Kau meminta ini sendiri, bocah."
Pria bertubuh kekar melompat lebih dulu, tombaknya menyala dengan energi spiritual berwarna merah. Ia melancarkan serangan yang cepat, mencoba menusuk Li Shen.
"CLANGG!!"
Li Shen menangkis serangan itu dengan pedangnya, tetapi kekuatan pria itu mendorongnya beberapa langkah ke belakang.
"Hmph, ranah Kondensasi Inti tahap awal. Kau memang berbakat, tapi itu tidak cukup melawan kami berdua." Pria ramping itu ikut maju, tombaknya bergerak seperti ular yang menyerang dengan cepat dari berbagai arah.
Li Shen bergerak lincah, menghindari serangan-serangan itu sambil sesekali membalas dengan tebasan pedangnya.
"SWOOSHH!! SLASSSHH!!"
Namun, kedua lawannya sangat terkoordinasi. Mereka menyerang bergantian, memanfaatkan kecepatan dan jangkauan tombak mereka untuk menekan Li Shen.
Sebuah serangan tombak hampir mengenai bahunya, tetapi Li Shen melompat mundur dengan cepat.
"Kalian cukup terampil, tapi aku tidak akan kalah," gumamnya sambil memusatkan energi spiritualnya ke pedang.
Pedang Li Shen mulai bersinar dengan energi biru yang berdenyut-denyut. Ia melompat maju, menyerang pria ramping dengan tebasan kuat.
"HAAAA!!"
"CLANGG!!" Tombak pria itu menangkis serangan Li Shen, tetapi dampaknya cukup kuat untuk membuat pria tersebut terpental beberapa langkah ke belakang.
Namun, pria bertubuh kekar segera menyerang dari samping, tombaknya bergerak seperti badai yang mematikan. Li Shen memutar tubuhnya, menangkis serangan itu dengan pedangnya sambil melancarkan tendangan ke arah pria tersebut.
Tendangan itu mengenai perut pria kekar, membuatnya terhuyung mundur.
Kedua pria itu mulai memanfaatkan energi spiritual mereka lebih intensif. Tombak mereka kini diselimuti aura merah dan hitam yang mencekam, menciptakan tekanan besar di sekitar mereka.
"Kau tidak akan bisa bertahan lama melawan kami," kata pria ramping sambil menyerang lagi dengan kombinasi serangan tombaknya.
Li Shen mengerutkan kening, tahu bahwa ia tidak bisa terus bertahan seperti ini. Ia memusatkan energi ke inti spiritualnya, meningkatkan kekuatannya ke puncak. Pedangnya kini bersinar lebih terang, aura biru mengelilingi tubuhnya.
"Aku sudah melawan Beast Spirit. Kalian berdua bukan tandinganku."
Li Shen melompat maju, kali ini menyerang dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi. Pedangnya bergerak seperti angin badai, menghantam tombak pria ramping dan membuatnya terpental jauh.
Pria kekar mencoba menyerang dari belakang, tetapi Li Shen berbalik dengan cepat, menebas tombak pria itu hingga patah.
"CRACK!!"
"ARGHH!!" Pria kekar itu mundur, matanya melebar melihat tombaknya hancur.
Li Shen tidak memberikan waktu bagi mereka untuk pulih. Dengan satu serangan cepat, ia menusukkan pedangnya ke dada pria kekar, membuatnya terjatuh dengan darah mengalir deras.
"GAHHH!!"
Pria ramping yang tersisa mencoba melarikan diri, tetapi Li Shen bergerak lebih cepat, menebas punggungnya dengan pedang.
"SLASSSHH!!"
Pria itu jatuh tersungkur ke tanah, tubuhnya tak bergerak lagi.
Li Shen berdiri di antara dua mayat itu, napasnya berat namun matanya tetap tajam. Ia membersihkan pedangnya dari darah, menatap kedua tubuh yang kini tak bernyawa.
"Klan Zhang tidak akan melepaskanmu," gumam pria ramping dengan napas terakhirnya sebelum akhirnya meninggal.
Li Shen terdiam, memandang tubuh pria itu untuk beberapa saat sebelum berbalik dan meninggalkan tempat itu.
"Jika mereka datang, aku akan hancurkan mereka."
Langkahnya mantap meninggalkan Bukit Kabut Gelap, dengan Pil Hitam di tangannya dan tekad yang semakin kuat untuk menghadapi apa pun yang akan datang.
----------------
Keesokan harinya, Li Shen duduk bersila di dalam kamarnya di penginapan, mempersiapkan dirinya untuk menyerap energi dari Pil Hitam yang diperolehnya. Ia menatap pil itu dengan seksama, merasakan aura gelap dan kuat yang terpancar darinya.
"Pil ini pasti dibuat dari energi yang sangat berbahaya, tapi juga sangat kuat. Aku harus berhati-hati," gumamnya, mengambil napas dalam-dalam.
Li Shen memejamkan mata, memusatkan pikirannya ke inti energi di dalam tubuhnya. Dengan hati-hati, ia menelan Pil Hitam itu, membiarkan energinya mengalir ke dalam tubuhnya.
Begitu pil itu larut, sebuah ledakan energi yang dahsyat meledak di dalam tubuhnya. Energi gelap yang mengerikan mengalir deras ke setiap sudut meridian, hampir seperti mencoba menghancurkan tubuhnya dari dalam.
"ARRGGHHH!!" Li Shen berteriak, tubuhnya bergetar hebat. Urat-urat di tangannya mencuat, keringat dingin mengalir deras dari wajahnya.
Energi itu begitu kuat, seperti badai yang mengamuk di dalam tubuhnya. Ia merasa seperti tubuhnya akan meledak kapan saja. Tetapi Li Shen tidak menyerah. Ia menggenggam erat pedangnya yang tergeletak di samping, mencoba menenangkan pikirannya dan mengendalikan energi itu.
"Aku... harus bisa mengendalikannya!"
Li Shen mulai mengarahkan energi itu menuju inti spiritual di dalam tubuhnya. Prosesnya menyakitkan, seperti mencoba menjinakkan api liar yang terus membara. Namun, ia tetap bertahan, menggertakkan giginya sambil memfokuskan seluruh konsentrasinya.
Setelah beberapa waktu yang terasa seperti keabadian, energi yang mengamuk itu mulai tunduk pada kendali Li Shen. Ia merasakannya mengalir lebih stabil, mengisi inti spiritualnya dengan kekuatan yang sangat besar.
Tiba-tiba, cahaya terang muncul dari tubuhnya, menerangi seluruh kamar. Aura biru bercampur dengan semburat gelap melingkari tubuhnya, menandakan peningkatan kekuatannya yang signifikan.
Li Shen membuka matanya, tatapan tajam dan penuh energi baru.
"Akhirnya... aku berhasil."
Ia merasakan inti spiritualnya semakin padat, menunjukkan bahwa ia telah naik satu tahap ke tahap menengah dalam Ranah Kondensasi Inti. Satu langkah lebih dekat menuju puncak ranah ini.
Li Shen bangkit berdiri, tubuhnya terasa jauh lebih kuat dari sebelumnya. Namun, ia juga menyadari bahwa kekuatan besar yang ia peroleh tidak datang tanpa risiko.
"Pil ini... bukan hanya sumber kekuatan, tapi juga sesuatu yang berbahaya. Aku harus lebih hati-hati di masa depan," katanya sambil menggenggam pedangnya.
Tanpa sepengetahuan Li Shen, sebuah rencana besar sedang bergerak di balik bayang-bayang. Klan Zhang, yang merasa dirugikan atas kematian dua anggotanya, kini tengah mengerahkan segala cara untuk menemukan pelakunya.
Di markas Klan Zhang, suasana tegang menyelimuti aula utama. Kepala Klan Zhang, seorang pria bertubuh besar dengan jubah hitam berhias naga perak, duduk di atas singgasananya dengan mata tajam menatap orang-orang di hadapannya.
"Apa maksudmu mereka belum kembali?" suara Kepala Klan menggema di ruangan itu, penuh amarah.
Seorang pria muda dengan wajah penuh ketakutan membungkuk dalam-dalam. "Maafkan kami, Tuan. Kami mengirim dua anggota terbaik, tetapi mereka tidak kembali. Ketika orang-orang kami memeriksa area Bukit Kegelapan, mereka menemukan... mayat mereka."
Mata Kepala Klan menyala penuh kemarahan. "Mayat mereka? Siapa yang berani membunuh anggota Klan Zhang di wilayah kami?!"
Seorang pria paruh baya yang berdiri di sampingnya berkata dengan nada dingin, "Menurut penyelidikan awal, seseorang datang ke Bukit Kegelapan kemarin malam. Kami menemukan jejak energi spiritual yang tidak dikenal. Mungkin dia adalah pelakunya."
Kepala Klan menggertakkan giginya. "Cari orang itu. Siapa pun yang masuk ke Bukit Kegelapan kemarin malam, aku ingin dia dibawa ke hadapanku—hidup atau mati. Tidak ada yang boleh meremehkan Klan Zhang!"
Orang-orang Klan Zhang segera bergerak, menyebar ke seluruh wilayah sekitar Kota Liyang untuk mencari informasi. Mereka mengunjungi kedai, pasar, dan tempat umum lainnya, bertanya kepada siapa pun yang mungkin tahu tentang seseorang yang datang ke Bukit Kegelapan.
Di salah satu kedai teh di kota, seorang pria berambut pendek dengan jubah Klan Zhang berbicara dengan pemilik kedai.
"Kami mencari seseorang. Kemungkinan seorang pria muda yang baru datang ke kota ini. Apakah ada orang seperti itu yang mampir ke kedaimu?" tanyanya dengan nada dingin.
Pemilik kedai mengangguk ragu. "Memang ada seorang pemuda yang mampir kemarin. Dia terlihat seperti seorang kultivator dan tampak membawa pedang."
Pria itu tersenyum tipis, penuh arti. "Terima kasih atas informasinya."
Di sisi lain, Li Shen tidak menyadari bahwa ia kini sedang menjadi buruan Klan Zhang. Setelah selesai berkultivasi, ia melangkah keluar dari penginapan untuk menjelajahi kota lebih jauh, mencari peluang untuk melanjutkan perjalanan dan memperkuat dirinya.
Namun, tanpa ia ketahui, bayang-bayang ancaman semakin mendekat. Orang-orang Klan Zhang mulai mempersempit pencarian mereka, dengan Li Shen sebagai target utama mereka.
Aura ketegangan mulai menyelimuti Kota Liyang, dan tanpa sadar, Li Shen kini berada di tengah pusaran konflik yang lebih besar dari yang ia bayangkan.
gq nyqmbung bahasa bart nya..
pantas ga ada yg baca