Dunia yang kita ketahui sudah berakhir!
Umat manusia terjebak di alam ekstra dimensional bersama musuh-musuh mematikan baik didalam maupun diluar.
Tokoh utama kita, Yao Chen, adalah bagian dari gelombang terakhir, gelombang ke 10 yang di teleportasikan ke dimensi yang luar biasa ini.
Dia tidak mengetahuinya, tapi dirinya yang lain dari kehidupan lain sebelumnya telah mencoba menggapai puncak sebelumnya dan gagal total!
Namun, perjalanan barunya ini, sempat di gagalkan oleh seorang dewa, dan Yao Chen pun telah bersumpah untuk membalaskan dendamnya kepada dewa itu.
Akankah Yao Chen berhasil? atau Yao Chen akan gagal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan menuju gunung pedang
Yao Chen, berdiri tegak di halaman depan kediaman keluarga Yun, cabang desa bunga.
Merasakan udara yang sangat sejuk dan segar di pagi hari.
Sorot sinar mentari menghangatkan seluruh kulit tubuhnya, rambut putihnya itu berangsur angsur tertiup angin.
Semua generasi muda, bahkan para senior dan juga tetua di kediaman keluarga Yun cabang desa bunga, menundukkan kepalanya kepada Yao Chen, ketika mereka berjalan melewati Yao Chen yang tengah menikmati suasana di pagi hari yang sangat cerah ini.
Mereka semua menganggap Yao Chen sebagai tuan muda keluarga Yun cabang desa bunga, itu karena mereka melihat tuan putri mereka yaitu Yun Zhi, yang sangat begitu tertarik kepada Yao Chen, dan juga mereka meyakini, bahwa tuan putri Yun Zhi mempunyai hubungan yang sangat dalam dengan Yao Chen!
Namun, Yao Chen tidak memperdulikan hal itu, ia tidak tertarik untuk menjadi tuan muda, di pikirannya, ia hanya ingin terus bertambah kuat dan menyelamatkan Yun Zhi dari tangan dewa merak.
Seorang laki-laki berambut merah. "Chen Xuan"
Ia berjalan menghampiri Yao Chen.
"Yao Chen, akhirnya kau bersedia untuk keluar dari kamarmu!" ujar Chen Xuan kepada Yao Chen, sembari memberikan satu gelas teh hangat kepada Yao Chen.
Yao Chen pun tersenyum, menerima satu gelas teh hangat dari Chen Xuan.
"terimakasih kak Chen." ucap Yao Chen dengan wajah yang tersenyum manis.
Chen Xuan pun menepuk bahu Yao Chen!
"dasar bocah kecil, kenapa kau menjadi begitu kaku terhadapku, kita ini saudara, santai saja!" ujar Chen Xuan lalu meminum teh hangatnya.
"hehehe, kamu benar kak Chen" ujar Yao Chen.
Mereka pun berdiri sejajar, menatap langit biru di pagi hari dengan awan putih yang sangat cerah.
"apa tujuanmu selanjutnya Yao Chen?" tanya Chen Xuan dengan raut wajahnya yang terlihat sedikit mengkerut, merasa sedih atas apa yang telah terjadi kepada Yao Chen dan juga Yun Zhi!
"aku ingin bertambah kuat!" jawab Yao Chen dengan sangat tegas.
Chen Xuan, menghela nafas panjangnya!
"hmmm.... Tentu semua orang ingin bertambah kuat, namun kembali pada kemampuan diri kita masing-masing, aku harap kamu tidak bertindak gegabah, apalagi jika kamu ingin melawan dewa merak!" ucap Chen Xuan, menggoyangkan gelasnya yang berisikan teh hangat.
"menyelematkan Yun Zhi, itu sudah pasti, namun kak Chen tenang saja, aku tidak akan terburu-buru untuk mengambil sebuah tindakan, aku butuh kekuatan untuk melakukan semua itu, oh ya kak Chen, aku ingin sebuah senjata untuk aku gunakan didalam sebuah pertarungan" ucap Yao Chen.
"senjata, itu bagus, pergilah ke desa besi, dan mintalah tetua Li Fey untuk membuatkan senjata yang cocok denganmu, atau jika kamu mempunyai nyali yang besar, pergilah menuju gunung pedang, harta peninggalan perang di jaman kuno itu masih begitu banyak yang terkubur di gunung pedang!" ucap Chen Xuan.
"gunung pedang?..... Menarik...... baiklah, aku sudah memutuskan tujuanku kali ini, aku akan pergi menuju desa besi untuk meminta senjata yang bagus untuk digunakan, lalu aku akan menjelajahi gunung pedang sembari meningkatkan tingkatan ranahmu!" ujar Yao Chen.
Raut wajahnya begitu bersemangat, matanya berkaca-kaca tidak sabar untuk menjelajahi gunung pedang yang merupakan area terlarang di seluruh pegunungan yang ada di benua timur, terutama kekaisaran bintang biru.
.
.
.
Setelah menetapkan tujuan barunya, Yao Chen pun berkumpul bersama kedua saudaranya, yaitu Xiao Ming dan juga Chen Xuan!
Mereka pun berkumpul di sebuah taman, yang dimana itu adalah tempat Yun Zhi bersama Yao Chen saat itu.
Di lengkapi dengan beberapa guci anggur, mereka bertiga pun bersulang, saling bertukar cawan dan bersumpah satu sama lain, bahwa mereka adalah tiga bersaudara sampai mati.
Xiao Ming menjadi kakak tertua, Chen Xuan menjadi kakak kedua, dan Yao Chen menjadi adik kecil Xiao Ming dan juga Chen Xuan.
Di siang hari dengan terik matahari yang begitu menyengat, mereka tak sedikitpun mengendurkan semangatnya untuk terus menenggak anggur.
Hingga Xiao Ming dan juga Chen Xuan yang telah mencapai batasannya!
Keduanya tertidur dibawah terik matahari, disebuah bangku yang berada di taman kediaman keluarga Yun cabang desa bunga.
Kecuali Yao Chen, yang masih sadarkan diri, Yao Chen mempunyai daya tahan yang sangat kuat dalam hal meminum anggur.
Yao Chen, meninggalkan sebuah surat untuk kedua saudaranya itu, surat itu berisikan sebuah ucapan terimakasih atas semuanya yang telah mereka alami, Yao Chen pun berpamitan melalui sepucuk surat, karena kedua saudaranya yang dalam keadaan mabuk tak sadarkan diri.
Ia pun berjalan dengan sedikit sempoyongan, ia berniat untuk pergi ke kandang kuda, untuk mengambil satu kuda yang akan dijadikannya sebagai kendaraan untuk menuju desa besi.
Hingga, ia pun tiba di kandang kuda di kediaman keluarga Yun cabang desa bunga.
Seharusnya, Chen Xuan lah yang berjaga kali ini di kandang kuda, namun tugasnya itu digantikan oleh seorang anggota keluarga Yun, yang menggantikan tugas Chen Xuan untuk sementara waktu ini.
Chen Xuan pun meminta satu kuda sehat dan juga otot yang kuat untuk berlari dalam jarak tempuh yang sangat jauh.
Lalu, seorang laki-laki anggota keluarga Yun itu, pergi kedalam kandang kuda, mengambil satu kuda berwarna putih.
Tubuhnya cukup berbobot, otot-otot nya terlihat sangat kuat, terdapat buntut kuda panjang berwarna putih, bagaikan kain kasa yang sangat tipis.
Kuda itu pun mengeluarkan suara ringkikan yang terdengar sangat gembira, ketika ia bertemu dengan Yao Chen.
Berdepak-depak, bertengking, mendengus, kuda putih itu sangat riang dihadapan Yao Chen.
Entah apa yang membuat kuda putih itu terlihat sangat senang!
Lalu, Yao Chen pun memegang kepala kuda putih itu dan mengelus-elus nya.
"mulai saat ini, kau adalah temanku!" ucap Yao Chen sembari menempelkan dahinya pada dahi kuda putih itu.
Kuda itu pun mengangkat dua kaki depannya, sembari mengeluarkan suara yang begitu terdengar sangat riang gembira.
Yao Chen pun tertawa!
"hahaha, baiklah, baiklah, aku tahu kau pun sangat bersemangat untuk perjalanan kita kali ini, kalau begitu, ayo kita berangkat!" ucap Yao Chen berbicara kepada kuda putih itu.
Yao Chen pun menaiki kudanya.
"senior, aku pergi!" ucap Yao Chen kepada anggota keluarga Yun yang sedang berhadapan menjaga kandang kuda itu.
"baiklah, ingat, harus selalu berhati-hati, jangan sampai sesuatu yang buruk terjadi kepadamu, jika saja itu terjadi...... Mungkin ketika tuan putri kembali ke kediaman keluarga Yun cabang desa bunga ini, aku takut kami tidak sanggup untuk menahan murka nya, ketika ia mengetahui sesuatu yang buruk terjadi padamu tuan muda Yao Chen!" ujar anggota keluarga Yun itu.
Yao Chen, mendengus!
"cih, apa nya yang tuan muda, aku hanyalah seorang pengembala di keluarga Yun cabang desa hitam ini, tapi senior tenang saja, aku akan baik-baik saja!" ucap Yao Chen sembari tersenyum kepada senior nya itu.
Walaupun jauh di lubuk hati Yao Chen, ia pun sangat berharap bahwa Yun Zhi dapat segera kembali!
.
.
.
Setelah itu, Yao Chen pun pergi, menunggangi kuda putihnya, berjalan dengan santai di jalan pedesaan desa bunga.
Desa yang cukup ramai, itu karena desa bunga berada di wilayah yang berdampingan dengan kota bunga.
Jalan itu sangat ramai, para penduduk desa beraktivitas seperti biasanya.
Mereka melambaikan tangannya ke arah Yao Chen, bahkan beberapa orang menyapa Yao Chen dengan sebutan tuan muda!
Jelas, itu sangat membuat Yao Chen tidak nyaman, biar bagaimanapun, hubungan nya dengan Yun Zhi belum lah sampai ditahap seperti itu!
Raut wajahnya kian memerah tersipu malu, demi menghormati para penduduk desa yang sangat ramah kepada Yao Chen, ia pun tersenyum, melambaikan tangannya kepada para penduduk desa bunga!
Lalu, Yao Chen pun memacu kudanya dengan cepat.
Itu membuat Yao Chen kaget!
"wow, ternyata larimu sangat begitu kencang!" ucap Yao Chen sembari terus memacu kudanya berlari cepat.
Hingga beberapa jam kemudian!
Yao Chen, tiba di kaki gunung nirwana, tempat dimana ia tiba di kaki gunung tidak lama setelah ia memasuki dunia kultivator ini.
Itu juga merupakan tempat dimana Yao Chen bertemu dengan sosok binatang dewa yang saat ini menjadi jiwa bela diri milik Yao Chen!
Yao Chen, sedikit bernostalgia, kembali mengingat masa-masa dimana ia pertama kali datang di dunia ini, dan juga kembali mengingat akan pertemuan Yao Chen dengan Xiao Bai "harimau putih"
.
.
.
Tidak ingin membuang-buang waktu, Yao Chen pun melanjutkan perjalanannya menuju desa besi, sebelum memulai perjalanannya menuju gunung pedang.
.
.
3 jam kemudian!
Yao Chen, kini telah tiba di desa besi.
Sebuah desa yang cukup ramai, namun itu terlihat sedikit kumuh.
Suasana di desa itu dipenuhi dengan para penduduk desa yang sedang mengerjakan karya besi nya, mengolah bijih besi untuk dijadikan sebuah karya yang luar biasa.
Lalu, Yao Chen pun mengingat, akan seorang pandai besi sekaligus kepala desa besi hitam yang sempat disebutkan oleh Yun Zhi pada saat itu.
Yao Chen pun turun dari kudanya, berjalan sembari menuntun kuda putihnya itu.
Yao Chen, bertanya kepada salah satu penduduk desa besi hitam, yang kala itu sedang berjalan memikul sebuah palu besar yang nampak sangat berat.
"permisi paman" ucap Yao Chen kepada laki-laki paruh baya dihadapannya.
"apa...... Jangan menggangguku!" teriak laki-laki itu yang mempunyai tempramen yang sangat pemarah.
"maaf paman, aku tidak bermaksud menganggu anda, aku hanya ingin bertanya, dimana kediaman tetua Li Fey berada!" ujar Yao Chen dengan nada yang sedikit terbata-bata.
"cih, ternyata kau tamu dari pak tua itu, berjalan lah lurus, di pertigaan kau akan melihat sebuah rumah besar tua berwarna hitam, itu adalah rumah pak tua Li Fey!" ujar laki-laki pemarah itu.
Yao Chen pun membungkukkan tubuhnya.
"terimakasih banyak paman!" ucap Yao Chen.
"sudah, sudah, pergi sana, jangan menggangguku!" ucap laki-laki itu mengusir Yao Chen.
Lalu, Yao Chen pun kembali menuntun kudanya menuju persimpangan jalan di sudut desa.
Yao Chen pun telah tiba di persimpangan jalan, lalu, ia pun melihat sebuah rumah besar dengan cat berwarna hitam.
Rumah itu nampak terbuat dari sebuah besi di keseluruhan bangunan nya, bahkan, tidak sedikitpun celah kelemahan terlihat pada bangunan rumah besi itu.
"wow, aku rasa ini adalah rumah terkuat yang pernah aku lihat sepanjang hidupku, luar biasa!" ucap Yao Chen dengan kedua matanya yang berkaca-kaca begitu sangat terpukau!
Berdiri tegak, memandangi rumah besi berwarna hitam itu.
Lalu, sosok laki-laki tua kisaran berusia 60 tahun pun keluar dari balik pintu rumahnya.
Beliau adalah tetua Li Fey, kepala desa besi hitam!
Mendapati seorang pemuda berambut putih bersama kuda putihnya, yang tengah berdiri tegak, memandangi setiap sudut rumahnya, tetua Li Fey pun sangat begitu terheran-heran, sikapnya pun begitu waspada terhadap Yao Chen.
"siapa bocah ini?" gumam tetua Li Fey didalam hatinya!
walaupun ada beberapa kata yang typo, tapi gak apalah, semangat thor/Drool/