NovelToon NovelToon
Amanah Cinta Yang Ternoda

Amanah Cinta Yang Ternoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Selingkuh
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: FR Nursy

Naya seorang istri yang sedang hamil harus menerima takdir ditinggal suaminya karena kecelakaan. Pada saat sedang dalam perjalanan ke kampung halaman, suaminya yang bernama Ammar jatuh dari Bus antar kota yang ugal-ugalan.

Sebelum Ammar tewas, dia sempat ditolong oleh sahabatnya yang kebetulan mobilnya melintas di jalan tol. Tak disangka Ammar menitipkan amanah cinta kepada sahabatnya bernama Dikara yang berprofesi sebagai dokter.

Padahal saat itu Dikara sudah bertunangan dengan seorang wanita yang berprofesi sama dengannya.

Akahkah Dika menjalani amanah yang diberikan sahabatnya? Atau dia akan tetap menikahi tunangannya?

Apakah Naya bersedia menerima Dikara sebagai pengganti Ammar?

Cinta adalah amanah yang diberikan Allah SWT terhadap pasangan. Namun bagaimana jadinya jika amanah itu dinodai oleh pengkhianatan?

Yuk lah kita baca selengkapnya kisah ini!

Happy reading!💕

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FR Nursy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15 Memulangkan Ammar

Rumah Ammar terlihat sepi. Seolah mengetahui si pemilik rumah datang sudah tak bernyawa lagi.

Kaki Dikara mendadak terasa lemas begitu akan memasuki pelataran rumah sederhana yang pernah memberikan kenangan indah bersama sahabat terbaiknya itu.

"Ini rumahnya, dok?" tanya dr. Irwan memastikan.

Dikara mengangguk, "Ya. Ini rumahnya. Dia dulu tinggal bersama Ibu dan adiknya karena ayahnya sudah lama meninggal. Dia menjadi tulang punggung keluarga. Sampai akhirnya menikah dengan Naya," jelas Dikara sambil memindai sekitar rumah Ammar.

Dikara menghela napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk memasuki rumah yang sekarang terasa seperti makam kenangan.

Ia ingat saat-saat indah yang pernah ia jalani bersama Ammar di rumah ini, saat-saat yang penuh dengan tawa dan cerita. Tapi sekarang, semuanya telah berubah. Ammar sudah tidak ada lagi, dan rumah ini hanya tinggal kenangan.

Dikara menggigit bibirnya, mencoba untuk menahan air mata yang mulai menggenang di matanya. Ia tahu bahwa ia harus kuat, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk Naya dan bayinya.

Dengan hati yang berat, Dikara akhirnya mengetuk pintu rumah Ammar, siap untuk menghadapi kenangan-kenangan yang terdapat di dalamnya.

Seorang ibu setengah baya menyambutnya dengan tatapan bingung.

"Ibu, saya Dikara. Saya datang untuk...," Dikara berhenti sejenak, mencoba untuk mengumpulkan kekuatan untuk melanjutkan kalimatnya. Ibu itu memandangnya dengan mata yang penuh dengan tanda tanya.

"Kamu Dikara, sahabatnya Ammar, kan?"

"Ibu masih mengenali saya? Alhamdulillah Ibu masih mengingat wajah saya," Dikara berusaha tersenyum.

"Iya masih lah, Nak. Orang baik sepertimu tidak bisa dilupakan begitu saja. Dengan siapa ke sini?" tanya Ibunya Ammar, kepalanya menyembul ke luar.

"Ambulans? Nak Dika petugas ambulans? Duh Nak Dika. Ibu kok merasa deg-degan gini sih. Jadi ingat waktu ayahnya Ammar meninggal," Ibu menekan dadanya sendiri.

Ibu Ammar masih belum menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Ia masih berpikir bahwa ambulans itu hanya kendaraan dinas yang dibawa Dikara untuk membawanya main ke rumah ini.

"Ammar sudah tidak tinggal di sini lagi, Ka. Sudah lama. Sejak menikah dia membawa istrinya ke Tangerang. Katanya sih pengen mandiri. Kemarin nelepon, mereka mau liburan ke sini, tapi ini ditungguin sejak kemarin malah belum datang. Ditelepon malah ga aktif hapenya," jelas Ibu Ammar yang masih belum menyadari kalau di dalam ambulans tersebut terdapat jasad Ammar yang tertidur tanpa bisa terbangun.

Dikara merasa berat hati untuk memberitahukan tentang kebenaran yang terjadi pada Ammar. Ia tidak tega melihat kebahagiaan Ibu Ammar hancur gegara mendengar berita duka itu nantinya.

"Temannya disuruh masuk, Ka! Sebentar ya, Ibu ke dapur dulu, mau matiin kompor!" Ibu Ammar beranjak dari hadapan Ammar menuju dapur.

Dikara memberi isyarat kepada petugas untuk membawa peti jenazah Ammar ke dalam rumah.

Petugas ambulans itu mengangguk dan mulai membawa peti jenazah Ammar ke dalam dan meletakkannya di sisi sofa dekat pintu depan.

Dikara merasa berat hati saat melihat peti jenazah itu sudah berada di dalam rumah, Ibu Ammar pasti akan sangat terkejut dan sedih saat mengetahui bahwa anaknya telah meninggal.

Saat mereka memasuki rumah, ibu Ammar keluar dari dapur dengan wajah yang masih tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Ibu Ammar memandang ke arah petugas ambulans yang meletakkan peti jenazah, dan wajahnya mulai berubah menjadi pucat. Ia melangkah maju, matanya terfokus pada peti jenazah yang ditutupi dengan kain putih.

"Apa... apa itu?" ibu Ammar bertanya dengan suara yang bergetar.

Dikara berjalan mendekati ibu Ammar, mencoba untuk memberitahukan tentang musibah yang terjadi pada Ammar.

"Ibu maaf... saya... saya datang ke sini untuk...memulangkan Ammar...," ucap Dikara dengan terbata.

ibu Ammar mengangkat tangannya agar Dikara tidak melanjutkan ucapannya. Ia berjalan mendekati peti jenazah, dan petugas ambulans itu membuka tutupnya. Ibu Ammar memandang ke dalam peti, dan wajahnya berubah menjadi sangat sedih.

"Ammar... anakku," Ibu Ammar menangis, dan Dikara merasa hatinya juga terluka.

Dikara merasa sedih mendengar kata-kata ibu Ammar. Ia tahu bahwa ibu Ammar sangat mencintai anaknya, dan kehilangan Ammar pasti sangat menyakitkan bagi ibu itu.

Dikara berusaha untuk menghibur ibu Ammar, tapi ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Ibu, saya... saya sangat menyesal dengan kejadian ini. Ammar adalah sahabat saya, dan saya sangat menyayanginya," Dikara berkata dengan suara yang bergetar.

Ibu Ammar memandangnya dengan mata yang penuh dengan air mata, dan Dikara bisa melihat kesedihan yang mendalam di dalam hatinya.

"Apa yang sudah terjadi pada Ammar, Dika? Kemarin waktu mau ke sini Ammar terdengar ceria. Tidak ada firasat apa pun tentangnya,"

"Kejadian sebenarnya aku tidak tahu pasti Bu. Tapi yang kulihat, Ammar jatuh dari bus yang mereka tumpangi,"

"Apa! Ammar... jatuh dari bus? Tidak... tidak mungkin! Anakku tidak bisa meninggalkan aku seperti ini! Tidak!" Ibu Ammar berteriak, matanya terbelalak dengan rasa shock dan kesedihan yang mendalam.

Hati Dikara merasa teriris melihat ibu Ammar yang terguncang oleh berita duka yang terbilang mendadak. Ia berusaha untuk bisa menghiburnya, tapi ia tidak tahu apa yang harus dikatakan untuk menghilangkan kesedihan yang mendalam itu.

Dikara berjalan mendekati ibu Ammar, mencoba untuk menghiburnya dengan memeluknya.

"Ibu, saya sangat menyesal. Saya tidak bisa menolong Ammar, kalau saja Ammar saat itu tidak menolak dibawa ke rumah sakit, kemungkinan dia bisa tertolong. Tapi ternyata takdir berkehendak lain. Ammar lebih disayang Allah, sehingga ia pergi meninggalkan kita semua..." Dikara berkata dengan suara yang bergetar.

Ibu Ammar terus menangis, tidak bisa berhenti. Dikara merasa bahwa hatinya juga terluka, karena ia merasa bahwa ia telah gagal menolong sahabatnya.

Petugas ambulans itu berdiri di samping, menunggu perintah selanjutnya. Mereka semua terdiam, hanya suara tangisan ibu Ammar yang terdengar.

Beberapa menit kemudian Ibu Ammar menanyakan keberadaan menantunya.

"Naya...Naya...Mana Naya, istrinya Ammar. Dia baik-baik saja bukan?" tanya Ibu Ammar dengan suara parau. Matanya sambil memindai ruangan.

Dikara mengangguk-angguk, "Naya baik-baik saja Bu. Dia sudah melahirkan cucu Ibu. Mereka masih di rumah sakit sekarang,"

"Ya Allaaaah Naya, masih muda sudah menyandang status janda. Ibu tidak bisa membayangkan jika dia dan anaknya hidup tanpa suami. Ibu sudah merasakannya hidup tanpa suami...kasihan cucu Ibu lahir dalam keadaan yatim. Ya Allah beri ketegaran dan keikhlasan pada kami..." Ibu Ammar kembali tersedu.

Hati Adikara merasa teriris. Amanah yang pernah disampaikan Ammar seakan menamparnya lagi agar secepatnya mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya.

"Bu maaf ada sesuatu yang ingin aku sampaikan sebelum Ammar meninggal!" akhirnya kalimat itu mengalir begitu saja dari bibirnya yang kelu.

"Apa, Nak Dika?" tanya Ibu Ammar menatapnya dengan sayu.

Adikara mengambil ponselnya dari saku celananya. Lalu ia menunjukkan video yang berdurasi 10 menit itu kepada Ibu Ammar.

"Apa ini?" tanya Ibu Ammar penasaran.

Dengan tangan bergetar, ia menerima benda pipih itu, dan...

1
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Si ibu keterlaluan ini main menuduh anak selingkuh aja, nanti kalau anakmu selingkuh beneran bagaimana, anakmu itu lagi rapuh baru di tinggal suaminya, seharusnya hiburlah dia jangan main fitnah aja
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
awalnya aja gak setuju giliran dengar penjelasan baru ACC, harusnya dengar dulu penjelasan jangan langsung lari
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semangat Naya, semoga mamanya Naya mau terima amanah dari Ammar ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kalau aku jadi Naya, aku langsung jawab iya, kapan lagi coba ada kesempatan seperti ini/Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oh Naya sebentar lagi dapat suami baru /Chuckle/
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Semoga kalian menjalaninya dgn ikhlas
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Sabar,tenang dulu Bu 😌
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Ais lama kali kasih tau Amanda, seperti sinetron aja deh, yuk cepat kasih tau Amanda /Determined/
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh bahaya Amanda sudah mulai ada rasa curiga, cepat kasih tau biar tidak lama
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh mace nya cerewet bah, semoga mamanya itu terima dengan lapang dada nanti ya🙏
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
semoga Amanda menerima keputusan mu, walau sakit 🥺
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Irwan harusnya kamu bisa mendukung temanmu itu bukan jadi kompor lah
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hmmm gimana ya tanggapan Naya tentang amanah suaminya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
aduh tolong dong ganti kata, yang lebih tepat kayaknya sangat menyayanginya bukan mencintainya 😭
Ñůŕšý: Terima kasih kk😊
total 1 replies
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
dilema ya, amanah atau cinta, sulit sekali ya
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
Naya oon lelet bikin jengkel juga, malas mah kalau lemot gini
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
kayaknya Reno pernah ada hubungan dengan Naya
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
wah anak Naya sudah lahir dengan selamat, selamat Naya🙂
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
wah sebentar lagi dia akan ketemu Naya, istri dari almarhum sahabatnya itu
MEYTI DIANA SARI, S.M •§͜¢•
hanya di novel rumah sakit seperti ini coba di rill beh ribet dan banyak dramanya, malas deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!