NovelToon NovelToon
Dinikahi Pria Beristri

Dinikahi Pria Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Itsaku

"Apa dia putrimu yang akan kau berikan padaku, Gan...?!!" ujar pria itu dengan senyuman yang enggan untuk usai.

Deg...!!

Sontak saja otak Liana berkelana mengartikan maksud dari penuturan pria tua berkelas yang berada di hadapannya tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menikah Lagi

Di dalam kamar Haris dan Vanya...

"Kamu kenapa, sayang? Aku perhatikan sejak keluar dari kamar kakek, wajahmu jadi menyebalkan sekali." tanya Vanya sambil menaruh tasnya di atas meja rias.

"Pasti kakek membahas status kita lagi, ya?" imbuhnya.

"Eemm." Haris hanya berdehem sebagai jawaban atas pertanyaan Vanya.

"Sayang..., bukannya itu sudah sering terjadi. Tidak usah terlalu dipikirkan. Yang penting kita bahagia menjalani semua ini. Dan tidak merugikan orang lain juga..." begitu ujar Vanya.

"Kamu tidak merasa dirugikan dengan pernikahan ini?" Haris menatap tajam sang istri.

"Sayaaaang..." Vanya mendekati Haris, lalu duduk di pangkuan Haris sambil membelai pipi suaminya itu.

"Kamu ini ngomong apa, sih?! Kita sudah setahun lebih lho menjalani semua ini. Dan semuanya baik-baik saja. Begitu pula denganku. Selama aku bisa hidup bersamamu." tutur Vanya dengan suara yang sangat lembut, lalu mencium pipi Haris.

"Iya, aku juga baru sadar kalau pernikahan ini sudah berjalan lebih dari setahun. Kalau saja kakek tidak mengingatkanku tadi. Mungkin aku tidak akan tahu." ujar Haris. "Lalu apa tidak sebaiknya kita segera meresmikan pernikahan ini?" tanya Haris.

"Sayaaaang..., kan aku sudah katakan berulang kali...!" balas Vanya dengan rengekan manjanya.

"Aku akan temui langsung mama dan papa. Aku sendiri yang akan minta izin pada mereka. Jadi kamu tidak perlu takut." ujar Haris meyakinkan Vanya.

"Jangan, sayang...!!" cegah Vanya. "Aku tidak mau papa jatuh sakit karena terkejut mendengar keadaan kita saat ini. Biar bagaimana juga, orang tuaku melarang keras aku berhubungan denganmu." kata Vanya dengan suaranya yang terdengar sangat menyedihkan.

"Bersabarlah, sayang. Aku masih berusaha memberi pengertian pada mereka. Yaa.., please...!!" Vanya menangkup kedua pipi Haris.

Haris mendorong pelan tubuh Vanya, agar istrinya itu turun dari pangkuannya. Lalu Haris berdiri, dan berjalan mendekati jendela. Vanya pun mengekori langkah suaminya.

"Sebenarnya ada hal yang terlupakan, yang belum aku ceritakan padamu." kata Haris.

"Apa itu, sayang...?" Vanya memeluk Haris dari belakang, lalu menyandarkan kepalanya pada punggung lebar Haris.

"Sebelum aku mendapat restu dari keluargaku. Aku terikat sebuah perjanjian." Haris menatap jauh ke depan.

"Jika sampai setahun pernikahan kita belum disahkan. Maka aku harus menikah lagi dengan perempuan pilihan kakek." aku Haris.

Seketika Vanya melepaskan tangannya dari perut Haris.

"Perjanjian macam apa itu?!" protes Vanya. "Gak masuk akal banget. Bagaimana bisa kakek mencampuri urusan rumah tangga kita sampai sedalam ini?! Bahkan dia memintamu untuk mendua. Gila...!!" suara Vanya meninggi, karena dia merasa tak terima dengan sikap kakek Sudibyo.

"Jaga ucapanmu!" tegur Haris dengan suara tenang tapi terkesan sangat menusuk.

"Aku memang mencintaimu, Vanya. Tapi bukan berarti aku membiarkanmu mengatai keluargaku dengan kata-kata yang tak pantas." imbuh Haris sangat serius.

"Maaf, sayang...! Habisnya aku tidak menyangka akan seperti ini. Kamu tahu kan aku sangat mencintaimu. Jelas aku tidak rela kamu mendua..." Vanya kembali memeluk Haris, kali ini dia menyandarkan kepalanya pada dada bidang Haris.

"Jadi bagaimana? Kamu masih melarangku menemui orang tuamu dan mengatakan yang sebenarnya? Karena hanya dengan meresmikan pernikahan kita, aku terbebas dari perjanjian itu." Haris mengusap rambut Vanya.

"Memangnya kamu tidak bisa menolak?" gumam Vanya lirih.

"Aku bisa saja melakukannya. Tapi aku tidak siap kehilangan kamu, Vanya." balas Haris.

"Jadi itu ancaman dari kakek?!" Vanya mendengus kesal sambil melepas pelukannya. "Sepertinya dia ingin sekali memisahkan kita. Bahkan dia sampai membuat perjanjian konyol seperti itu?!" lagi-lagi Vanya mengomel.

"Makanya, sebaiknya kita resmikan pernikahan kita, sayang. Kakek kasih aku waktu seminggu. Mau ya...?! Aku akan bikin pesta mewah sesuai keinginanmu. Heem??!" Haris terus merayu Vanya.

"Dan lagi, agar kita juga tidak digunjing orang ketika pergi berdua saja." bujuk Haris lagi.

"Sejak kapan aku peduli omongan orang!!" balas Vanya dengan ketus. "Sudahlah, aku mau mandi!!" Vanya pun meninggalkan Haris.

"Susah sekali membujukmu. Bahkan perjanjian itu pun tidak bisa mengubah pendirianmu..."

......................

Pagi harinya Vanya tengah sibuk menyiapkan pakaian untuk suaminya yang akan berangkat ke kantor. Sedangkan Haris masih berkutat di kamar mandi dengan ritual paginya. Seperti biasa juga, Vanya tidak akan beranjak sebelum Haris benar-benar rapi dan wangi. Vanya selalu mempersiapkan segalanya dengan sempurna.

"Sayang..., bisa kita bicara sebelum turun?" tanya Vanya setelah dia memasang dasi di leher Haris.

"Tentu saja, katakan. Sini...!" Haris tersenyum sangat manis sambil menepuk kasur.

Vanya pun duduk di samping Haris. Dia menarik nafas panjang sebelum mengungkapkan segala isi hatinya.

"Maafkan aku sudah berkata kurang sopan semalam." tuturnya.

"Sudahlah. Lupakan. Untuk saat ini sebaiknya jangan bahas itu dulu, ya." ujar Haris sambil menggenggam tangan Vanya.

"Tidak, sayang. Aku sudah membuat keputusan." akunya.

Haris melepas tangan Vanya. Hatinya merasa sangat senang, karena dia yakin pada akhirnya Vanya akan menyetujui niatnya untuk meresmikan pernikahan mereka.

"Aku sudah putuskan. Kamu boleh menikah lagi." Vanya tersenyum sangat manis.

Degh...!!

Dada Haris terasa dihantam batu besar, jantungnya bagai ditusuk pisau yang sangat tajam. Hatinya terasa tercabik-cabik hingga tak berbentuk lagi. Hancur sehancur-hancurnya.

Haris menggelengkan kepalanya dengan pelan. Matanya memerah menyiratkan sebuah rasa kecewa yang teramat besar. Tanpa banyak bicara, dia beranjak dari kasur itu.

"Sayang...?!" seru Vanya.

Haris mengabaikannya. Dia mengambil ponsel dan kunci mobilnya, lalu keluar begitu saja tanpa sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Vanya pun mengejar langkah Haris.

Saat hampir mencapai ujung tangga, senyuman sang mama meluluhkan hatinya. Ingin sekali dia memeluk mamanya saat itu juga untuk mencari ketenangan.

"Kalian sudah turun, ayo sarapan dulu. Papa sudah menunggu." ujar bu Ameena.

Haris pun mengangguk, kemudian mengikuti mamanya menuju ruang makan. Begitu pun dengan Vanya.

Saat sarapan bersama, tidak banyak interaksi antara Haris dan Vanya. Tentu saja suasana itu membuat yang lain kurang nyaman.

"Pasti Haris sudah mengatakan semuanya pada Vanya. Vanya pasti merasa syok dengan semua ini." batin bu Ameena.

Setelah selesai makan, semua pergi beraktivitas. Meninggalkan bu Ameena dan Vanya yang hanya diam di rumah.

"Vanya, bisa kita bicara sebentar?" tanya bu Ameena.

"Iya, ma..." jawab vanya.

Vanya mematikan televisi, lalu berjalan mengikuti ibu mertuanya.

"Apakah Haris sudah mengatakan semuanya?" tanya mamanya.

Vanya pun tahu mertuanya ini sedang membahas soal pernikahan kedua suaminya

"Iya, ma." jawab Vanya sambil tersenyum.

"Semua ini bukan kemauan Haris, nak. Tolong jangan membenci Haris, ya." ujar bu Ameena.

"Maa, aku sama sekali tidak membenci mas Haris. Bahkan aku sudah menyetujui perjanjian itu. Aku rela dimadu maa. Bukankah itu pahala yang akan menjadi jalan menuju surga." senyum Vanya tak luntur sedikitpun.

"Jadi kamu setuju Haris menikah lagi?" bu Ameena merasa heran.

"Iya, maa. Mama kan tahu, kita tidak bisa meresmikan pernikahan ini karena orang tuaku." Vanya tampak sedih.

"Kenapa kalian tidak mendatangi mereka? Katakan yang sejujurnya. Setahun lebih, nak. Mama yakin mereka pada akhirnya akan memberikan restu pada kalian. Lagi pula Haris tidak terlalu buruk untuk kriteria menantu idaman." tutur bu Ameena.

"Tapi papa berat sekali merestui kita, ma. Dia tidak menyukai mas Haris. Dia justru akan menikahkanku dengan orang jahat di sana. Aku sangat takut, maa...!!" Vanya menitihkan air matanya.

Bu Ameena memeluk sang menantu, dan mengusap punggungnya.

"Sulit sekali mengesahkan pernikahan kalian? Bahkan kalian memilih berbagi ranjang dalam rumah tangga..." begitu pikir bu Ameena.

"Apapun itu semoga menjadi solusi terbaik. Tidak merugikan siapapun." hanya itu yang dapat bu Ameena sampaikan.

Rasa kecewa yang begitu besar akhirnya dirasakan sang ibu. Dia pun menemukan jawaban atas diamnya putra pertamanya selama di meja makan. Bu Ameena tak mampu membayangkan betapa sakitnya hati Haris manakala mendengar keputusan pahit itu. Haris yang mati-matian mencari cara menggagalkan perjanjian itu. Justru menerima fakta yang begitu mencengangkan dari sang istri siri.

"Bagaimana keadaanmu saat ini, nak. Harisku pasti sangat terpukul." batin bu Ameena.

"Bagaimana kalau kita beli saja si Vanya. Berikan uang yang banyak pada papanya. Agar dia melepas Vanya untuk Haris?"

Tiba-tiba saja terbesit ide itu dalam benak bu Ameena. Karena dia merasa ini keadaan darurat. Yang terpenting adalah kebahagiaan Haris. Dia rela melakukan apapun untuk Haris.

"Toh tidak salah. Itu artinya Vanya juga akan terselamatkan dari kejahatan papanya, kan. Bukan maksud memperjualbelikan manusia, ya Allah. Tapi mungkin dengan uang, kami bisa membawa kebaikan dalam rumah tangga anak kami. Mereka saling mencintai. Dan Haris tidak mau menduakan istrinya."

Hati dan pikiran bu Ameena terus berdiskusi dengan dirinya sendiri dalam diam. Mencari berbagai solusi untuk permasalahan putranya.

......................

1
Delita bae
👍👍👌💪🙏
Delita bae
💪💪💪💪👍👍🙏
Delita bae
salam kenal jika berkenan mampir juga👋👍👍🙏
Delita bae: 💪💪💪💪💪👍🙏
Delita bae: 💪💪💪💪💪👍🙏
total 3 replies
Eka Kaban
selamat pagi
Itsaku: pagi juga. terimakasih sudah mampir😊🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!