NovelToon NovelToon
Silhouette

Silhouette

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Aku memacari Echa, hanya karena dia mirip denganmu. Aku gak akan bisa melupakanmu Inayah. Jadi dengarkan aku, pasti... pasti aku akan memutuskan Echa apabila kamu mau kembali padaku!" Terdengar lamat-lamat pertengkaran Catur dengan mantan kekasihnya yang bernama Inayah dihalaman belakang sekolah.


Bagai dihantam ribuan batu, bagai ditusuk ribuan pisau. Sakit, nyeri, ngilu dan segala macam perasaan kecewa melemaskan semua otot tubuhnya. Echa terjatuh, tertunduk dengan berderai air mata.


"Jadi selama hampir setahun ini aku hanya sebagai pelampiasan." monolog gadis itu yang tak lain adalah Echa sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Tersembunyi

Ada yang berbeda di Senin pagi kali ini. Senyuman hangat menyambut saat aku keluar dari pintu rumah. Sesosok pria tinggi besar yang mulai kemarin menyandang status pacar sudah datang menjemput. "Hai, adek ku sayang sudah siap berangkat sekolah?" Suara lembut kak Catur mengisi telingaku.

Aish sayang, sejak kapan jadi sayang-sayangan. Aku tersipu malu dengan pipi merona. "Ayok kak nanti terlambat kalau berlama-lama disini."

"Bu, Echa berangkat dulu ya. Sudah dijemput kak Catur tuh di depan." Pamitku pada Ibu yang sedang mencuci baju.

"Ya, sampaikan salam pada pacar kamu itu. Tangan ibu banyak sabun, jadi gak usah keluar ya." Suara Ibuku menggema dari dalam kamar mandi.

Kak Catur membantu aku naik keatas sepeda motornya. Sedikit susah karena aku pakai rok. "Dek, pegangan aku gak mau pacarku yang cantik ini tiba-tiba jatuh." Ucap lembut kak Catur sambil menggenggam telapak tanganku yang sudah ada diperutnya.

Brum brum brum

Tidak usah menunggu lama, sampailah kami di Sekolah. Karena hari memang masih pagi, belum banyak kendaraan berlalu-lalang di jalanan. Aku ikut turun di parkiran khusus sepeda motor dan berjalan beriringan menuju kedalam kelas masing-masing. Banyak pasang mata yang memandang kearah kami berdua. Berbagai tatapan diberikan kepada kami. Tatapan kagum dari murid setingkat denganku, tatapan heran juga aku dapatkan. Tapi yang membuat aku tidak nyaman, ada segerombol siswi kelas 12 yang memberikan tatapan jijik kearah kami. Khususnya buat aku.

"Udah gak usah dipikirin, yang penting kita bahagia bersama. Ada aku yang bakal lindungi kamu dek." Kak Catur mencoba memberikan aku pengertian supaya aku merasa tenang menjalani hubungan ini.

"Ya sudah sayang, kita pisah disini. Nanti pulang tungguin di depan gerbang sekolah saja. Jangan pulang sendiri!" Lanjutnya.

Aku hanya menganggukkan kepala sambil tersenyum tipis. Kenyataannya aku memang tidak nyaman dengan situasi ini. Pertama kalinya dalam sejarah hidup, aku punya pacar. Cowok famous lagi. Jadi mau tidak mau aku harus siap dengan segala resiko menjadi pasangannya.

"Halo epribadeh, yuhuu Vava yang cantik datang." Suara ramai seorang Vava memenuhi ruang kelas yang tadinya masih sepi. Disusul Ratna dan Nia dibelakangnya.

"Ada yang mau kamu jelaskan Cha" Ratna menodongku dengan pertanyaan.

"Jelaskan apa? Kenapa kalian bertiga melihat ku seolah-olah mau memakan ku. Kalian lapar belum sarapan? Ke Kantin dong, jangan begitu. Merinding tau." Aku sengaja ingin mengalihkan pembicaraan. Aku belum siap buat jujur pada ketiga sahabat ku itu.

"Kamu..." 

Kring kring kring, suara bel masuk pelajaran pertama menyelamatkan ku. "Jangan berharap bisa lari, kamu harus ceritakan semuanya pada kami nanti saat istirahat." Ratna berbisik di telingaku saat seorang guru memasuki ruang kelas kami. Dan pelajaran pertama dimulai.

Dan benar saja, baru selangkah kaki guru yang selesai mengajar tadi berada diambang pintu. Aku sudah dikeroyok. "Ayo cerita, jangan lagi buat alasan untuk menghindar!" Hardik Ratna dengan mata tajamnya.

"Hmm, kita gak ke kantin dulu nih? Emang kalian gak pada lapar?" Beruntun pertanyaan sengaja aku lontarkan agar aku bisa menghindar dari intimidasi mereka bertiga. Tapi lagi-lagi aku kalah, mereka sungguh tidak memberikan aku peluang untuk lari.

"Huff.." sambil menghela nafas panjang. Aku mulai menceritakan dari awal sampai akhirnya aku bisa jadi pacar seorang ketua OSIS populer di Sekolah ini tanpa ada yang aku kurang atau lebihkan.

"Begitu ceritanya, udah yukk kita ke kantin. Aku haus pingin minum yang segar-segar." Langsung saja aku berdiri dan menjauh dari godaan mereka. Tidak tahu apa kalau aku ini sangat malu diledekin begitu.

Di kantin yang sudah mulai surut pengunjungnya karena waktu istirahat sudah berjalan 15 menit yang lalu. Duduk dipojokan sambil menikmati segelas air jeruk lemon hangat. Aku, Ratna, Nia dan Vava melanjutkan obrolan unfaedah kami. Tak lama kemudian terlihat bayangan seorang cowok duduk dihadapan kami.

"Cha, apa benar berita yang sedang tranding di Sekolah?" Bertanya pelan tapi tersirat perasaan yang entah apa. Tapi aku merasa dia sedang tidak baik-baik saja.

"Berita tentang apa sih kak? Coba ngomong yang jelas." Pintaku pada sosok yang bertanya tadi. Sedangkan Ratna, Nia dan Vava hanya saling pandang dalam diam.

"Kamu jadian dengan ketua OSIS itu?, kenapa kamu gak cerita sih. Harus ya aku dengar dari orang lain. Bukannya kamu sudah menganggap aku kakak, atau sekarang sudah tidak?" Ada nada kesal yang nyata dari suara tegasnya.

"Bukan begitu kak, aku memang baru jadian kemarin sore. Jadi aku belum sempat cerita. Sampai kapan pun, kak Ghofar akan tetap jadi kakak nya Echa." Jawabku tak enak hati melihat mata sendu kak Ghofar.

"Ya udah lanjut makannya. Aku ikut duduk disini ya Cha. Oh ya, nanti bulan depan akan ada RAIMUNA tingkat Kabupaten. Kamu ikut ya Cha. Nanti aku daftarin. Ratna juga boleh ikut kalau mau." Sambung kak Ghofar mengalihkan pembahasan tadi yang sempat membuat ketegangan diantara kami.

"Iya, aku dan Ratna ikut." Balasku cepat sambil ku berikan senyuman.

Kring kring kring 

Bel tanda waktu istirahat sudah berakhir. Seluruh murid yang masih berada di kantin buru-buru berlari untuk menuju kedalam kelasnya masing-masing.

Dua jam berlalu dan kini waktunya pulang sekolah. Ada kak Catur sedang bersandar di tembok depan kelasku. Senyumnya yang menenangkan membuat semua yang melihatnya berteriak histeris. Kehebohan semakin menjadi ketika yang mereka lihat kak Catur mendekat kearah ku. Sambil saling menggenggam tangan, kami berjalan menuju ke tempat dimana sepeda motor terparkir.

Mengabaikan ratusan pasang mata seperti tadi pagi. Akhirnya kami keluar dari gerbang sekolah. Dalam perjalanan, kami bersenda gurau sambil membicarakan banyak hal. Sungguh aku bahagia, dan saat ini aku telah merasakan ketulusan dari setiap kalimat yang keluar dari bibir merah muda milik kak Catur karena dia tergolong manusia anti rokok.

"Cha, apapun yang kamu dengar suatu hari nanti. Kamu cukup percaya padaku. Jangan ragukan cintaku apapun yang terjadi." Pinta kak Catur seraya menggamit kedua tanganku erat saat kami sudah sampai di depan rumahku.

Aku mencerna kata demi kata yang dia ucapkan. Sambil menyelami kedua bola matanya. Mencoba memahami apa yang menjadi beban pikirannya saat ini. "Insya Allah." Hanya itu yang bisa aku jawab.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah update. 

Terima kasih buat yang sudah mampir dan membaca cerita receh ku ini. Kalau bisa tidak menumpuk bab.

Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan share, jika kalian merasa cerita ini menarik.

NO PLAGIAT!

By : Erchapram

1
Erchapram
cie cie /Smile/
Erchapram
makasih ya
Mahyum
cie ,,,,kak Catur lagi PDKT ma Echa....
Mahyum
semangat terus kak,,,💪💪💪 ceritanya bagus👍
Erchapram: Terima kasih kak
total 1 replies
Erchapram
Makasih banyak sudah mampir.
Celeste Banegas
Semua karakternya terasa hidup dan bikin saya kesemsem! Sukses kedepannya, author✨
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!