"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Dean dan Layla terlihat marah, keduanya melipat tangan di dada mereka sambil menatap Rena dan Harris yang sedikit salah tingkah, berkeringat dan mata yang berkeliaran ke segala arah,
“Jadi ? ada yang lupa kalian ceritakan pada kami kemarin ?” tanya Dean geram.
“Um...pokoknya acara hari sabtu jadi,” jawab Rena sambil mengacungkan ibu jarinya.
“Ok kalau begitu mari kita bahas acara nya, benar kan Har ?” tanya Layla geram.
“Um...mungkin kak Rena bisa menjelaskan nya,” jawab Harris.
“Hah...kok aku sih Har,” balas Rena.
“Udah kak, jelasin ajalah,” balas Harris.
“Diam kalian, baiklah, aku ganti pertanyaan nya, kenapa kalian bisa tahu papa dan om Franky di sini ? tidak mungkin Hans dan Al yang memberitahu kalian kan ? jawab,” ujar Dean kencang.
“Um....itu,” ujar Rena sambil menunjuk sebuah lukisan di dinding.
Dean berdiri dan berjalan ke arah lukisan di dinding, dia memegang lukisan dari dua sisi dan menurunkannya, ternyata di balik lukisan itu terdapat alat penyadap dan di bingkai lukisan itu tertanam sebuah kamera mini yang bisa melihat seluruh ruangan. “Braak,” Dean membanting lukisannya, kemudian dia berjalan menghampiri Rena dan memegang leher Rena sambil memperlihatkan alat penyadap yang dia cabut dari dinding,
“Bisa jelaskan apa ini ?” tanya Dean marah.
“Kami diminta papa untuk mengawasi kakak dan kak Layla, bener,” ujar Rena.
“Bohong, tidak mungkin papa kesini kalau dia sudah minta bantuan kalian, cepat katakan,” ujar Dean.
“Iya iya, lepasin dulu kak, sakit,” balas Rena.
Dean melepaskan Rena dan kembali duduk di sebelah Layla, Rena memegangi leher belakangnya karena masih sakit,
“Sebelumnya aku dan Harris minta maaf sama kakak dan kak Layla, kita akan ceritakan semuanya, kedatangan papa dan om Franky kesini membuat kacau semua rencana kita,” ujar Rena.
“Tunggu, sebelumnya, aku ingin bertanya,” balas Layla menghentikan ucapan Rena.
“Tanya apa kak ?” tanya Rena.
“Apa kalian berdua lihat apa yang aku dan Dean lakukan beberapa hari ini ?” tanya Layla.
Rena dan Harris saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian dengan perlahan keduanya mengangguk, “praang,” Layla langsung melemparkan gelas ke arah keduanya namun meleset dan gelas pecah karena jatuh ke lantai. Wajah Layla langsung nampak sangat geram,
“Sudah La, kamu jangan seperti itu, mereka jadi tidak bicara,” balas Dean.
“Mereka liat semua De, mereka liat kita berdua, aku ga terima,” balas Layla.
Mendengar percakapan Dean dan Layla kemudian melihat keduanya saling memeluk satu sama lain, tersungging senyum lebar di wajah Rena dan Harris. Diam diam keduanya tos di bawah,
“Kenapa kalian tersenyum, cepat katakan apa yang sebenarnya kalian rencanakan dengan memata matai kami ?” tanya Dean.
“Um....baiklah, kak Dean, kak Layla, apa yang akan aku dan kak Rena ceritakan ini semua demi kebaikan kalian,” jawab Harris.
“Walau waktu itu kakak dan kakak ipar lari dari rumah, kalian tidak lepas sama sekali dari pengawasan kami berdua,” balas Rena.
“Maksudnya ?” tanya Layla.
“Um....aku sudah tahu kalian bekerja di Clover sejak kalian berperan menjadi siluet di film garapan mereka,” jawab Harris.
Dean dan Layla langsung terkesiap, keduanya sama sekali tidak menduga kalau haris menyebutkan tentang film siluet mereka yang merupakan awal dari segalanya. Keduanya saling ber genggaman tangan dengan erat dan berusaha keras menahan emosi mereka.
“Lalu ?” tanya Dean geram.
Harris menceritakan bagaimana dia tahu kalau pemeran wanita di siluet itu adalah Layla dan dia sempat menyelidiki lawan mainnya, ketika tahu kalau lawan mainnya adalah Dean, dia langsung menghubungi Rena dan memberitahu Rena walau saat itu Rena masih belum percaya dan akhirnya Rena menghubungi rumah produksinya, dia bertemu dengan Jeffrey saat itu dan mendesaknya. Sejak itu, Rena dan Harris menjadi akrab dan mengawasi kedua kakak mereka secara diam diam, Jeffrey jugalah yang mengatur agar Dean dan Layla terus berpasangan di setiap syutingnya karena bekerjasama dengan Rena dan Harris,
“Ok jadi kalian sudah tahu tentang aku dan Layla sejak lama,” ujar Dean.
“Benar kak, tapi aku baru pernah melihat video kalian sewaktu aku mendengar nama kalian berdua di acara perjodohan beberapa hari lalu dan itu sebabnya Harris tidak hadir karena dia sudah tahu dan sudah pasti akan bereaksi mendengar kalian menyebut nama kalian, jadi untuk menghindari pertanyaan dari papa dan om Franky, dia memilih tidak hadir,” Rena menjelaskan.
“Kalau begitu kenapa kalian bersandiwara kemarin ?” tanya Layla.
“Ada alasannya,” jawab Harris.
“Katakan,” balas Dean.
“Aku dan Harris memang benar di tugasi papa dan om Franky untuk memantau kalian karena kalian adalah pewaris sesungguhnya dari dua keluarga yang akan menyatu dan mereka khawatir kalian kenapa napa, itulah makanya kita rahasiakan soal kalian dari mereka,” balas Rena.
“Seandainya masa lalu kalian tersebar dan terdengar oleh grup yang tergabung di dua keluarga, pasti kekacauan akan terjadi dan nama kakek ku juga kakek kak Rena akan tercemar, banyak geng, keluarga mafia kecil dan pengusaha yang tergabung di kedua grup itu akan memberontak karena seperti yang kita tahu, pemain film porno, prostitusi, host club, message parlor dan sejenisnya adalah bisnis kasta terendah di dunia kita, jadi jika pewaris keluarga inti bermain film porno, bisa di bayangkan kan marah nya mereka," tambah Harris.
“Haah...aku sendiri tahu apa yang aku lakukan itu salah dan itu aku anggap kesalahan ku di masa lalu, tapi kenapa kalian malah menawarkan kita berdua berperan lagi kemarin ?” tanya Dean.
“Benar, aku dan Dean itu menyesal melakukan kesalahan itu, kalian bukannya membantu kami malah menjerumuskan kami lagi,” tambah Layla.
“Um...sebenarnya kami ingin kak Dean dan kak Layla yang memegang rumah produksi itu,” ujar Harris.
“Betul sebab kalian kan bekas bekerja di sana juga (langsung menutup mulut menggunakan kedua tanganya) ups,” ujar Rena.
“Haduh kak Rena,” balas Harris menggelengkan kepalanya.
“Hah...apa maksud kalian ?” tanya Dean dan Layla bersamaan.
“Aduh...maaf Har, aku keceplosan,” balas Rena.
“Ya sudahlah, kasih tau mereka aja sekalian,” balas Harris.
“Production house Familias itu adalah Clover yang berganti nama,” ujar Rena.
“Apa ?” teriak Dean dan Layla berdiri.
“To..tolong tenang dulu kak Dean, kak Layla,” ujar Harris sambil mengangkat kedua tangannya untuk menenangkan Dean dan Layla.
“Aku teruskan, setelah membersihkan direksinya dengan bekerjasama dengan Jeffrey, akhirnya kami berhasil mengakusisi rumah produksi itu yang kebetulan di miliki oleh keluarga cabang dari kubu kita, kak Dean,” ujar Rena.
“Hmm...jadi Clover masih termasuk bisnis keluarga cabang kita ?” tanya Dean.
“Benar, keluarga cabang di kota itu,” jawab Rena.
“Tunggu....barusan kamu bilang Jeffrey ?” tanya Layla.
“Iya benar kak Layla, Jeffrey selama ini bekerja sama dengan kita karena dia juga adik dari kepala keluarga cabang keluarga besar kak Rena dan kak Dean,” jawab Harris.
“Jeffrey adalah orang dalam yang di tugasi untuk memantau para dewan direksi di sana dan para pemegang saham di sana,” balas Rena.
“Kamu bilang, dia sudah tenggelam kan ?” tanya Dean.
“Um....kemarin kalian bertemu dengan nya kok,” jawab Rena.
“Hah,” ujar Dean dan Layla bersamaan, mereka saling menoleh melihat satu sama lain dan berpikir. Selain Rena dan Harris, ada satu orang lagi yang bertemu dengan mereka dan di perkenalkan kepada mereka.
“Maksud kamu....Alice ?” tanya Layla.
“Benar kak Layla, Jeffrey sekarang menjadi Alice,” jawab Harris.
“Grrr....kalian ini,” ujar Dean geram.
“Sabar dulu kak....sabar,” balas Rena mengangkat tangannya.
“Jadi kalian membereskan para direksi mesum itu ?” tanya Layla.
“Benar, kita juga membereskan tiga anak gadis mereka yang memaksa memisahkan kalian dengan membuat masalah kepada kalian,” jawab Harris.
“Direksi mesum ?” tanya Dean kepada Layla.
“Ah kamu ga tau ceritanya ya, sini aku ceritain tapi ku bisikin aja,” jawab Layla.
“Ga usah di bisikin kak, aku dan kak Rena udah tahu semua,” balas Harris.
“Grrrrr...diam kamu,” balas Layla.
Layla menceritakan alasan kenapa dia keluar dari Clover waktu itu kepada Dean, tentu saja Dean kaget mendengarnya dan Dean juga menceritakan alasan kenapa dia keluar kepada Layla. Kening Dean dan Layla langsung menempel, kedua tangan mereka saling memeluk pinggang satu sama lain,
“Untung kamu tidak apa apa dan tidak di paksa oleh para dewan direksi itu,” ujar Dean.
“Iya, walau kamu sempat bersama tiga orang itu, tapi aku senang kamu tidak lupa padaku dan keluar dari sana karena tau aku sudah tidak di sana,” ujar Layla.
“Maaf waktu itu aku benar benar tidak tahu, aku berpikir kamu benar benar sakit dan memenuhi kuota di kontrak bulanan kita saja,” balas Dean.
“Tidak apa apa, aku juga tidak mengatakan apa apa sama kamu karena aku terburu buru keluar dari sana,” balas Layla.
“Ehem,” Rena dan Harris berpura pura batuk, Dean dan Layla yang berpelukan menoleh melihat kedua adik mereka yang sudah berwajah merah dan langsung melepaskan pelukan mereka.
“Ehem, lalu ?” tanya Dean dan Layla bersamaan.
“Lalu kita berdua merancang supaya kalian berdua tidak mendapat pekerjaan di kota itu dan memaksa kalian kembali kesini, sekian,” jawab Rena dan Harris dengan cepat dan dengan wajah merah menoleh ke arah lain.