Rehan merupakan putra bungsu dari pasangan pengusaha konglomerat perusahaan terkemuka baru saja pindah kekota Batam setelah selama dua tahun tak tinggal bersama orang tuanya karena permasalah dengan sang ayah.
tujuannya pindah adalah untuk mencari pengalaman dan membangun sebuah perusahaan yang akan di gunakan untuk balas dendam dengan sang ayah yang meremehkan nya hingga berujung kabur dari rumah. beruntung ibu nya yang baik memberikan perusahaan yang di ambang kebangkrutan. sebuah jalan telah tercipta. mampu kah Rehan membalaskan dendam kepada sang ayah.? seperti apa perjalanan nya.? simak cerita di bawah ini.!
cerita ini adalah fiksi maaf apabila ada kesamaan nama krakter atau tempat.
semua cerita ini hanya khayalan semata tanpa ada niat menyungung siapapun. maaf sebesar besarnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isam M.badrul hisyam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8 SAMBIL BEKERJA
setelah paman bara mengantarkan Reva keruangan ibu salsa. ia kembali keruangan Rehan untuk membantunya membereskan pekerjaan.
siang itu juga Revalina mulai bekerja, namun ia juga masih melakukan training guna memenuhi kebutuhan dari CEO perusahaannya ini.
Rehan seharian duduk di ruangan nya.
melihat beberapa berkas, yang perlu ia tanda tangani.
"taun muda saat ini. Tim bagian pengujian sedang melakukan pengujian bahan baku yang anda minta. dalam beberapa hari ke depan pengujian akan berlangsung.
kemungkinan dua Minggu ke depan hasilnya akan keluar." ujar paman bara sambil memberikan beberapa berkas kepada Rehan.
Rehan menerima berkas itu lalu membukanya satu persatu.
"bagaimana dengan perusahaan Epson grub.?
tanya Rehan."
"ah soal itu pihak Epson grub siap menyanggupi kekurangan yang ada.
namun perlu waktu sehari untuk mempersiapkan nya." jawab paman bara.
" baiklah lanjutkan saja kerja sama dengan mereka. namun peringatkan mereka untuk hal yang sama jangan terulang kembali pada tiga bulan ke depan."
"baik tuan muda."
jawab paman bara.
Rehan terus membaca berkas yang ada di mejanya, ia bahkan tidak melewatkan hal kecil sedikit pun.
"tuan muda, jam istirahat telah tiba. bagaimana juka anda beristirahat terlebih dahulu. sudah beberapa jam anda duduk seperti itu , mungkin anda bisa pergi makan atau beribadah dahulu.
Rehan menutup berkas, lalu berdiri.
"baiklah tunjukan jalan menuju kantin nya balas Rehan."
"baiklah."
paman bara berjalan di depan, lalu Meraka turun kelantai 1 di mana kantin berada.
ketika Rehan keluar dari lift, para karyawan buru buru membuat barisan dan memberikan hormat padanya. Rehan hanya menganggukkan kepalanya saja. mereka pun pergi ke kantin untuk makan siang.
setelah makan siang Rehan kembali keruangan nya untuk menyelesaikan pekerjaannya. berkas yang bertumpuk-tumpuk di meja harus di selesaikan hari itu juga, karena sejak pertama ia menjabat sebagi CEO, baru hari ini ia masuk. jadi tugasnya manjadi semakin menumpuk.
saat matahari mulai terbenam, Rehan menutup berkas terakhir yang ada di mejanya.
"Alhamdulillah selesai juga."
Rehan bersandar di kursi sembari meregangkan tubuhnya.
"teryata pekerjaan seperti ini menarik juga.
tetapi duduk berlama lama juga membuat ku tak nyaman. sebaik nya aku harus mulai mengatur jadwal yang bagus." gumam Rehan.
Rehan bangkit berdiri sembari menenteng tas hitam kecilnya. ia berjalan keluar ruangan, koridor lantai 16 begitu sepi.
maklum saja di ruangan seperti itu cuma ada ruangan Rehan, ruang tamu dan tempat beristirahat bagi tamu.
Rehan turun dari lantai 1 untuk mencari paman bara.
Ting.!
pintu lift terbuka, Rehan keluar dari lift. ia menoleh ke sekelilingnya terlihat beberapa karyawan mulai berkemas untuk pulang.
tuan muda, ada yang bisa saya bantu.?
suara itu, membuat Rehan menoleh kearah depan. ia melihat seorang satpam tengah berdiri di hadapannya.
paman bara di mana.?
tanya Rehan.
"ah, tuan bara ada di ruangan ibu salsa. beliau sedang melihat sekertaris baru anda yang di beri pelatihan."
jawab satpam tersebut.
"oh. panggil dia kesini.
bilang aku ingin pulang, pinta Rehan."
baik tuan muda, akan saya panggilkan beliau.
silahkan anda duduk di tempat duduk yang ada di sana tuan muda. balas satpam sembari menggerakkan tangannya menunjuk tempat duduk tamu.
Rehan tak menjawab perkataan satpam itu.
ia segera berjalan menuju tempat duduk yang di tunjuk satpam tersebut.
satpam segera pergi keruangan ibu salsa untuk memanggil paman bara.
tak lama paman bara berjalan menuju lobby gedung.
"tuan muda maaf sedikit terlambat. mari saya antar kan anda pulang. saya akan mengambil mobil terlebih dahulu." ujar paman bara.
Rehan menganggukan kepalanya.
paman bara segera pergi duluan keluar gedung untuk mengambil mobil.
Rehan berdiri dari tempat duduk lalu berjalan
menuju pintu lobby. dan berdiri di depan gedung.
tiba tiba, seorang perempuan dengan baju putih dan rok pendek keluar dari gedung.
ia berjalan perlahan. begitu melihat Rehan perempuan itu segera menghampiri nya dan menyapanya.
"selamat sore tuan muda. terimakasih atas kerja kerasnya."
perempuan itu berujar sembari membungkukkan badannya kearah Rehan.
Rehan menoleh, ia menatap perempuan muda itu.
"Reva yah."
"ah iya tuan muda. jawab perempuan muda itu yang tak lain adalah Revalina.
"di mana tempat tinggal mu.?
"Reva terkejut, melihat tuan muda menanyakan tempat tinggal nya."
namun ia segera menjawab.
"saya tinggal di kosan daerah muka kuning."
baru selesai Reva berbicara, sebuah mobil tepat berhenti di depan Rehan dan Reva yang tengah berbincang.
paman bara keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Rehan.
"silahkan masuk tuan muda."
Reva yang melihat paman bara segera menundukkan kepalanya.
Reva ikutlah masuk.
Rehan masuk kedalam mobil. paman bara segera menutup pintunya.
ia melihat kearah Reva yang masih berdiri sambil menundukkan kepalanya.
Revalina sebenarnya dengar apa yang di ucapkan Rehan, namun ia bingung harus bagaimana.
"dik Reva. masuk lah kedalam mobil."
Revalina mengangkat wajahnya dan melihat kearah paman bara dengan wajah kebingungan.
"baik tuan bara."
akhirnya Revalina mengikuti perintah itu, lalu duduk di samping Rehan yang ada di jok belakang.
paman bara segera masuk kedalam mobil, dan mengendarai mobil masuk kejalan raya.
Revalina duduk paling pojok dia benar benar bingung dan takut.karena baru kali ini ia duduk dengan seorang laki laki, apalagi laki lakinya adalah bosnya sendiri.
suasana di dalam mobil begitu sunyi. tidak ada percakapan di dalamnya selama beberapa saat.
paman bara akhirnya berinisiatif memulai percakapan.
tuan muda sore ini ada mall baru buka di Nagoya city ada acara fashion show busana wanita muslim. Alexander grub adalah salah satu sponsor dari acara itu.
barang kali anda tertarik ingin melihat acara itu. saya akan mengantarkan anda kesana. ujar paman bara.
"tidak perlu paman, aku ingin segera beristirahat hari ini."
balas Rehan.
"ah baiklah tuan muda."
Rehan melihat ke jendela luar, jalanan yang padat membuat nya merasa bosan.
"paman antar kan Reva pulang terlebih dahulu."
paman bara melihat kebelakang melewati kaca spion, yang ada di dalam mobil.
sorot matanya melihat kearah Revalina yang tengah duduk diam.
"dik Reva di mana lokasi tempat tinggal mu.?"
ujar paman bara.
ah. saya tinggal di kosan daerah muka kuning
pak, jawab Revalina dengan gugup.
paman bara menganggukan kepalanya.
mobil kemudian melaju dengan secepat yang ia bisa.
tak beberapa lama sampai lah mobil di depan kosan Revalina.
"apakah di sini. tanya paman bara."
ah iya pak, Revalina membuka pintu mobil.
"sebelumnya terimakasih sudah mengantarkan saya pulang. pak, tuan muda." ujar Revalina sembari menganggukkan kepala.
iya sama sama, balas paman bara.
Rehan hanya diam saja, matanya melihat kearah luar jendela mobil.
Revalina kemudian keluar dari mobil. ia pun membungkukkan badannya kearah pintu mobil itu, lalu menutupnya.
begitu pintu mobil tertutup, paman bara membunyikan klakson sekali, lalu mobil berjalan meninggalkan tempat itu.
Revalina bangkit lalu membalikkan badannya.
ia berjalan masuk kedalam kosan nya.
up dable up dong thor
masa masih mikir mau ketemu sama siapa..
tapi klo tulis seorang gadis ,, pas klo di bilang Siswi..
walau gadis n wanita itu sama2 perempuan. tapi konteks nya beda.. itu menurut aye.